STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4. Rahasia Arthur
-o0o-
Dilain sisi Freya merengut kesal mengingat rencana yang sudah tersusun serapi mungkin gagal karna kebodohan Arthur.
Apalagi dengan bodohnya ia pingsan membuat rencananya ketahuan, jika tidak maka mari kita cap Arthur seorang Kaisar yang tolol.
Freya duduk depan meja rias dengan jari mengetuk meja pelan, berfikir cara selanjutnya untuk menyatukan dua tokoh utama tersebut. Rasa bingung dan kesal begitu mendominan daripada mengetahui fakta bahwa saat tersadar sudah berada di kamar Arthur.
“Y, Yang mulia”.
“Diamlah Elvis, aku sedang berfikir”
“Aku hanya menyampaikan pesan bahwa nona Charlotte sudah berangkat ke kekaisaran”
“Bagus”
“Juga”
“Astaga apalagi!!”. Elvis mendekat.
“Sejak tadi anda di awasi oleh Pangeran kecil”.
Freya mengeryit bingung dan secara bersamaan mereka menoleh ke arah pintu dimana seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun mengintip.
Seketika Freya langsung kena serangan keimutan anak tersebut, bagaimana tidak saat dirinya sadar sedang di tatap kedua pipi chubby itu langsung merona.
Karna tidak tahan lagi, Freya bangkit mendekat lalu menyamakan tingginya dengan bocah tersebut, bibirnya membuat seutas senyuman memberikan efek lain bagi malaikat kecil di depannya.
Freya kembali mengingat kembali isi dari novel yang ia baca, di sana memang tertulis bahwa selama ini Arthur memiliki seorang anak laki-laki dan keberadaannya tertutup dan barang siapa yang berani membahas atau mencari tau maka mendapatkan hukuman mati. Itulah mengapa masyarakat tetap diam walaupun mereka sudah tau fakta dibaliknya.
Bocah itu bernama Ray. Lahir dari rahim seorang penyihir yang berani melakukan hubungan intim dengan Arthur dengan cara menyihir pria tersebut, saat itu Arthur dalam kondisi lemah sehabis berperang dan kesempatan itu langsung diambil oleh Rossa ketua penyihir dari menara penyihir dan dangat mencintai Arthur sejak pertama kali mereka bertemu, namun cintanya bertepuk sebelah tangan karna pria itu menolak mentah mentah.
Akal sehatnya hilang dan terjadilah peristiwa itu, setelah berhasil melakukan rencananya Rossa langsung hilang ditelan bumi hingga satu tahun kemudian Arthur tidak sengaja menemukan bayi dalam pondok kecil di desa yang amat jauh, Rossa ditangkap namun nekat bunuh diri dan sebelum itu mengatakan kutukannya bahwa bayi yang ia lahirkan akan menjadi Kaisar dan menghancurkan Arthur dengan kejam.
Hal tersebut membuatnya berniat membunuh bayi tak berdosa itu namun ketika melihat wajah polos yang tertawa lepas saat melihat dirinya menjadikan niatnya perlahan menguap entah kemana. Alhasil Arthur membawanya pulang dan tanpa sadar sudah menyayangi putranya tersebut.
Arthur terpaksa mengurung Ray di istana karna bagaimanapun juga dia lahir dengan darah penyihir dan tidak ada yang tau apakah sihir itu berbahaya atau sebaliknya.
Freya menggeleng pelan kemudian mengulurkan tangan membelai rambut dan wajah yang nyaris sama dengan Arthur.
“I, itu... aku”.
“Jangan takut tuan muda Ray, saya tidak akan menyakiti anda”.
“Anda tau nama saya?”. Kagetnya.
“Tentu saja, siapa yang tidak kenal dengan si kecil berwajah imut ini hm? Bahkan kau lebih tampan daripada ayahmu”.
Sejenak Ray terkejut namun sedetik kemudian berubah merona dengan mata berbinar. Freya membawanya masuk mendudukan diri di beranda kamar selagi para pelayan membawa teh dan cemilan.
“Ayah bilang tidak boleh menganggu anda, saya takut dimarahi”.
“Dia tidak akan berani. Tenang saja tuan muda, kita nikmati saja bukankah cuacanya cerah sekali sangat cocok untuk untuk bersantai”.
Ray mengangguk semangat membuat Freya terkekeh geli melihatnya.
“Oh ya bukankah seharusnya tuan muda berada di gedung sayap timur? Kenapa bisa sampai di sini? Letaknya sangat jauh”.
“I, itu... Saya mendengarnya dari percakapan para dayang, katanya ayah membawa calon istrinya pulang”.
“C, calon....”. Astaga Freya sama sekali belum terbiasa dengan gelar itu.
“Kata bibi pengasuh kalau ayah menikah dengan anda berarti saya, saya bisa memanggil anda ibu?”. Tanyanya dengan wajah malu-malu.
Freya tersenyum kemudian mengangguk.
“Seharusnya begitu tapi jika tuan muda tidak nyaman maka panggil Freya saja boleh kok”.
“Itu kan tidak sopan. Lagian saya- suka cuma belum terbiasa saja tapi saya akan berusaha”.
Freya terkekeh melihat kepolosan Ray hingga ide muncul begitu saja.
“Kalau begitu kita bisa berlatih bersama, mulai sekarang tuan muda Ray bisa menanggilku ibu”.
Siapa saja pasti akan berfikiran sama saat melihat betapa antusias dan bahagianya ekspresi Ray saat ini, mungkin saja dia sangat menantikan sosok ibu karna hanya memiliki seorang ayah dan dayang pengasuh. Freya mengerti itu dan sebab itulah ide muncul dengan sendirinya.
“Bagaimana?”.
“Ba, baiklah I, ibu”.
“Kyaaaa betapa manisnya dirimu, hatiku meleleh seketika. Oh putraku sayang”. Seru Freya tidak lagi bisa menahan diri dan akhirnya berhambur memeluk Ray yang terkejut namun perlahan menikmati pelukan hangat tersebut.
“Beruntungnya aku bisa punya anak sepertimu, astaga malam ini ayo kita makan malam bersama”.
“Apa boleh?”.
“Tentu saja kita kan keluarga”.
Keluarga. Satu kata yang amat sangat dinantikan oleh Ray selama ini, kata yang sama diucapkan oleh Arthur saat ulang tahunnya yang pertama dan saat ini terdengar lagi membuat efek hangat dan nyaman. Selamanya Ray tidak akan melupakan momen ini, tidak akan pernah.
“Yang mulia para pelayan masuk membawakan gaun untuk anda”. Ucap Elvis senada dengan masuknya para pelayan membawa masuk beberapa baju yang terpasang pada patung.
Mata Freya membulat sempurna pasalnya setiap deretan baju itu ciptaan dari seorang designer baju terbaik sepanjang masa, karyanya begitu indah dengan konsep berbeda dari yang lain.
Freya tau kalau gaun tersebut hasil dari ciptaan designer misterius yang bahkan tidak mau memperkenalkan diri publik dan sampai sekarang selain karyanya tidak ada yang tau siapa dan dimana dia sekarang.
“Elvis apa maksud dari semua ini?”.
“Baginda mengajak anda menghadiri undangan pesta minum teh besok”.
“Apa? Kenapa tiba-tiba? Aku bahkan belum sempat pulang”.
“Beliau mengatakan anda harus memilih gaun yang akan dipakai besok juga dia tidak keberatan jika anda menyimpan yang lainnya”.
“Astaga dia benar-benar sudah gila. Bagaimana bisa aku menerima semua ini bahkan gaun dirumah saja belum terpakai semuanya”.
“Ibu boleh saya membantu memilihkannya?”. Perhatian Freya langsung beralih.
“Ray?”.
“Karna ibu akan pergi dengan ayah, saya mau bantu memilihkannya. Itu kalau ibu tidak keberatan”.
“Apa maksudmu. Tidak ada yang keberatan, Ibu yakin pilihanmu akan membuatku tampak cantik nantinya”.
Ray tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya dengan semangat ia menarik lengan Freya masuk diikuti oleh Elvis yang hanya bisa menggeleng pasrah. Baginya ekspresi dan perhatian yang diberikan oleh Freya terasa baru dan tak terduga, lagi-lagi Elvis harus memperbaiki kembali catatan penderitaannya.
aku suka..
semangatt sllu yah