Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05
Andika, reza, kelvin, juga revan berkumpul di ruang tamu, sejak 1 bulan yang lalu mereka sudah pindah dan tinggal di satu mansion yang sama, andika fokus memandangi ponselnya sambil memainkan PS, sedangkan revan merebahkan tubuhnya di sofa, sambil tersenyum memandangi ponsel miliknya
"tuan muda kasela ,silakan masuk, saya akan menunjukkan kamar anda"
Mendengar nama kasela, keempat cowok itu kompak menoleh ke arah paman gu, andika seketika berbinar melihat erlan sambil tersenyum, namun senyumnya hilang, karena ia tidak melihat cewek yang dicarinya, ,sedangkan, tiga cowok itu hanya menatap bingung tidak mengenali orang yang bersama paman gu, andika beranjak dari duduknya melangkah mendekat ke arah dua orang itu.
"Hai bro" sapa andika sambil menepuk bahu erland lalu memeluk cowok itu
"Apa kabar lo ka" tanya erland melepas pelukan singkatnya
"Ya gini-gini aja, masih sehat lo bang, belum mati" candanya
"Anjing lo" maki erland menatap andika sinis namun yang ditatap hanya terkekeh geli, cowok itu merangkul bahu erland
"Biar saya yang antar dia paman gu"
"Baik tuan muda"
Reza, kelvin, dan revan menetap andika bingung, andika membawa erland mendekat pada teman-temannya
"guys, nih kenalin erland vernando kasela pewaris pertama keluarga kasela"
Mata mereka membelalak sempurna, tidak menyangka bahwa yang ada di depannya adalah erland vernando kasela.
Revan menatap erland kagum, dia akui bahwa cowok itu sangat tampan, hidungnya mancung, mata indah dengan bulu mata yang lentik, revan memicingkan matanya menatap mata teduh erlan
"kok gue kayak kenal, mirip siapa ya?" batin revan dalam hati
"Bang erland, kenalin gue kelvin aditya gelgi cowok tertampan baik dan tidak sombong"
erland terkekeh geli mendengar ucapan kelvin yang membanggakan dirinya sendiri
"Reza revandi barga kan, kembarannya andika" tanya erland menunjuk reza
"Kok tahu?" tanya reza bingung
"Kalian berdua tuh mirip Sableng" celetuk Kelvin
"Eh iya ya, tapi kok tahu nama panjang gue? "
"Apa sih yang nggak gue tahu tentang keluarga barga" ucap erland tersenyum
💫💫💫
Malam semakin larut, tapi cowok itu tetap setia duduk di balkon kamarnya, dadanya sesak, tangannya mengepal kuat mengingat kejadian siang tadi.
"tolol,bangsat" makinya lalu menghantam tembok di sampingnya, samar-samar andika mendengar suara orang tertawa dari kamar reza, membuatnya keluar dari kamar, andika mengintip dari celah-celah pintu dan mendapati reza sedang menelpon seseorang, entah itu siapa.
"sayang"
"....... "
"udah ah, udah malam, tidur gih"
"....... "
"Tidur ra, udah malam"
Andika membeku di tempat, ia yakin bahwa reza sedang menelpon raisa, hatinya sakit terasa tercabik-cabik, namun andika tidak bisa apa-apa, Ia juga tidak mau memaksa raisa untuk selalu bersamanya, karena yang namanya cinta tidak bisa dipaksakan
"Good night ra"
"....... "
Setelah sambungan berakhir reza menaruh ponselnya di nakas, kemudian cowok itu melangkah ke kamar mandi, andika diam-diam masuk ke kamar reza mengambil ponsel milik reza, mencari kontak milik raisa, mengirimkan nomor itu ke ponsel miliknya, andika cepat-cepat keluar, karena ia mendengar langkah kaki reza yang mendekat, reza masuk ke kamarnya, lalu merebahkan tubuh di kasur king sizenya,ia memejamkan mata,tidur.
💫💫💫
Andika masuk ke kamarnya, ia memandangi ponselnya bingung, "mau telepon gimana caranya? mau chat gimana caranya?" andika jadi bingung sendiri tidak tahu mau gimana, ia malu untuk mengirim pesan duluan.
"Duh gimana nih, ntar kalau gue chat atau telepon duluan, gue dikira nikung lagi" batin andika merasa serba salah, cowok itu memandangi ponselnya cukup lama sambil terus berfikir
"Ah bodo amatlah, gue chat aja" geramnya lalu mulai mengetik untuk memulai topik
Setelah agak lama ditunggu-tunggu, pesan andika tak kunjung dibalas, "mungkin raisa udah tidur kali ya" pikir andika, ia pun merebahkan dirinya di kasur, memejamkan mata, untuk tidur.
💫💫💫
Raisa kembali dari dapur dengan segelas susu di tangannya, cewek itu menguap masih merasa mengantuk, setelah meminum susu, raisa merebahkan tubuhnya di kasur, lalu mengambil ponselnya di nakas untuk mendengarkan musik, namun alis cewek itu terangkat saat melihat pesan masuk dari nomor yang tak dikenal
Raisa jadi bingung sendiri, dia tidak tahu harus merespon apa, karena nomor ini tidak bilang siapa pemiliknya, tapi entah mengapa, jantung raisa berdegup sangat cepat, dengan perasaan yang campur aduk, cewek itu mulai mengetik membalas pesan itu
Raisa tidak mengerti dengan dirinya, mengapa detak jantungnya berdegup cepat? padahal ia belum tahu siapa yang mengirim pesan singkat itu, namun anehnya pesan itu mampu membuat raisa gugup dan deg-degan setengah mati, raisa menunggu balasan, namun pesannya tak kunjung dibalas, karena sudah tidak kuat menahan kantuk, cewek itu pun terlelap dengan sendirinya.
💫💫💫
cewek itu tersenyum riang, saat melihat orang yang sudah ditunggu-tunggu selama 2 bulan lebih kini ada di hadapannya, cewek itu memeluk cowok di hadapannya ini, melepas semua kerinduan, cowok itu pun tersenyum, lalu mengajak rambut raisa dengan gemas
"Kakak lama banget sih ke sininya" gerutunya dengan bibir yang maju beberapa senti
"Udah la ra, an kakak udah di sini" jawabnya dengan lembut
"Pulang yuk kak, kakek udah nungguin" raisa menarik tangan laki-laki itu lalu masuk ke dalam mobil.
Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang sengaja memotret kejadian tadi dan tersenyum licik, setelah itu, ia menelpon seseorang memberikan kabar bahwa ada berita yang bagus untuk didengar
"Bi, gue ada berita bagus buat lo, gue OTW kerumah lo"
💫💫💫
Revan dan kelvin masuk ke dalam kamar andika, mereka tersenyum jahil melihat andika yang masih tidur pulas di kasur king size nya, dengan hati-hati, mereka mendekati andika, kelvin berniat melukis wajah andika menggunakan pemerah bibir milik bi wati, namun niatnya gagal, karena cowok itu sudah membuka mata, andika adalah orang yang mudah terbangun ketika mendengar sesuatu,sekecil apapun itu,ia akan terbangun, lain halnya dengan reza, karena jika cowok itu sudah tidur, dia akan sangat sulit untuk dibangunkan, bahkan terkadang, andika menyebutnya dengan sebutan mayat hidup.
"mau ngapain lo?" tanya andika dengan mata memicing, suaranya serak khas orang bangun tidur, revan memukul jidatnya sendiri
"mampus" gumam revan pelan, karena rencananya gagal total
"anu..... itu ka.... gue.... iya.... gue lagi cari buku, buku pelajaran revan yang ada sama lo, yaa kan van" ucap kelvin terbata sambil menyenggol lengan revan
"i... iya bener" tambah revan cepat, terbata.
"ooo kirain ngapain, terus" andika menjeda ucapannya melirik alat make up ditangan kelvin "itu alat make up punya siapa, dan buat apaan?" lanjutnya, andika menatap kelvin dan revan curiga
"ini anu gue mau balikin ke kameranya bi wati, tadi revan pinjam" jawab kelvin tergagap.
"Hehehe iya, gue tadi yang pinjem pengen nyoba, tapi gak jadi" revan menginjak kaki kelvin, yang dibalas dengan senyuman paksa oleh cowok itu karena menahan sakit
"Ya udah ya, gue pergi dulu sama kelvin" revan berbalik, lalu merangkul bahu kelvin, namun langkah mereka terhenti, karena andika menarik baju mereka berdua dari belakang
"Eitsss, mau ke mana? sini biar gue yang dandanin kalian"
"Mampus, mati-mati mati" batin revan
"Nggak, nggak usah, udah nggak mau gue" sangkal kelvin
"Nggak papa kok vin, kalian duduk dulu aja, gue mau mandi dulu, ntar kalau udah selesai mandi, kalian bakal gue dandanin"
Andika menyeret kedua temannya untuk duduk di sofa, kelvin dan revan pasrah, lalu duduk di sofa dengan berat hati, andika masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya, kelvin dan revan buru-buru keluar dari kamar andika, mereka bergidik ngeri membayangkan wajah mereka dihias, "apalagi klo dihias beneran" pikir revan dan kelvin ngeri.
💫💫💫
Andika keluar dari kamar mandi, cowok itu menggelengkan kepala, karena tidak mendapati revan dan kelvin disana, cowok itu melangkah kearah nakas mengambil ponselnya, hatinya tersenyum puas, diikuti lengkungan disudut bibirnya melihat balasan dari raisa, dengan senyuman yang masih mengembang, andika mulai mengetik membalas pesan dari raisa
"Andika keluar lo"
Andika mendengkus kesal mendengar teriakan reza, dengan malas, cowok itupun beranjak dari duduknya, melangkah ke arah pintu, tawa andika seketika pecah melihat wajah reza yang lagi-lagi terlihat seperti badut
"Muka lo kenapa za?"
"ini kerjaan lo kan?" todong reza dengan rahang yang mengeras karena kesal
"dihh, suudzon lo sama gue? nanya dulu sana, sama tuh dua kambing, dia juga mau ngelukis wajah gue tadi, tapi gagal karena gue keburu bangun"
"Jadi maksud lo kelvin sama revan?" andika menganggukkan kepala, reza mengepalkan tangannya
berbalik menuju ke arah tangga
"REVAN KELVIN" teriak reza murka, reza berjalan ke arah dapur mencari keberadaan revan dan kelvin, para asisten rumah menatap aneh ke arah reza, namun tidak disadari oleh cowok itu
"bi wati lihat revan sama kelvin nggak?" tanya reza pada salah satu asisten rumah di sana, wanita separuh baya itupun berbalik menghadap ke arah reza
"Astaga, ngagetin aja tuan, muka tuan kenapa kok celemong gitu? tanya bi wati sambil mengusap dadanya terkejut melihat wajah reza, cowok itu menyentuh wajahnya, reza membatu di tempat, menyadari bahwa ia belum mencuci wajahnya, reza merasa sangat malu sekarang
"Sial, pantesan orang-orang pada liatin gue" batin reza berujar
"Ya udah bik reza cuci muka dulu" reza lari terbirit-birit ke arah tangga, karena sudah sangat malu, "mau ditaro dimana coba muka gue anjirr?" batinnya.
disaat ia menaiki tangga, reza mendengar ada suara orang di balik sofa, membuat reza melihatnya
"Aduh, sakit kepala gue"
"stttt, jangan keras-keras, ntar ketahuan"
dengan amarah yang memuncak, reza melangkah ke arah sofa, reza tersenyum jahil, lalu mengambil kecoa palsu yang sengaja ia simpan di bawah meja, lalu melempar benda itu ke arah kelvin dan revan
"HUAAA, KECOAAA" teriak revan dan kelvin lantang membuat keduanya keluar dari persembunyian, lagi dan lagi, bi wati terkejut karena teriakan revan dan kevin yang sudah seperti toa, ia hanya bisa menghela nafas panjang sambil mengelus dada, menghadapi sikap majikan-majikannya ini.
💫💫💫
Cewek itu mengerjapkan matanya beberapa kali, saat membaca pesan dari nomor tak dikenal itu, jantungnya kini berdegup sangat kencang, entahlah, ia merasa bahagia, tapi ia tidak tau bahagia karena apa,bahkan ia melompat-lompat dengan sangat senang, tapi ia juga tidak tau alasannya, "kok gue seneng sih?" batinnya bingung sendiri
Raisa merebahkan tubuhnya ke kasur, senyuman tidak henti-hentinya mengembang dibibirnya, entahlah, dia bahagia, tapi, dia juga tidak tahu bahagia karena apa
"Dihhh, kok gue senyum-senyum sendiri sih?" tanya cewek itu sambil menyentuh pipinya yang memanas
"Masa iya gue suka sama si tikus afrika? NGGAK, gak mungkinlah, mungkin cuma mood gue aja yang lagi bagus!"
💫💫💫