🏆 Novel Tahun 2022 🏆
Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.
Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.
Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.
Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.
Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...
Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...
Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...
Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunangan Bo Li
Terdengar langkah kaki menuju kearah kamar tidur Bo Li lalu berhenti, suara ketukan sebanyak tiga kali dari arah pintu kamar tidur kemudian suasana kembali sunyi.
Langkah kaki itu lalu terdengar menjauh dari kamar tidur Bo Li tetapi tak lama kemudian langkah kaki itu kembali mendekat kearah pintu kamar Bo Li. Terlihat pintu kamar tidur Bo Li terbuka lebar.
"Bo Li !", suara seorang pria masuk kedalam kamar tidur Bo Li.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar tidur Bo Li, hanya terdengar suara mesin pendingin ruangan serta suara lemari es yang mendengung keras yang ada didalam ruangan kamar tidur Bo Li.
Seorang pria berambut pirang berdiri tegap didalam ruangan kamar tidur Bo Li. Pria berwajah sangat tampan dan tegas itu terlihat sangat serius saat ia melihat kedalam ruangan kamar tidur Bo Li yang kosong. Ia tidak mendapati keberadaan Bo Li didalam kamar tidurnya.
"Kemana perginya perempuan itu ?", kata pria berambut pirang itu serius.
Pria tampan itu lalu mendekat kearah kasur tempat tidur Bo Li yang terlihat sangat berantakan.
"Apakah baru saja ada angin topan dikamar tidur Si Menyebalkan itu ? Bagaimana bisa seorang perempuan dewasa seperti dia meninggalkan kamar tidur acak-acakan seperti ini !?", kata pria berwajah tampan itu seraya meraih selimut tidur Bo Li lalu melipatnya dengan rapi seraya meletakkannya di atas sofa yang ada dikamar.
Pria berambut pirang itu kemudian menata rapi kasur tempat tidur Bo Li yang sangat terlihat berantakan sekali. Ia sangat cekatan dan terampil dalam merapikan kamar. Tidak butuh waktu lama bagi pria berwajah tampan itu untuk membuat tempat tidur Bo Li tertata rapi.
Pria tampan itu tidak lupa untuk membersihkan ruangan kamar Bo Li sehingga kamar tidur perempuan cantik itu terlihat sangat bersih sekali. Ia mematikan mesin pembersih ruangan lalu melepaskan kabel dan menggulung kabel mesin dengan rapi seraya meletakkan mesin pembersih itu disamping meja tempat tidur.
"Kemana perempuan itu, apakah ia sedang mandi ?", kata pria berambut pirang itu lalu berjalan menuju kearah kamar mandi yang ada didalam ruangan kamar tidur.
Tiba-tiba langkah kaki pria berambut pirang itu terhenti, ia melihat kearah bawah lantai kamar. Ia melihat sebuah buku harian tergeletak dibawah lantai.
Pria berambut pirang itu kemudian meraih buku harian tersebut dengan membungkukkan badannya kearah bawah lalu mengambil buku harian tersebut.
"Buku harian ? Milik siapa ini ?", kata pria berambut pirang itu sambil menautkan kedua alisnya.
Dilihatnya sampul buku harian itu lalu membukanya tetapi ia kemudian mengurungkan niatnya untuk membuka buku harian itu. Ia hanya sekilas membaca sampul buku harian itu yang tertulis sebuah kata-kata.
"TERUNTUK BO LI ANAKKU SAYANG !", pria itu membaca judul buku harian itu dengan lugas dan jelas. "TERTANDA IBUMU !"
Pria itu lalu membawa buku harian milik Bo Li dengan mengapitnya disela-sela lengan tangannya kemudia ia melanjutkan langkah kakinya menuju kearah kamar mandi.
Lama pria berambut pirang itu berdiri terdiam didepan pintu kamar mandi tersebut.
"Kenapa tidak ada suara air didalam kamar mandi ? Apakah Si Menyebalkan itu mandi tanpa menggunakan air ?", kata pria berambut pirang itu tidak sabaran. "Tetapi jika aku masuk kedalam kamar mandi, perempuan suci itu pasti akan menjerit-jerit keras dan akan menganggapku pria tidak bermoral ?", sambungnya gelisah.
Pria berambut pirang itu terlihat berjalan mondar-mandir didepan kamar mandi dan sesekali memperhatikan suara didalam kamar mandi tetapi ia tidak mendengar suara apapun didalam sana bahkan suara air yang mengalir didalam kamar mandi tidak terdengar dari dalam kamar mandi.
"Jika aku menerobos masuk kedalam kamar mandi, sudah aku pastikan perempuan itu akan mencabut hak otoritas diriku dari perusahaan dan menendangku jauh-jauh darinya !?", kata pria berambut pirang itu bingung sambil berbicara seorang diri. "Dan mungkin ia akan memutuskan segera tali pertunangan kami malam ini jika aku nekat masuk kedalam kamar mandi kemudian membakar seluruh rumahku !"
Pria berambut pirang itu semakin nampak kebingungan saja karena ia tidak dapat mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikan permasalahan ini yang menurut pria berwajah tegas dan tampan itu adalah masalah yang rumit dan lebih rumit daripada urusan perusahaannya.
"Bo Li, apakah kamu ada didalam sana ? Maaf jika aku mengganggu malammu, aku datang kemari untuk memastikan apakah kamu sudah makan malam ?", ucap pria berambut pirang itu gugup dan tampak jelas keringat menetes dari keningnya.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi ataupun suara air yang mengucur dari dalam kamar mandi. Pria itu hanya berkesimpulan jika Bo Li tidak menjawab perkataannya karena mungkin perempuan cantik itu tidak ingin diganggu.
Lama pria berambut pirang itu menunggu jawaban dari Bo Li yang tidak kunjung terdengar darinya. Ia lalu memutuskan untuk pergi akan tetapi hatinya menjadi gamang dan bimbang serta ia sedikit menaruh rasa curiga yang teramat dalamnya.
Langkah kakinya terhenti cepat lalu tanpa berpikir panjang lagi, ia kemudian berlari mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Alangkah kagetnya saat ia berhasil membuka paksa pintu kamar mandi tersebut, pria berambut pirang itu tidak mendapati perempuan cantik itu didalam kamar mandinya.
***
Pria berambut pirang itu terdiam seraya memandangi kearah dalam kamar mandi. Ia tidak melihat seorangpun didalam sana, kosong.
"Ya Tuhan ! Perempuan itu ternyata tidak ada dikamar tidur ini !?", kata pria berambut pirang itu seraya mengernyitkan keningnya.
Pria tampan itu lalu menolehkan kepalanya kearah sekitar ruangan kamar tidur Bo Li yang telah tertata rapi serta bersih dan wangi karena pria berambut pirang itu telah menyalakan lampu aroma terapi didalam kamar tidur Bo Li.
"Lalu kemana perginya dia ? Aku juga tidak melihatnya turun dari lantai atas karena sedari tadi aku berada dibawah untuk menerima tamu-tamu yang datang diacara pertunangan kami berdua ?", kata pria berambut pirang itu dengan ekspresi wajah serius.
Pria tampan itu hanya dapat berdecak pelan saat ia melihat pintu kamar mandi tersebut rusak akibat ulahnya tadi.
Tiba-tiba raut wajah pria berambut pirang itu berubah sangat tegang sekali dan tidak lama kemudian ia berlari menuju kearah jendela kamar tidur Bo Li.
Saat ia tiba didepan jendela kamar tidur Bo Li, pria berambut pirang itu tidak melihat tanda bahwa perempuan cantik itu melompat kearah bawah kamar tidurnya karena pintu jendela kamar tidur Bo Li masih terkunci sangat rapat sekali.
"Syukurlah ! Aku mengira jika ia akan lompat melarikan diri dari rumah ini dan pergi meninggalkan diriku ternyata ia tidak melakukannya !?", kata pria berambut pirang itu dengan kedua mata sayu sambil memastikan pintu jendela yang terkunci.
Wajah pria berambut pirang itu tampak sedikit lega dan tatapan kedua matanya menjadi melembut teduh.
***
Tanpa berpikir panjang lagi pria itu lalu berjalan melangkah menuju kearah sofa yang ada diruangan kamar tidur Bo Li dan berinisiatif menunggu perempuan cantik itu didalam kamar ini.
Pria berambut pirang itu lalu duduk diatas sofa seraya menyilangkan kedua kakinya keatas meja.
"Aku akan menunggu dia sampai perempuan itu kembali dari luar dan akan menantinya didalam kamarnya", kata pria berambut pirang itu tegas. "Apa ia tidak tahu peraturan didalam rumah Ivander Liam jika dilarang keluar tanpa ijin dariku !?"
Pria berambut pirang itu menghela nafas panjang lalu menyandarkan kepalanya dibahu sofa.
"Sepertinya aku harus sedikit bersikap keras dan tegas lagi kepada orang-orang didalam rumah ini terutama perempuan itu ! Ia harus lebih dibimbing ekstra spesial !", kata pria berambut pirang itu sambil mendengus pelan.
Pria itu memutuskan untuk menunggu Bo Li didalam kamar sambil duduk disofa, ia tidak pernah menyangka jika perempuan cantik itu akan menghilang dari rumahnya tanpa sepengetahuan darinya bahkan perempuan cantik itu tidak ijin kepadanya.
Kedua mata pria berambut pirang itu tampak mengerjap pelan dan kedua alis yang ditautkan menandakan bahwa dirinya merasa lelah malam ini, sesekali ia tampak memijit keningnya dengan tangannya lembut.
"Hmmm..., perempuan itu benar-benar membuatku sangat kelelahan !?", kata pria berambut pirang itu seraya bergumam pelan. "Apakah ia tidak mengerti jika aku ini adalah tunangannya bukan musuhnya atau lawannya yang harus ia hindari ? Hah !? Apakah wajahku ini begitu sangat menyeramkan sekali ?", sambungnya gelisah serta sangat lelah sekali.
Bayangkan saja ia tidak beristirahat selama beberapa hari karena terlalu sibuk mempersiapkan acara pertunangan antara dirinya dengan Bo Li dan ditambah lagi sekarang ini Bo Li yang merupakan tunangannya menghilang dari rumahnya, entah kemana.
Ivander Liam, pria berambut pirang itu benar-benar terlihat sangat kacau sekali hari ini.