NovelToon NovelToon
Istri Kontrak CEO Duda

Istri Kontrak CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: sweetmatcha

menceritakan gadis cantik yang berwajah baby face dengan jilbab yang selalu warna pastel dan nude yang menjadi sekretaris untuk melanjutkan hidup dan membantu perekonomian panti tempat dia tinggal dulu. yang terpaksa menikah dengan CEO duda tempat dia berkerja untuk menutupi kelakuan sang ceo yang selalu bergonta ganti pasangan dan yang paling penting untuk menjadi mami dari anaknya CEO yang berusia 3 tahun yang selalu ingin punya mami
dan menurut yang CEO cuman sang seketerasi yang cocok menjadi ibu sambung untuk putri dan pasang yang bisa menutupi kelakuannya
dan bagaimana pernikahan Kontrak ini apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sampai kontrak di tentukan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetmatcha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 – Siang yang Tidak Biasa

Rapat berakhir tepat pukul 12 siang, bertepatan dengan jam makan siang. Begitu para staf mulai keluar ruangan, Nayla langsung menghampiri Mega dan Doni yang masih duduk sambil merapikan barang mereka.

“Langsung ke kantin aja, ya, guys. Aku mau ambil kotak bekal dulu,” katanya sambil berjalan cepat. “Oh iya, Pak Dion katanya mau ikut makan siang bareng kita juga, lho.”

Mega langsung refleks berdiri, ekspresi wajahnya berubah dramatis.

“Seriusan, Nay? Pak Dion ikut makan sama kita?” Suaranya naik setengah oktaf. “Ya Allah, senangnya aku! Akhirnya bisa makan bareng Pak Dion! Bareng, Nay… bareng!”

Doni melirik Mega malas. Nada julid-nya langsung keluar tanpa filter.

“Lebay banget, Meg. Lu pasti lupa ya kalau PDKT lu ke Pak Dion itu udah gagal dari awal? Dia tuh maunya sama Nayla, bukan elu.”

Mega melotot, menyikut lengan Doni. “Ah sirik aja lo! Kerjaan ngomel mulu sama gue.”

Nayla yang menyaksikan keduanya cekcok hanya tertawa kecil.

“Kalau gitu, nanti duduknya samping Pak Dion aja, Meg. Sekalian lanjut PDKT,” ucap Nayla, santai.

Mega langsung mengangguk penuh semangat. “Boleh juga, Nay! Aku bakal manfaatin kesempatan ini. Siapa tahu bisa sekalian korek-korek gosip soal Pak Arga juga.”

Nayla dan Doni langsung menatap Mega bersamaan.

“Lu mah yang penting gosip,” komentar Doni, geleng-geleng kepala. Nayla ikut tertawa kecil.

“Iya udah, kalian langsung ke kantin duluan aja ya. Aku nyusul.”

“Oke, bestie!” seru Mega dengan gaya centil khasnya.

Namun langkah Nayla terhenti ketika sebuah suara berat memanggilnya dari belakang.

“Nayla, masuk sebentar.”

Ia menoleh. Pak Arga berdiri di ambang pintu ruangannya.

Begitu masuk, Arga langsung berbicara tanpa basa-basi.

“Pesanan bebek bakar di kafe depan udah kamu urus, kan? Buat saya dan tamu saya.”

“Sudah, Pak. Sebentar lagi sampai,” jawab Nayla cepat.

Tiba-tiba, suara langkah hak tinggi terdengar di lorong. Seorang wanita dengan penampilan mencolok muncul—rambut blow besar, make-up tebal, tubuh semampai, dan pakaian ketat mencolok. Tanpa ragu, ia melenggang masuk dan langsung mendekati Arga.

“Siang, honey…” ucapnya manja, lalu mencium pipi Arga tanpa malu sedikit pun.

Nayla spontan membuang muka. Dalam hati ia bergumam sinis:

“Gak malu apa sih? Ciuman depan cewek seimut gue begini? Ngeri-ngeri geli.”

Wanita itu lalu menatap Nayla dari ujung rambut sampai kaki, ekspresinya berubah sinis.

“Kamu ngapain di sini? Anak magang, ya? Mau godain Arga juga? Umur segini udah bisa jadi pelakor. Sekolah dulu yang bener!”

Nayla menghela napas dalam, lalu tersenyum tipis.

“Maaf, Tante… saya bukan anak magang. Saya sekretaris tetap di kantor ini. Dan soal pelakor, hmm… ‘pelakor’ itu untuk yang ngerebut suami orang, kan? Pak Arga, setahu saya, bukan suami Tante. Jadi… saya bukan pelakor.”

Arga hanya terdiam, menahan reaksi. Mungkin bingung, mungkin menahan tawa.

Si wanita langsung memasang wajah tak terima. “Kamu manggil aku… Tante? Hei! Aku gak setua itu!”

Nayla mengangkat bahu ringan. “Tadi Tante manggil saya ‘anak magang’, berarti saya lebih muda dong. Wajar kalau saya panggil Tante, kan?”

Wanita itu mencibir. “Panggil aku Nyonya!”

“Oke deh, Nyonya.” Nayla menjawab tanpa ekspresi.

Lalu ia menoleh pada Arga. “Pak, kalau gak ada lagi, saya keluar dulu ya. Mau ambil makanannya.”

Arga hanya mengangguk pelan. “Oke. Kamu boleh keluar.”

Nayla keluar ruangan dengan langkah ringan, menuju kafe depan untuk mengambil pesanan. Tapi pikirannya masih sibuk mencerna kejadian barusan. Entah kenapa, perutnya terasa sedikit mual. Bukan karena bebek bakar. Tapi karena pemandangan tadi.

Begitu kembali, ia mengetuk pintu ruang Arga.

Tak ada jawaban.

Ia menunggu sebentar, lalu mengetuk lagi. Tetap hening.

Pelan-pelan, ia membuka pintu. Ruangan sepi. Ia melangkah masuk, meletakkan kotak makanan di meja kecil tempat Arga biasa makan siang.

Tiba-tiba… terdengar suara samar dari ruang dalam.

Langkah Nayla terhenti. Napasnya tertahan.

"Jangan bilang…"

Suara itu makin jelas. Samar-samar… tapi cukup untuk dimengerti.

Desahan. Tawa. Suara kursi bergeser. Suara sepatu beradu.

“Buset… baru ditinggal bentar, udah gas pol aja.”

“Si Bos emang agresif. Pagi ganti oli, siang ganti spare part.”

Nayla memejamkan mata. Bukan karena sedih. Tapi karena jengah.

Ia menarik napas panjang, lalu melangkah keluar dari ruangan. Kepalanya sedikit tertunduk, tapi langkahnya mantap.

Dalam hati, ia bergumam:

“Fix. Bos gua laknat. Gak bisa nahan sejam pun.”

Ia menuju kantin.

1
Herliyanti Kilik
bagus
Merda
Agra...Arga..perhatikan dong thor...kesalahan menulis nama Arga, sampai berbab2..
Merda
Hahhhh baru umur 23 thn, dah jd Sekre CEO, buat kek umur 25 thn, lbh masuk akal...
Miu Miu 🍄🐰
bagus ceritanya seru ...semoga bisa sampai and KK Thor nulisnya 😍
Miu Miu 🍄🐰
lanjut Thor bagus ceritanya 😍
Shishio Makoto
Ceritanya sangat menyentuh hati, jangan berhenti menulis thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!