 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kecelakaan
Mobil milik Lea meluncur cepat meninggalkan kawasan yang terlihat lebih ini walau ada di kota, hatinya sudah sangat marah karena dia harus menerima perlakuan yang tidak adil dari Dean. di buat seperti ini saja dia sudah tidak terima sehingga sampai pergi dengan cara seperti ini, bersikap seolah dia yang paling tersakiti.
Padahal selama ini justru Julia yang menderita berbagai macam rasa sakit karena harus menerima fakta bahwa suami yang dia cintai telah berpaling pada wanita lain, bahkan sampai yang awal mula mengatakan ingin berubah dan berusaha menjadi lebih baik tapi justru kembali lagi pada Lea dan melakukan hal yang lebih gila.
Sekarang Lia merasa justru dia tidak adil dan lebih berat pada Julia karena pria itu tidak mau membuang raga Julia yang ada di dalam rumah, ingin sekali rasanya Lea membuang mayat itu ke tempat yang sama sekali tidak ada manusia sehingga tidak ada yang akan mengetahui kematian dari Julia.
Memang hati bila sudah di kuasai sifat serakah tidak akan bisa lagi sadar diri bahwa sebenarnya di sini yang merusak dan membuat keonaran adalah dirinya sendiri, padahal Lea juga mengenal siapa Julia dan selama ini walau tidak akrab tapi juga kerap bermain dengan Julia ketika berada di kampung halaman sana.
"Awas saja, kalau sampai besok Dean tidak menyusul aku maka aku tidak akan pernah kembali lagi pada dia!" geram Lea.
"Tidak mungkin dia memang lebih berat pada arwah atau raga wanita sialan itu, dulu masih hidup saja dia lebih memilih aku dari pada Julia keparat!" Lea terus saja menggerutu di dalam mobil.
Wuuussssh.
Sedang asik menggerutu karena keberadaan Julia sangat mengganggu dia dan juga Dean, malah jalanan yang terlihat gelap terlewat pula seseorang dengan kain berwarna putih mirip seperti gaun yang dikenakan oleh Julia ketika berada di dalam tepi kaca, Lea mulai merinding karena dia takut bila nanti Julia justru menghantui sampai sini.
"Tidak mungkin, aku pasti salah lihat saja tadi." Lea berusaha untuk menenangkan diri.
Padahal sekarang hati dia semakin tidak karuan karena di dalam mobil justru tercium bau wangi disertai dengan bau anyir, tunggu wanita yang tidak sadar diri karena mobil ini saja sebenarnya adalah milik Julia tapi dengan mudah justru Lea membawa kesana kemari.
"Jangan ganggu aku lagi, kau sudah mati dan tidak akan pernah bisa hidup!" teriak Lea sambil menatap kanan dan kiri.
"Sialan, sampai kapan kau tidak akan pernah sadar diri bahwa cinta Dean tidak pernah ada untuk dirimu!" Lea berteriak keras untuk memaki Julia.
Sreeeeet.
"AAAAAAGKK!"
Lea tersentak kaget karena dari belakang justru ada sebuah tali yang seolah sedang menjerat leher dia, itu sangat kencang sehingga susah sekali untuk di lepaskan dari leher tersebut. sudah berusaha sekuat tenaga untuk melepas tali itu tapi tetap saja tidak bisa, membuat Lea yang sedang mengendarai mobil menjadi lepas kendali.
"Lepaskan aku, lepaskan aku!" Lea terus berontak karena bila tidak nafas akan habis tercekik.
"Matiiiii.... kau akan mati bersama denganku juga." bisik suara yang serak dan nafas begitu bau.
"Biadab, kau adalah arwah yang tidak tahu diri." Lea masih terus saja memaki dan berusaha untuk lepas dari jerat leher itu.
Karena sibuk melepaskan diri dari cekikan tangan Julia di sertai tali, Lea menjadi hilang kendali dan mobil pun tidak tentu arah sementara kaki tetap menginjak gas sehingga terus saja melaju kencang dan kemudian hal yang tidak di inginkan pun terjadi juga, hantaman begitu keras dan jalanan ini juga sangat sepi.
BRUAAAAAAAK.
Asap mobil membumbung tinggi karena bagian depan rusak parah setelah menabrak pohon besar di pinggir jalan, Lea segera berusaha keluar dari mobil walau kepala terasa sangat sakit dan sebagian juga sudah berdarah karena menghantam kemudi, begitu sakit untuk keluar dari dalam mobil ini karena kaki dia tadi terjepit.
"Aaaaagkk!" Lea berteriak keras melihat kaki yang berdarah-darah.
"Ihihiiiii...
Julia terbang dari pohon ke pohon seolah begitu puas melihat penderitaan yang sedang Lea alami, tidak akan pernah langsung membunuh secara langsung karena itu hanya akan menderita satu kali saja, sesuai dengan ucapan yang membangkitkan dia maka Julia ingin menyiksa dia sampai kemudian wanita ini merasa tidak sanggup untuk hidup.
"Bangsat bajingan, wanita tidak tau diri." Lea mengumpat keras ke arah Julia.
"Hiks, hiks! aku sudah pernah memohon pada mu agar meninggalkan suamiku, tapi ternyata kau tetap saja dan malah membuat aku seperti ini." Julia menatap Lea yang ada di bawah dengan tubuh banyak darah.
"Hahaaaaaa.... sampai kapan pun aku adalah pemenang dalam hubungan ini, walau kau membebani Dean dengan keberadaan raga mu tapi dia akan terus bersama ku dengan diri ku." gertak Lea yang masih saja tidak sadar diri.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Lea ini maka Julia segera terbang mendekati wanita yang sedang menahan rasa sakit di tubuhnya, sekarang Leo sudah tidak sanggup untuk berlari karena bagian kaki ke bawah seolah mati rasa tidak bisa untuk bergerak walau hanya sedikit saja, rasa takut dan juga khawatir mulai timbul di dalam hati karena dia takut bila nanti sampai lumpuh.
Crasssssh.
Crasssssh.
"Aaaaaahhkkk!" Lea berteriak ketika kuku tangan dari Julia mencabik tubuhnya.
"Tidak akan ada kematian mudah untuk dirimu, kau akan merasakan penderitaan yang begitu panjang seperti yang pernah aku alami." Julia menyeringai menampakkan gigi yang terlihat menghitam dan juga ada taring.
"Toloooooong!" Lea berteriak karena dia berharap ada orang yang mendengar suara dia di sini.
"Sekarang kau tahu bagaimana meminta tolong, bukankah ini sama saja seperti diriku yang meminta tolong padamu kala itu untuk meninggalkan Dean!" Julia menatap dengan mata yang berdarah dan mulai menangis.
Lea rasa ingin muntah dan juga ketakutan ketika menyadari bahwa air mata Julia bukanlah air lagi melainkan sudah berubah menjadi darah, jarak wajah di antara mereka hanya sekitar setengah jengkal saja dan bau tubuh Julia begitu menyergap di dalam hidung Lea.
"Kita tidak akan pernah berpisah jauh lagi, aku akan selalu di samping mu dan memberikan siksaan pedih!" Julia berkata dengan penuh ancaman.
"Bagus, wanita seperti dia memang pantas untuk di siksa." Alisa bertepuk tangan gembira.
Alisa adalah gadis Turki yang sudah membangkitkan Julia agar bisa balas dendam kepada orang yang telah menyakiti hati wanita itu, Alisa tidak terima bila Julia terus di sakiti dan saat mati tidak mendapatkan apa pun sebagai balasan atas perbuatan para jalang ini.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek