[UPDATE 2–3 CHP PERHARI]
Liu Xian, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil dirawat oleh Liu Long, pemimpin Sekte Naga Langit. Meski tidak memiliki bakat dalam kultivasi, Liu Xian menyimpan mimpi besar: menjadi seorang kultivator yang mampu membawa kedamaian bagi dunia.
Namun, kenyataan berkata lain. Semua orang percaya bahwa Liu Xian hanyalah pemuda biasa tanpa masa depan. Hingga suatu hari, ketika sedang menjalankan sebuah tugas sederhana di hutan, ia tanpa sengaja menemukan sebuah kristal misterius yang tiba-tiba menyatu dengan tubuhnya.
Apa sebenarnya benda itu? Dan jalan seperti apa yang akan terbentang bagi Liu Xian setelah pertemuan takdir tersebut?
Ikuti perjalanan Liu Xian menapaki jalannya menuju puncak kekuasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05: Meningkatkan Kekuatan
BAB 05: Meningkatkan Kekuatan
Malam itu, Liu Xian terbaring gelisah di atas ranjangnya. Kata-kata ayahnya masih terngiang jelas di telinganya, "Jangan gunakan elemen kristalmu kecuali terdesak."
Ia tahu kekuatan itu luar biasa, tapi kalau ayahnya sendiri sampai melarangnya pasti ada alasan besar di baliknya. Namun rasa penasaran di dalam dirinya tak bisa dikendalikan.
"Aku harus jadi lebih kuat lagi," gumam Liu Xian pelan.
Akhirnya, ia duduk bersila di atas tempat tidur dan mulai berkultivasi. Udara di sekitarnya bergetar halus, seolah merespons niat tekadnya. Energi alam di sekelilingnya perlahan-lahan terserap masuk ke tubuh Liu Xian, mengalir lembut ke lautan Qi-nya.
Namun beberapa saat kemudian, ekspresinya berubah. "Eh? Ada yang aneh," pikirnya bingung.
Energi yang ia serap sama sekali tak memperluas lautan Qi-nya. Justru terasa seperti ada kekuatan lain yang menyerap energi itu melalui dirinya.
Belum sempat ia berpikir lebih jauh, tiba-tiba pandangannya gelap dan kesadarannya tertarik ke dalam ruang yang asing.
Ketika Liu Xian membuka matanya, ia mendapati dirinya berdiri di sebuah padang luas yang diterangi cahaya lembut. Rumput hijau terbentang sejauh mata memandang, dan udara di sana terasa lebih murni dari mana pun yang pernah ia hirup.
"Tunggu, ini di mana?" ucap Liu Xian pelan.
Sebuah suara lembut namun dalam terdengar di belakangnya. "Tenanglah, Tuan. Sebentar lagi kita sampai."
Liu Xian menoleh. Di hadapannya berdiri seorang pria berpakaian putih dengan rambut perak panjang dan tatapan yang dalam seperti langit malam.
"Siapa kau?! Dan kenapa kau memanggilku Tuan?" tanya Liu Xian waspada.
Pria itu tersenyum tipis. "Selamat datang di Dunia Jiwa, Tuan. Ini adalah dunia di mana tempat pikiran, roh, dan kekuatan sejati anda bersatu. Di sini, anda bebas melakukan apapun. Dan satu hari di dunia ini sama dengan satu jam di dunia nyata."
"Dunia jiwa?" Liu Xian menatap sekeliling dengan takjub. "Lalu siapa kau sebenarnya?"
Pria itu menundukkan kepala dengan hormat. "Maafkan hamba karena belum memperkenalkan diri. Hamba adalah wujud dari kristal yang Tuan temukan di dalam gua tempo hari."
"Apa? Jadi kau kristal itu?! Lalu kenapa aku sama sekali tidak bisa merasakan energi mu? apa kau terluka?" tanya Liu Xian.
"Hahahaha, bukan begitu tuan, alasannya adalah karena kekuatan tuan saat ini masih sangat lemah, jadi tuan masih belum bisa melihat tingkatan kekuatanku" ucap pria misterius tersebut.
"Ternyata begitu, tapi kenapa kau memanggilku Tuan?" tanya Liu Xian lagi.
"Karena memang begitu adanya. Aku diciptakan untuk melayanimu, Tuan. Namun untuk sekarang, biarkan waktu yang menjawab segalanya," ucapnya dengan suara dalam dan penuh hormat.
Liu Xian terdiam beberapa saat. "Kalau begitu, aku akan mulai berlatih di sini."
Ia duduk di atas batu besar yang bersinar samar di tengah padang rumput itu. Tapi ketika ia mencoba menyerap energi alam di sekitarnya, ia segera menyadari sesuatu. "Energi ini... Ini bukan energi alam biasa."
Energi di sekelilingnya terasa lebih halus, lebih hangat, dan jauh lebih kuat daripada energi alam manapun yang pernah ia rasakan. Tanpa disadari, tubuh Liu Xian mulai diselimuti cahaya kristal biru keperakan.
Pria misterius itu menatapnya dengan senyum lega, lalu mengangkat tangan. "Sudah ribuan tahun aku menunggu saat ini, kini waktunya dunia kembali mengakui keberadaanmu, Tuan."
Cahaya dari tubuh Liu Xian semakin terang, membentuk pusaran energi raksasa di atas kepalanya. Di dalam tubuhnya, lautan energi baru terbentuk, begitu luas hingga seolah tak berujung, menggantikan dan melampaui lautan Qi miliknya sebelumnya.
"BOOMM!!"
Ledakan teredam terdengar beberapa kali dari tubuh Liu Xian, diikuti semburan cahaya yang menyilaukan. Dalam sekejap, kultivasinya melonjak dengan kecepatan yang mustahil. Qi Gathering... Qi Foundation... Qi Condensation... Core Formation tingkat satu... tiga... lima!
**
Liu Xian membuka kedua matanya saat cahaya matahari pagi yang menembus jendela kamar mengenai wajahnya, Liu Xian kemudian bangkit dan duduk sejenak di atas tempat tidur, lalu merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot serta tulang punggungnya yang terasa sedikit kaku.
Liu Xian yang sedang melakukan peregangan tiba-tiba saja terhenti karena mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya. "Xian'er apa kau sudah bangun?" suara Liu Long terdengar dari luar.
"Iya ayah aku sudah bangun" jawab Liu Xian.
"Baiklah kalau begitu ayah akan menunggumu di lapangan pelatihan" ucap Liu Long kemudian pergi menuju ke lapangan pelatihan.
Tanpa membuang waktu, Liu Xian segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tak ingin membuat ayahnya menunggu lama. Setelah sepuluh menit berlalu, ia keluar dengan pakaian hitam yang terlihat sangat serasi dengan rambut hitamnya, kemudian Liu Xian langsung menuju ke lapangan pelatihan.
Ia melangkah keluar dan menuju lapangan pelatihan di tengah sekte. Begitu tiba, ia melihat ayahnya sudah berdiri di sana, mengenakan jubah panjang berwarna abu-abu gelap dengan tangan terlipat di belakang punggungnya.
"Ayah, maaf membuatmu menunggu," ucap Liu Xian sambil menunduk hormat.
Liu Long menoleh. "Tidak apa-apa, Xian'er. Ayah ju-"
Ucapan Liu Long tiba-tiba terhenti. Pandangannya membeku seketika. Tubuhnya secara refleks mundur setengah langkah, dan tangannya yang menggenggam belakang punggung bergetar halus.
"Tekanan ini… bukan tekanan biasa," ia bisa merasakannya, gelombang energi luar biasa yang memancar dari tubuh Liu Xian, seperti lautan yang tenang tapi dalamnya tak terukur. Bahkan udara di sekitarnya bergetar tipis akibat tekanan spiritual itu.
Liu Long menatap putranya dari ujung kepala hingga kaki. Semakin ia perhatikan, semakin matanya melebar tak percaya. "I-ini tidak mungkin," gumamnya pelan.
Padahal kemarin dia sangat yakin bahwa kultivasi Liu Xian hanya di tahap Foundation Establishment. Tapi sekarang aura yang memancar darinya jelas menunjukkan kekuatan Core Formation tingkat lima.
Seketika, rasa terkejut di hati Liu Long berubah menjadi kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Ia tertawa keras hingga suara tawanya bergema di lapangan. "Hahahahaha! Selamat, anakku! Kau benar-benar membuat ayah kagum. Dalam semalam saja kau sudah menembus Core Formation, hahaha!"
Liu Xian tersenyum canggung sambil menggaruk belakang kepalanya. "Hehehe, terima kasih, Ayah."
Liu Long menepuk pundak putranya dengan bangga.
"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai pelatihannya hari ini."
Liu Long kemudian memperagakan beberapa jurus pada Liu Xian. Jurus tersebut dinamakan Cakar Langit Menembus Awan, karena gerakannya yang fokus pada kecepatan dan daya tembus. Pukulan ini terlihat cepat dan lurus, seolah menembus batas langit tanpa hambatan.
Liu Xian memperhatikan dengan saksama setiap gerakan yang diperagakan oleh ayahnya dan menyimpan semua gerakan itu di dalam benaknya.
"Xian'er, sekarang coba kau peragakan gerakan yang baru saja ayah tunjukkan," ucap Liu Long.
"Baik, Ayah," jawab Liu Xian, lalu mulai memperagakan setiap gerakan dari jurus tersebut.
"Perbaiki kuda-kudamu. Fokuskan energi Qi pada setiap pukulan, dengan begitu pukulanmu akan lebih cepat," ujar Liu Long memberi arahan.
"Bukan begitu, pusatkan energi Qi-mu di tangan dan juga kakimu. Setelah itu, cobalah melakukannya lebih cepat" lanjut Liu Long.
Liu Long selalu menegur Liu Xian setiap kali ia melakukan kesalahan, atau gerakannya sedikit tidak tepat. Sementara Liu Xian menuruti semua arahan dari ayahnya. Memang sulit saat pertama kali mencoba, namun lama-kelamaan gerakan Liu Xian semakin bagus dan serangannya semakin terarah.
"Bagus. Sekarang pukul kayu itu dengan kecepatan terbaikmu, dan cobalah menghancurkannya hanya dalam sekali serang," ucap Liu Long sambil menunjuk ke arah kayu yang terletak di sisi lapangan.