Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05 - Percikan Perasa'an
Setelah semuanya pergi Jingga keluar kamar dan menuju rumah utama. Ia bertemu dengan Dennis.
"Hallo Mbak." sapa Dennis. Jingga hanya mengangguk.
"Aku memanggil mu apa? Mommy, Ibu, Bunda, Mami, atau Mamah?" tanya Dennis dengan begitu antusias.
"Kamu cukup memanggilku Mbak saja." sahut Jingga.
"Baik lah," Balas Dennis dengan sendu.
"Kamu kalau pagi sarapan apa?" tanya Jingga hanya sekedar basa basi. Karena Dennis melihatnya terus.
"Apa pun aku makan, aku tidak pemilh ko" balas Dennis dengan antusias karena Jingga bertanya kepadanya. Jingga hanya mengangguk lalu berjalan menuju dapur.
"Memangnya mbak mau masakin buat aku ya." Seru Dennis dengan antusias.
"Tidak, aku hanya membuat teh tarik saja, kan ada pelayan kamu bisa minta dimasakin sama pelayan." Balas Jingga dengan expresi yang biasa saja.
Dennis pun tertunduk sendu ia sudah bersemangat dan senang namun Jingga hanya biasa saja tanpa ada rasa apapun.
Jingga pun sudah selesai membuat Teh tariknya. Dennis pun melihat sambil berjinjit.
"Kamu mau?" tanya Jingga.
Dennis mengangguk dengan cepat. "Mau... mau..."
Lalu Jingga membuatkan satu lagi untuk Dennis. Dennis langsung meminumnya dengan pelan. "Lezat sekali, terima kasih Mbak"
"Hm..." sahut Jingga lalu melenggang pergi.
"Aku akan terus berusaha mendekatinya sampai dia mau aku sebut Mamah, walaupun itu sulit setidaknya aku akan berusaha." gumam Dennis sambil meminum kembali teh tariknya.
Jingga benar-benar didalam kamar seharian. "Aku belanja online saja, kebetulan bajuku sudah usang semua dan aku menggunakan Card ini untuk modal bursa sahamku." gumam Jingga.
***
Di kantor. Satria benar-benar sibuk dengan pekerja'annya sedangkan Arya dan Raka sedang memantau perkebunannya.
"Ada apa denganku kenapa gadis itu selalu terbayang diingatanku, dia hanya memakai pakaian biasa dan tanpa riasan apapun, tapi milikku sangat cepat bereaksi." gumam Satria.
Sa'at tengah berperang dengan pikirannya sendiri Viona pun datang keruangannya.
"Satria kemana saja kamu, dari semalam aku menghubungimu namun kau tidak mengangkatnya." seru Viona dengan kesal.
"Aku lelah." jawab Satria dengan singkat.
"Apa kau tidur dengannya?"
"Apa yang kau katakan, pergi sana! aku sedang sibuk dan tidak ingin diganggu!"
"Kau mengusirku? apa kau lupa aku Ibu dari anakmu Satria!" pekik Viona.
"I sad to go!" bentak Satria.
Viona pun pergi sambil menghentakan kakinya. Ia yang ingin marah kepada Satria tetapi malah kebalikannya ia yang dimarahi oleh Satria.
"Awas kau Satria, aku akan menjeratmu kembali!" gumam Viona dengan begitu emosi.
Viona pergi ke sebuah tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Ia masuk dengan secara sembunyi-sembunyi kedalam rumah kecil namun terlihat mewah.
"Kamu lama sekali perginya sayang?" ucap lelaki tersebut sambil memeluk Viona dari belakang.
"Bimo, kau tahu Satria sedang berusaha mencari keberada'anmu, aku harap kamu kalau keluar harus menyamar sebaik mungkin, kalau tidak nanti kita terbongkar, kamu tahukan Satria seperti apa," ucap Viona.
"Aku sudah tahu Vio dan aku sudah berjaga-jaga, apa mantan suami cuekmu itu masih memberimu uang?"
"Hm... Bulan ini belum, nanti ya, kalau boleh jujur aku masih mencintainya Bim, tapi dia itu terlalu sibuk dan cuek, aku sangat kesepian hanya kamu yang bisa membuatku bahagia." ucap Viona sambil duduk di pangkuan Bimo.
"Oh yah? Satria tampan dan kaya kamu sudah hidup bersamanya selama lima tahun apa itu tidak merasa puas?"
"Aku bahagia dengannya, tapi dia itu tidak romantis sepertimu, jujur selama lima tahun menikah dengannya aku jarang berinteraksi dan berbincang banyak, aku kesepian dan aku terkekang dikeluarga itu yang banyak sekali peraturannya." tutur Viona.
"Lalu mau kamu apa?"
"Aku akan menguras hartanya dan memanfaatkan Satria dulu, lalu kita pergi dan hidup bahagia."
"Jangan mimpi Bimo, kamu dan Satria sangatlah jauh, aku masih mencintainya kalau saja sikapnya tidak dingin aku tidak akan selingkuh, sedangkan aku sama kamu hanya untuk memenuhi biologisku saja." batin Viona lalu mencium Bimo dan melakukan hubungan layaknya suami istri.
***
Malam hari. Jam 12 malam Satria baru pulang ke rumah. rumah tampak sepi karena sudah tertidur. Satria melihat Jingga yang sedang didapur lagi mengisi airnya.
Tanpa suara Satria pun menghampiri Jingga. Jingga pun menoleh yang merasa ada orang dibelakangnya. Ia hendak pergi sambil membawa botol airnya. namun Satria menghalangi jalannya. Ia melihat Jingga yang hanya memakai dress diatas lutut dengan rambut digerai begitu saja, hatinya berdebar-debar tidak karuan bahkan miliknya langsung turn on.
"Minggir! aku mau lewat." ucap Jingga.
"Apa pantas seorang istri abai kepada suaminya yang habis pulang kerja?" kata Satria sambil mencodongkan wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Jingga.
Jingga pun menelan ludahnya dengan kasar napasnya serasa sesak, selain tidak pernah berdekatan dengan lawan jenis Ia juga melihat tatapan Satria yang begitu menusuk, seolah-olah Satria sedang menyimpan emosi didalam dirinya.
"Mas, kau mau apa?" tanya Jingga dengan pelan. Ia berusaha untuk tenang karena aroma maskulin Satria benar-benar memabukan dan aroma mint yang menguar.
"Terserah aku mau apa kan kamu, kamu adalah istriku." sahutnya dengan nada berat.
"Istri diatas kertas" balas Jingga.
Satria pun mengetatkan rahangnya dengan wajah yang memerah ia seperti ingin meledakan amarahnya namun ia tahan. Wajahnya semakin mendekat kearah wajah Jingga. Jingga pun menghindari sampai berpegangan ke Table counter.
Satria mencium bibir Jingga dengan lembut sambil memeluknya. Jingga melototkan matanya Ia benar-benar menegang mau bergerak saja serasa sulit. Satria melumat bibir Jingga sambil memejamkan matanya.
Jingga mendorong Satria lalu pergi berlari. "Hah... hah... Aku takut sekali sampai tubuhku merinding, dia besar seperti kingkong apa dia mabuk tidak biasanya dia ingin dekat denganku." gumam Jingga sambil memegang dadanya dan mengunci pintu kamarnya.
"Fuck... Ada apa denganku? Kenapa aku jadi begini, lama-lama bisa gila dan gadis itu telah menolakku mentah-mentah." gumam Satria dengan prustasi lalu berjalan menuju ke kamarnya untuk meredam hasratnya.
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭