NovelToon NovelToon
Suamiku Dokter Sultan

Suamiku Dokter Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Yang sudah baca novelku sebelumnya, ini kelanjutan cerita Brayn dan Alina.

Setelah menikah, Brayn baru mengetahui kalau ternyata Alina menderita sebuah penyakit yang cukup serius dan mengancam jiwa.

Akankah mereka mampu melewati ujian berat itu?

Yuk baca kelanjutan ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Bagi orang tua, anak adalah titipan yang harus dijaga, seperti halnya Pak Vino yang menjaga anak-anaknya.

Penolakan Brayn tentang harta yang ia hibahkan tak membuat niatnya surut.

Tanpa sepengetahuan putra sulungnya itu, nama Brayn Hadiwijaya tetap tertulis dalam akta harta yang ia hibahkan.

"Setidaknya ini akan mengamankan semuanya. Kita tidak tahu akan seperti apa ke depannya. Untuk sekarang anak-anak belum mengerti tentang pembagian harta, tapi kedepannya siapa yang tahu, bukan?" ucap Pak Vino pada Bu Resha, setelah memasukkan sebuah berkas ke dalam laci.

"Benar, Mas. Biarkan Brayn menikmati caranya sendiri. Kita hanya perlu mendukung."

"Benar," Ia mengulas senyum. Mendekat dan merangkul istrinya.

Di antara berkas-berkas itu, ia juga menghibahkan beberapa persen hartanya untuk Bastian, yang dapat ia ambil saat berusia 21 tahun nanti.

"Semoga Zayn, Zahra, maupun Bima tidak akan mempermasalahkan ini. Semoga mereka selalu saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Brayn akan menjadi pilar yang menjaga adik-adiknya."

"Insyaallah, Mas. Brayn adalah pantulan dirimu yang paling sempurna. Dia mewarisi semua yang ada pada dirimu."

"Dia kan anakku, mau mirip siapa kalau bukan aku."

**

**

Keesokan harinya, sekembalinya dari rumah sakit, Brayn menyempatkan diri membawa Alina melihat rumah baru yang akan mereka huni.

Keputusannya untuk segera pindah ke rumah baru mereka mendapat dukungan dari Pak Vino dan Bu Resha.

Alina menatap takjub sebuah rumah yang dipersembahkan sang suami untuknya.

Rumah minimalis yang tidak begitu luas itu tampak menarik dengan desain unik.

Ada kebun kecil di belakang rumah yang sudah ditanami beberapa pohon buah, juga kolam ikan dengan beberapa jenis ikan langka di dalamnya.

"Suka rumahnya?" tanya Brayn, merangkul pinggang istrinya setelah membuka pintu.

"Alhamdulillah, suka, Kak," jawab Alina penuh semangat.

"Mau lihat kamar tidak?"

"Aku mau lihat bagian bawah dulu boleh, kan?" tawar Alina, mengingat ia belum melihat bagian bawah rumah itu.

"Boleh. Tapi bagian bawah biasa saja, sih."

Brayn menunjukkan beberapa bagian rumah, Alina tampak antusias.

Mulai dari dapur, ruang makan sampai ruang keluarga, semua terkesan menarik.

Sepertinya Brayn benar-benar paham selera istrinya itu. Cat yang digunakan pun menggunakan warna favorit Alina.

Ketika Alina memindahkan beberapa perabot dan mengatur ulang, Brayn terpaku memandang sosok yang akan menjadi teman hidupnya itu.

Meneliti dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.

"Masyaallah... cantiknya Khumairahku." Dilihat dari sisi mana pun, Alina selalu cantik di matanya.

Ia memiliki wajah yang manis, lesung pipi yang terlihat jelas saat ia tersenyum.

Tubuhnya yang langsing dan mungil terasa sangat menggemaskan.

Dan tentu saja berada dalam satu ruangan dengan wanita halal membuat Brayn merasakan sesuatu yang berbeda.

"Ya Allah, gini amat jadi pengantin baru. Pengennya malam terus."

Sesuatu yang mendesak ingin segera ditunaikan.

Sesuatu yang telah ia tahan-tahan beberapa hari belakangan ini.

"Duh ... kok malah bangun?" gumamnya dalam hati sambil melirik ke bawah.

Tak tahan dengan pesona seorang Alina, perlahan ia mendekat, mendekap wanita itu dari belakang.

Menyesap aroma lembut tubuh istrinya yang selalu mampu membangkitkan apa yang ia jaga selama ini.

"Sore-sore gini boleh tidak, ya?" bisiknya pelan, menggiring tubuh istrinya hingga keduanya terhempas di sofa.

"Boleh apanya?" Alina terkesiap, mendadak gugup.

"Berusaha memberi cucu untuk Papa." Bisikan mesra dari Brayn itu berhasil membuat sekujur tubuh Alina meremang.

Berusaha bangkit dengan mendorong dada suaminya, tetapi Brayn menekan dengan ketat dan tidak memberi celah untuk meloloskan diri.

"Masih sore, Kak."

"Sepertinya tidak ada larangan, deh. Please, aku tidak tahan."

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian. Salah sendiri kenapa cantik begini."

Menangkup kedua sisi pipi istrinya, Brayn memandang penuh cinta.

Jemarinya kemudian membelai rambut, bergerak ke bawah menyusuri pipi yang halus.

Udara seperti berhenti di sekitar mereka ketika dua bibir itu menyatu.

Alina semakin gemetar, tubuhnya mendadak panas. Anehnya, ia merasa nyaman.

Awalnya saja kaku, namun naluri secara alami menuntunnya untuk membalas setiap sesapan.

Keduanya terpejam meresapi hangatnya kebersamaan mereka hingga melupakan keadaan sekitar.

Alina sempat menjeda saat merasa kesulitan meraup udara. Tetapi, kembali dibungkam oleh suaminya yang nakal itu.

"Masa di sini, Kak?" Alina tiba-tiba tersadar bahwa keduanya sedang terbaring di sofa ruang keluarga.

"Ke kamar saja kalau begitu! Sudah tanggung, tidak bisa ditunda lagi." Tanpa banyak kata, Brayn mengangkat tubuh kecil itu menuju tangga dengan menyematkan kedua paha Alina di pinggangnya. Posisi tubuh keduanya saling berhadapan.

"Turunkan aku, Kak! Takut jatuh dari tangga," pinta Alina ketika kaki suaminya perlahan menjejaki tangga.

"Tidak boleh! Kalau kamunya kabur bagaimana?" balasnya, tanpa peduli jeritan kecil Alina saat ia melangkah di setiap anak tangga.

"Mau kabur ke mana juga? Orang pintunya Kakak kunci!"

Kamar mereka berada di ujung bagian depan yang langsung bisa melihat ke teras rumah.

Brayn sempat memberi salam saat masuk ke kamar, sebelum akhirnya membaringkan Alina ke tempat tidur, lalu bangun sebentar untuk mengunci pintu rapat-rapat.

"Tuh kan, pintunya dikunci lagi," protes Alina.

"Sengaja, biar kamu tidak bisa kabur."

"Dasar!" Selama beberapa detik Alina memandang seisi kamar.

Kamar itu tidaklah semewah kamar Brayn di rumah Pak Vino, namun sangat nyaman.

Tempat tidur berukuran besar dengan jendela kaca transparan pada sekelilingnya yang ditutupi tirai.

Ada aroma mawar yang menguar ke setiap sudut ruangan.

Selain itu ada beberapa foto masa kecil mereka yang menghiasi dinding dan meja. Semua ditata dengan menarik.

Ketika Brayn naik ke tempat tidur, Alina terlonjak. Ingin menghindar namun Brayn bergerak cepat dengan menarik tubuhnya.

Alina tidak tahu ada apa dengan suaminya itu. Biasanya, Brayn bersikap sangat lembut dan terkesan penyabar.

Tidak terburu-buru dalam melakukan sesuatu. Namun, yang ada di hadapannya sekarang sangat berbeda. Ia tampak sedikit beringas dan tidak sabaran.

"Sudah siap, kan?"

Jantung wanita itu berdegup semakin cepat saat Brayn melepas kemeja hingga menampakkan dadanya yang bidang dan kekar bak seorang atlet.

Tentu, karena Brayn menerapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Selain itu, staminanya cukup kuat, terbukti ia menggendong Alina ke kamar tanpa kesulitan sama sekali.

Alina dibuat merinding tentang apa yang akan terjadi di detik berikutnya.

Apakah tubuh kokoh itu akan membuat tulangnya remuk dengan sekali serang?

"Kak, tunggu sebentar, aku takut!" Ia menahan dada suaminya.

"Takut apa sih?"

"Takut sakit!" rengek wanita itu, membuat Brayn menghela napas panjang.

***********

***********

1
olip
lnjut
Ninik
Thor readers nya jd ikut omes semua pasti gara2 razia saringan tahu
Maulida Maulida
haha lucu bgt thor
Ninik
ya Alloh Alina itu cuma lingerie kena musti malu biasa aja kali namanya dah punya laki
Ninik
ya Alloh ada ada aja ini anak kenapa sampai kena razia emang xan pada ngapain sih bang 🤦🤦🤦
DozkyCrazy
Alhamdulillah
DozkyCrazy
legaaaaa cuma mimpi
Dini Anggraini
Alhamdulillah hanya mimpi kamu Mia pertahankan anakmu sampai lahiran nanti semoga anakmu bisa kuat ya Mia. Semangat 💪💪💪🥰🥰🥰
karina
semangat up terus
Yasmin Natasya
ikut nyesek...
taunya mimpi Thor....
Alhamdulillah kalau masih baik2, saja...😅
DozkyCrazy
berpisah sementara yaaaa
biar sama" introspeksi terutama buat miaaaa
DozkyCrazy
baby boy yaaa
olip
lnjut
Nur Malia
lanjut thoor
double up donk
Ninik
itu lbih baik Raka berarti Alloh sayang sama xan semua
Ninik
ketawa gue pak dokter lupa pakai celana otakku dah ngeres aja tadi tak pikir beneran lupa hahaha😄😄😄🤭🤭
Shaqueena Attallahniza
Thor mending Zayn nikah sama orang yg kaya Zahra pakai Cadar jg,
Ninik
iya Bu Rezha zayn anakmu yg dihina sebagai tukang ojol
DozkyCrazy
setujuuu ak juga pernah gitu..
gak mau denger tapi kedengeran
Andy1234
semangatttt kakak author🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!