Revalina Putri Bianco gadis 18 tahun, ia tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah desa terpencil. Reva gadis muda yang cantik, pintar dan penurut.
Pada suatu hari kedua orang tua Reva meninggal Dunia dan kini Reva hidup sebatang kara. Menurut permintaan Antonio sang ayah , Reva harus ke Jakarta menemui seseorang yang tak lain adalah kakeknya.
Apakah Reva akan bertemu Kakeknya di Jakarta??
Akankah Kakek menerima Reva sebagai cucunya??
Cinta Karena Perjodohan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi Kunaefi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Reva melakasanakan tugasnya membantu Ibunya. Selesai makan malam, Reva langsung masuk ke kamar. Dia mulai asyik dengan ponsel barunya.
Dikamar Bapak dan Ibu.
Mereka berdua bersiap - siap untuk tidur.
" Bu jangan lupa minum obatnya, Ibu semakin hari semakin kurus ucap Antonio sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.
" Iyah pak, tadi ibu sudah minum, pak kalau ibu sudah tidak ada di dunia ini apakah bapak mau pulang ke Jakarta? ucap Titi sambil tersenyum.
" Jangan ngomong seperti itu bu, ibu kan kuat jawab Antonio sambil memeluk istrinya.
" Ibu takut pak, kalau harus ninggalin bapak dan Reva ucap Titi sambil menitihkan air matanya.
" Ibu jangan takut yah, bapak janji bapak nggak akan ninggalin ibu. Kita sama- sama jagain Reva sampai ia menikah dan hidup bahagia ucap pak Antonio sambil tersenyum.
" Tapi pak, ibu sudah nggak kuat pak ucap bu Titi air matanya terus berlinang dipipinya.
" Ibu pasti sehat ko, ya sudah kita istirahat bu, besok kita harus ke sawah ucap pak Antonio sambil mengecup keningnya.
Bulan yang terang menyinari malam, penuh dengan bintang menghiasi langit malam itu.
Kehidupan reva dan keluarganya di lalui begitu bahagia setiap harinya.
Hari demi hari mereka lewati, hari berganti bulan, bulan berganti tahun.
Satu tahun sudah hubungan Reva dan Dimas. Bu Titi semakin sakit sakitan.
Dimas setiap pulang mampir ke main kerumah Reva.
" Uhuk... uhukk.. suara batuk bu Titi terdengar sampai di telinga Dimas yang kebetulan ada di rumah Reva.
" Sayang, ibu lagi sakit yah? tanya Dimas.
" Iyah mas, ibu sakit kangker otak sudah stadium akhir ucap Reva sedih.
" Kenapa nggak di bawa kerumah sakit jawab Dimas.
" Bapak nggak punya biaya Mas dan juga ibu nggak mau kerumah sakit ucap Reva.
" Andai saja mas sudah kerja, pasti Mas bantu kamu yank jawab Dimas.
" Makasih yah Mas, Mas sudah perhatian sama keluarga Reva jawab Reva sambil tersenyum.
" Pyar...suara gelas pecah dari kamar Ibu.
Reva langsung berlari menuju kamar Ibu.
" Ya ALLAH Ibu teriak Reva.
Reva langsung membangunkan Ibu yang terjatuh dari ranjang.
" Ibu kalau mau minum, panggil Reva ajah bu ucap Reva sambil menanggis.
" Ibu nggak papa nak, dada Ibu terasa sakit kepala Ibu pusing , Ibu bisa minta tolong panggilkan bapak nak ucap Titi lemas.
" Iyah bu ucap Reva yang masih menanggis.
" Biar saya saja yank, kamu jagain ibu ucap Dimas.
Dimas segera berlari ke sawah memanggil pak Antonio. Semua orang melihat dimas yang sedang berlari cemas.
Sampai di sawah, ia mencari keberadaan pak Antonio.
" Pak Antonio panggil Dimas dengan teriak-teriak dan berlari.
Pak Antonio yang mendengar suara memanggil dirinya, Ia berlari menuju Dimas.
" Ada apa nak Dimas? tanya pak Antonio.
" Ibu pak, ibu Titi mencari pak Antonio ucap Dimas khawatir.
Pak Antonio langsung berlari sangat kencang menuju rumahnya sampai Ia terjatuh di sawah.
" Hati-hati pak ucap Dimas sambil membangunkan pak Antonio.
Sampai di rumah, pak Antonio melihat Reva sedang menangis di samping Ibunya.
" Reva ibu kenapa? tanya pak Antonio sambil menitihkan air mata.
" Ibu kamu kenapa, jangan tinggalin aku yah sayang ucap Antonio yang terus menanggis.
" Ibu nggak kenapa- kenapa pak, kenapa bapak menanggis, Ibu sudah sehat ko ucap bu Titi sambil nafasnya tak beraturan, dadanya terasa sesak.
Pak Antonio terus menanggis, suasana rumah menjadi tegang. Dimas pun meneteskan air mata.
" Ibu, bapak nggak mau Ibu ninggalin bapak, kalau Ibu ninggalin bapak, bapak lebih baik ikut ibu ucap Antonio sedih.
Pak Antonio terus menanggis sambil menciumi kening istrinya.
" Reva panggil Titi pelan, suaranya sudah mulai mengecil.
" Iyah bu jawab Reva.
" Reva terimaksih sudah jadi anak Ibu yang penurut, jagain bapak yah nak ucap Titi.
" Bu jangan ngmng seperti itu ucap pak Antonio sambil menanggis.
" Ibu sayang Bapak dan Reva. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah". ucap bu Titi sambil menghembuskan nafas terakhirnya.
" Ibu teriak Reva dan pak Antonio secara bersamaan sambil menanggis.
*********
Terimaksih, jangan lupa tunggu ke lanjutanya yah gaes 😍
