Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Pagi ini saat bangun tidur Naya merasakan badannya sakit semua, jika dia tak ingat kalau tante dan sepupunya yang bawel itu mungkin Naya akan tidur lagi. Tapi saat mengingat bagaimana sikap tantenya Naya memutuskan untuk tetap bangun untuk bersih-bersih rumah terlebih dahulu baru dia akan memasak.
Saat dia membersihakan lantai 2 ada keranjang cucian milik Reyna yang ada diluar itu tandanya Naya harus mencuci baju-baju itu. Hari ini bukan hanya keranjang milik Reyna tapi juga keranjang baju milik om dan tantenya. Naya memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan bersih-bersihnya dulu biar nanti baju-baju itu dia bawa sekalian ke bawah.
Dia membawa baju-baju itu ke bawah lalu dia masukkan ke dalam mesin cuci. Selesai dengan pakaian itu dia langsung mempersiapkan bahan makanan yang akan dia masak hari ini. Saat dia memotong jamur perutnya mulas. Dia muntah-muntah tapi yang keluar hanya air saja, sebenarnya dia mau masak yang lain tapi dia ingat jika Reyna ingin makan jamur goreng sehingga dia memutuskan untuk memakai masker.
Selesai masak dan menatanya dimeja makan setelah itu dia menjemur baju, selesai menjemur baju Naya langsung saja mandi selesai mandi dan bersiap dia langsung menuju meja makan untuk sarapan bersam dengan keluarga omnya.
"Nay, mana tugas yang aku kasih kemarin?"kata Reyna sebelum papanya datang dia meminta tugas itu. Dia takut jika papanya tau kalau tugasnya dikerjakan oleh Naya pasti papanya akan marah besar.
"Ini tugas kamu."kata Naya sambil mengambil kertas yang ada didalam tasnya.
"Ini sudah selesai semuakan?"kata Reyna.
"Iya itu sudah selesai semua tapi aku gak tau itu salah apa benar, 'kan jurusan kita berbeda."kata Naya.
"Gak papa yang penting kamu sudah selesaikan tugas ini."kata Reyna yang langsung diam saat mamanya memberikan kode jika papanya sudah turun ke bawah.
"Selamat pagi Nay."kata om Dito.
"Pagi om."kata Naya.
"Kamu sakit kok muka kamu pucet banget Nay?"kata om Dito yang khawatir saat melihat Naya wajahnya pucat.
"Iya lagi masuk angin kayaknya om."kata Naya karena tadi pagi dia muntah-muntah terus.
"Kamu kalau sakit istirahat saja gak usah kuliah sama kerja dulu!"kata om Dito.
"Aku gak papa kok om, hari ini ada quiz sayang kalau gak masuk nanti nilaiku jelek."kata Naya yang khawatir jika nilainya jelek beasiswanya akan dicabut.
"Ya sudah tapi kalau masih gak enak badan kamu pulang saja habis dari kampus gak usah kerja dulu."kata om Dito.
"Siap om, kalau kayak gitu aku berngkat kuliah dulu om, tante."kata Naya pamitan.
"Ya sudah kamu hati-hati."kata om Dito sedangkan tante Sarah hanya diam saja tapi tetap mengurulkan tangannya pada Naya untuk dia salami.
Naya langsung berangkat dengan jalan kaki, saat baru saja berjalan sebentar menuju halte badannya sudah capek. Naya merasa ada yang aneh dengan badannya karena beberapa hari ini badannya cepat sekali kecapekan. Jika mencium bau masakan dari bahan jamur dia pasti akan muntah-muntah padahal selama ini Naya tak pernah alergi dengan makanan itu. Naya memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan diri setelah pulang kuliah nanti.
Untung saja dia tak lama menunggu bus dihalte karena badannya benar-benar lemas sekarang. Untungnya lagi masih ada tempat duduk sehingga dia tak perlu berdiri sampai kampus nanti, Saat sudah sampai kampus dia memutuskan untung langsung ke kelasnya. Dia ingin tidur sebentar didalam kelas sebelum dosennya masuk.
Saat dia baru saja tertidur Dini datang menganggu tidurnya, sebenarnya dia kesal tapi mau bagaimana lagi Dini adalah sahabatnya. Dini yang meihat wajah pucat Naya langsung khawatir takut jika terjadi sesuatu dengan temannya ini.
"Kamu kenapa?"kata Dini khawatir.
"Aku gak papa kok, aku hanya kecapekaan saja."kata Naya.
"Seriusan?"kata Dini.
"Iya istiraht sebentar nanti juga bakal sembuh."kata Naya meyakinkan Dini agar tidak khawatir.
"Serius, kamu gak mau aku antar ke Rumah Sakit sehabis kuliah?"kata Dini.
"Gak usah, nanti kalau aku masih gak enak badan aku akan pergi periksa sendiri."kata Naya.
"Serius, kamu gak mau aku temani?"kata Dini.
"Iya, aku gak papa kok tenang saja."kata Naya.
Mereka berhenti berbicara saat dosen yang akan mengajar mata kuliah mereka masuk ke dalam kelas. Naya hari ini benar-benar tak fokus mengikuti mata kuliah karena kepalanya pusing sekali tapi dia tetap berusha untuk menahan agar rasa sakit itu tak menganggunya. Selesai dari kampus dia langsung pergi ke Rumah Sakit tapi sebelum itu dia minta izin pada manager cafe untuk datang terlambat hari ini.
"Bagaimana dok, saya sakit apa?"kata Naya yang baru saja selesai diperiksa.
"Kapan kamu terakhir datang bulan?"kata dokter membuat Naya terkejut karrena dia sudah telat 3 minggu.
"Saya sudah telat 3 minggu dok."kata Naya sambil tangannya bergetar dia takut jika didalam rahimnya ada mahkluk yang sedang tumbuh. Jika itu terjadi dia bingung apa yang harus dia perbuat, kalau dia mau minta pertanggungjawaban dari orang yang sudah menidurinya malam itu pasti orang itu tak akan percaya jika itu anaknya apalagi dia adalah salah satu orang yang berkuasa.
"Untuk lebih memastikannya kamu bisa periksa dengan ini!"kata dokter sambil menyerahkan testpack ke Naya.
Naya langsung mengambil testpack itu, saat dia menunggu hasil dari testpack itu dia harap-harap cemas dan saat hasilnya keluar dia benar-benar terkejut karena dia hamil. Naya langsung lemas dia benar-benar tak tau apa yang akan dia lakukan dengan janinnya ini. Naya keluar dari toilet lalu memberikan hasil testpack itu.
"Selamat ya, anda akan menjadi seorang ibu. Saya akan meresepkan Vitamin dan penguat kandungan. Ingat untuk 3 bulan kedepan jangan mengerjakan sesuatu yang berat-berat dulu dan sebisa mungkin jangan sampai anda stress."kata dokter.
"Baiklah dok terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu dok."kata Naya.
Naya setelah keluar dari ruang dokter langsung saja menuju apotik untuk mengambil obatnya. Setelah mendapatkan obatnya dia langsung saja pergi dari Rumah Sakit dan langsung menuju cafe karena dia takut jika dimarahi oleh managernya. Dalam perjalanan menuju cafe Naya berpikir untuk berhenti kerja setelah itu dia akan pergi dari rumahnya dan pergi jauh dari kota ini. Tapi sebelum dia memutuskan untuk pergi dia terlebih dahulu mencari tempat tujuan agar nanti dia tidak bingung mau kemana setelah keluar dari rumahny. Untung saja uang tabungannya belum dia gunakan untuk membeli rumah. Jika sudah pasti dia akan bingung mau mencari uang kemana, kalau hanya mengandalkan gaji bulan ini pasti tak akan cukup untuk menyewa rumah.
Sampai dicafe dia langsung saja pergi keruangan ganti untuk ganti baju setelah itu bergabung dengan teman yang lainnya untuk melayani pelanggan yang datang. Saat dia bekerja sejenak dia melupakan jika dia sedang hamil, tapi saat beristirahat dia melamun bagaimana dengan kuliahnya setelah dia pergi dari sini. Dia terlebih dahulu akan bertanya pada dosennya apa dia bisa pindah kuliah dan mentransfer nilai ke kampus yang baru nantinya. Tapi kalau dia pindah kampus pasti dia tak akan mendapatkan beasiswa, Naya harus berusaha lebih keras lagi.
"Kamu kenapa Nay, aku liat daritadi melamun?"kata Luna.
"Eh kamu Lun, aku gak papa kok."kata Naya.
"Nay, aku sahabat kamu. Kamu bisa cerita apa saja sama aku."kata Luna.
"Aku gak papa kok, oh ya Lun kehidupan kamu diSurabaya dulu bagaimana?"kata Naya yang tau jika Luna pindahan dari Surabaya.
"Ya gitu deh disana suasananya sangat tenang gak kayak disini yang kita harus jaga diri. Ada apa kamu kok tanya tentang tempat tinggalku dulu?"kata Dini.
"Gak papa, aku hanya ingin tau saja. Kamu 'kan tau jika aku tak pernah pergi ke mana-mana, aku ingin suatu saat bisa keliling Indonesia tanpa memikirkan kehabisan uang."kata Naya.
"Kamu tu menghayalnya ketinggian."kata Budi yang baru datang.
"Boleh dong bang kita punya mimpi, kalau kita ga punya mimpi nanti kita gak akan semangat kerja dan kuliahnya."kata Naya.
"Benar apa kata Naya bang, kalau kita punya cita-cita pasti kita akan semangat lagi untuk mengapai cita-cita."kata Luna yang membenarkan perkataan Naya.
"Sudah ngayalnya ayo sekarang kita kerja lagi daripada menghayal."kata Budi.
Mereka berdua langsung tersenyum dan mengikuti Budi untuk kembali bekerja. Hari ini adalah hari yang berat untuk Naya karena dia harus memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti tapi dia sudah memutuskan untuk mempertahankan anaknya karena anak itu tak mempunyai kesalahan.