"Aku tidak suka perempuan pembangkang "
"Kalau kau tidak suka perempuan pembangkang seperti ku maka lepaskan aku sialan, aku pun tidak mau ada di sini aku tidak mau bersama kalian apalagi aku tidak mau menjadi istri kedua ataupun pembuat anak untuk kalian berdua, lepaskan aku, aku pun tak sudi tinggal di sini"
"Bermimpilah karena semua itu tidak akan pernah terjadi kau sudah aku beli maka seluruh hidupmu ada di tanganku kau mati ataupun hidup ada di tanganku, jika aku belum mengizinkanmu untuk mati maka kau tidak akan pernah mati"
"Persetanan denganmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Sebuah hasutan
Saat Adi masuk dia melihat orang yang mengkhianatinya ternyata orang itu adalah orang yang lumayan dekat dengannya, Adi langsung melayangkan satu pukulan.
"Berani sekali kau menghianatiku, kau sudah aku beri apapun yang kau mau, tapi kau malah menghianati aku dan membuat kawasan ku di serang seperti ini"
Laki laki itu malah tersenyum dan itu membuat Adi sangat marah, Adi langsung menonjok nya kembali dengan membabi buta, namun Zack menahannya "sudah tuan sudah "
Adi langsung melepaskan pegangan dari Zack dan menatap laki laki itu "Dimas kau sudah aku anggap seperti keluargaku tapi kau menghianatiku siapa yang menyuruhmu untuk menjadi mata-mata di sini dan siapa bosmu"
"Aku tidak akan memberitahumu sampai aku mati aku tidak akan memberitahumu aku benci padamu Adipramana kau terlalu berkuasa dan selalu ingin mengambil hak orang lain kau sudah mempunyai kawasan yang cukup luas, tapi kau juga ingin mengambil kawasan yang lain dasar kau laki laki serakah "
"Zack bawa dia dan tali dia disana"
Zack dengan patuh segera melakukan apa yang tuanya katakan, dia mengingat Dimas disebuah kayu , Dimas berdiri tegak dengan darah yang mengucur dari pelipisnya. Adi segera mengambil pemanahnya.
Lalu dia mengarahkannya pada Dimas, satu padah tepat mengenai dada Dimas " apakah kau masih ingin bungkam katakan sekarang siapa bosmu"
"Aku sudah bilang aku tidak akan mengatakan siapa bosku, aku tidak sudi memberitahunya "
Dengan cepat Adi kembali memanahnya dan sekarang kena kearah bahu kanannya, Adi yang tak mendapatkan jawaban dia kembali membabi buta melayangkan setiap panahnya pada tubuh laki laki itu.
Sampai tak terasa kalau Dimas sudah tiada, Adi yang belum puas langsung mengalihkan pandangannya dan menatap laki laki satunya yang katanya tertangkap saat akan kabur.
"Ampun jangan bunuh saya, saya akan memberitahu mu siapa bos kami "
Adi tak menjawab dia hanya diam saja dan menatap laki laki itu, dia menatap dengan mata yang begitu tajam "yang menyuruhku adalah tuan Sean "
Dor, Adi meniup ujung pistolnya dan menyimpannya kembali dibelakang jaketnya "kau bawa mereka berdua dan berikan mereka pada Sean, berani sekali dia main main denganku, "
"Baik Tuan "
Adi langsung keluar dari ruangan itu, Sean adalah musuh bebuyutannya dia adalah ketua mafia dari kelompok Zetas , mereka dari dulu memang bermusuhan, kelompoknya yang bernama Kartel selalu saja berseteru dengan Zetas memperebutkan kawasan kawasan yang begitu strategis dan bagus untuk digunakan berdagang, tentunya dagangan ilegal.
***
"Gimana Ziva suami lo udah dapat perempuan buat jadi istri keduanya"
"Sudah Zea dia perempuan berumur 17 tahun, dia dijual oleh seseorang kepada suamiku dan dia membelinya awalnya ada dua perempuan di rumahku, tapi entahlah suamiku membunuhnya dan mengirimnya ke rumah Bella perempuan yang sekarang akan suamiku nikahi dia memang cantik tapi masih bocah, dia masih sekolah dan dia berani sekali padaku dia berani membantah kata-kataku , aku kesal padanya bahkan pada suamiku yang garang pun dia berani untuk melawan"
"Apakah tidak salah menjadikan perempuan umur 17 tahun istri kedua, dia terlalu muda kau akan kalah olehnya bisa saja suamimu jatuh cinta pada perempuan bernama Bella itu, menurut kau dia cantik kan apalagi di depan laki-laki lain. Katanya kau akan membujuk suamimu untuk aku menjadi istri keduanya tapi kau sama sekali tidak melakukannya katanya kau tidak ingin suami jatuh cinta pada perempuan lain dan aku wanita yang tepat untuk menjadi istri keduanya tapi sekarang kau kenapa membiarkan suamimu menikah dengan perempuan lain bukan dengan aku"
"Aku yakin tidak mungkin Adipramana akan suka padannya,dia tak sudah dengan perempuan yang selalu membantah dan kasar seperti Bella, setelah melahirkan mungkin kami akan melenyapkan perempuan itu tidak mungkin kami melepaskannya begitu saja karena di luaran sana mereka semua sudah tahu kalau Bella perempuan bocah itu sudah meninggal, sudah tiada kami sudah membuat dia mati di hadapan semua orang, aku juga sudah mencoba untuk membujuk suamiku untuk menikah denganmu tapi dia tidak mau, aku tidak bisa membujuk Adipramana yang ada aku akan mati ditembak olehnya, maka aku turuti saja kalau dia memang ingin menikahi Bella. Ya sudah asalkan jangan pernah ada cinta di antara mereka berdua, aku tidak akan sudi membagi cintaku suamiku dengan perempuan lain. Aku juga terpaksa membiarkan suamiku menikah dengan perempuan lain hanya karena seorang anak, kalau saja aku bisa melahirkan dan bisa hamil aku tidak akan menikahkan suamiku dengan perempuan lain memang ada cara lain dengan meminjam rahim tapi aku mandul dan aku juga tidak mau meminjam rahim seperti itu, aku ingin benar-benar anakku mirip dengan suamiku "
"Ya aku hanya memperingatimu saja tapi sepertinya akan seru bila kau bermain-main dengan laki-laki lain selama suamimu menikahi perempuan itu. Agar adil saja dia bisa memuaskan perempuan lain dan membagi ranjangnya dengan perempuan lain, kau juga bisa melakukan itu kenapa tidak semua bisa dilakukan Ziva jangan menjadi perempuan bodoh dengan membiarkan suamimu bersenang-senang dengan istri keduanya nanti, kau tahu meskipun perempuan itu sulit diatur bisa saja dia akan takluk oleh Adipramana dia begitu tampan dan tidak akan ada yang bisa menolak pesonanya"
"Termasuk kau "potong Ziva dengan kesal
"Tenang Ziva jangan seperti itu. Aku tidak akan pernah mungkin mengejar Adipramana. Aku tidak akan pernah mungkin merebut suamimu tenang saja jangan cemburu padaku. Bagaimana tawaranku itu akan lebih baik dan saling menguntungkan dulu juga kamu sebelum menikah dengan Adipramana kau ganti-ganti laki-laki kan lalu setelah menikah kenapa tidak"
Wajah Ziva langsung gelisah "aku tidak mungkin menghianati Adi yang ada aku bisa mati, kenapa aku berhenti untuk menjelajahi setiap pria karena aku sudah menikah dengan seorang mafia dia punya mata-mata di mana-mana, aku tak bisa mengkhianatinya"
"Kau ini terlalu cupu, kau harusnya berani, kau harus bisa membuat laki laki tunduk, ingat kau adalah perempuan cantik "
"Tetap saja aku tak bisa, aku tak bisa mengkhianatinya "
"Hemm kau ini ya, coba pikirkan lagi, apa saja kenikmatan yang akan kau rasakan, kau pasti akan selalu dipuaskan, suamimu nanti akan disibukan dengan perempuan itu, suami pasti akan selalu tidur dengan perempuan itu, karena apa, karena dia harus cepat cepat hamil "
Ziva diam saja, benar apa kata sahabatnya tapi bagaimana kalau ketahuan "akan aku pikirkan "
"Baguslah fikir kan kenikmatan apa yang akan kau rasakan " sambil meremas salah satu payudara Ziva
"Aku pulang dulu " pamit Ziva sambil bangkit dan meninggalkan Zea.
Setelah kepergian Ziva, Zea tersenyum senang sebenar lagi apa yang dirinya mau akan tercapai.