NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Siapa mereka?"

Bernard segera bersiaga, memegang pistol di balik punggung. Ia melihat empat pria bertelanjang dada dengan seluruh wajah ditaburi warna putih berada di sekelilingnya saat ini.

Suasana begitu tampak hening sekarang. Angin sepoi-sepoi berhembus ke sekeliling. Beberapa daun tampak berguguran, meliuk-liuk di udara sampai akhirnya terbang terbawa angin.

"Penampilan mereka agak berbeda dengan penampilan suku pedalaman palsu yang aku dan yang lain lawan di dalam gua. Tapi, aku yakin jika mereka masih pasukan musuh yang melakukan penyamaran."

"Jika mereka memanggil pasukan bantuan, aku nyaris tidak memiliki peluang untuk menang, terlebih dengan kondisiku yang tidak menguntungkan."

"Mereka mengawasiku dengan sangat waspada. Aku tidak boleh lengah sedikitpun. Aku harus segera lari dari tempat ini secepatnya sebelum musuh menangkapku. Satu-satu jalan keluar bagiku adalah melompat ke air terjun. Air terjun itu aman dari hewan buas dan juga–"

Bernard segera melompat ke belakang ketika seseorang menyerangnya dari belakang. Ia menghindar ke samping ketika sebuah tombak nyaris mengenainya.

Empat pria berkostum suku pedalaman itu menyerang Bernard secara bersamaan. Bernard melesatkan tembakan jarum beracun, tetapi tembakannya tidak berhasil mengenai satu musuh pun.

"Mereka cepat. Mereka berbeda dengan pasukan yang menyerangku di gua." Bernard menghindari serangan tombak dan senjata sejenis golok yang bentuknya agak berbeda.

Bernard melemparkan bom asap, menahan napas sekuat dan selama mungkin. Akan tetapi, keempat orang itu mampu bertahan dan kembali menyerangnya.

"Mereka mampu bertahan dari bom asap itu. Mereka pasti sudah mengantisipasi hal ini dari informasi yang mereka dapatkan."

Bernard menghindari serangan, kembali melempar bom asap ke arah datangnya empat pria berpakaian suku pedalaman itu.

Keempat pria itu mulai merasakan pening di mana pergerakan mereka mulai sempoyongan.

Bernard menembakkan peluru yang berisi obat tidur dan berhasil mengenai keempat pria itu hingga terjatuh ke tanah.

Bernard merenggangkan jarak dengan keempat pria itu, menunggu hingga beberapa waktu lamanya sampai ia yakin jika mereka sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri.

Bernard memeriksa satu orang pria yang berusia paling muda di antara keempat pria itu. "Aku tidak menemukan benda apa pun yang menempel pada mereka. Tapi, aku yakin mereka sudah mengirimkan tanda pada pasukan mereka."

Bernard memperhatikan tiga pria lain. "Aku tidak boleh membuang-buang waktuku di sini."

Bernard mengeluarkan tali dari dalam tas, mengikat keempat pria itu di pohon dan batu. Ia mengambil salah satu golok dan menyimpannya di balik pinggang, lalu menyimpan tiga golok lain ke dalam tas. Ia juga mengambil tombak sebagai senjata.

"Mereka akan sadar malam nanti. Tubuh mereka akan sangat lemas dan tidak akan bisa bergerak. Aku seharusnya menghabisi mereka, tapi aku tidak memiliki waktu karena mereka bisa saja sudah mengirim pesan bantuan pada kelompok mereka."

Bernard menuruni jalanan licin dan berbatu untuk sampai ke bawah air terjun. Ia mengawasi keadaan dengan sewaspada mungkin, terlebih ada kemungkinan jika pasukan musuh berada di sekelilingnya.

"Bom asap dan jarum tidurku hanya tersisa sedikit. Aku tidak bisa menggunakannya sembarangan. Aku harus segera menemukan petunjuk berikutnya secepatnya.”

Bernard sampai di sisi sungai, menoleh ke bagian hilir. "Airnya sangat deras. Jima aku terjatuh, aku akan terseret. Sungai ini mungkin saja akan membawaku ke laut."

Bernard melompati sebuah batu, menahan kesakitan karena luka di betisnya. Ia berpindah dari satu batu ke batu lain untuk sampai di seberang sungai.

Bernard bergerak ke dalam hutan, mengambil beberapa buah hutan sebagai perbekalan. Ia mengawasi keadaan sekeliling secara saksama.

Bernard bergerak di bawah naungan rerimbunan pohon, menoleh ke kiri kanan, kiri, depan, dan belakang. Firasatnya mengatakan jika ada musuh yang sudah menunggu di sebuah tempat.

Bernard menoleh ke arah hutan yang berada di atas. "Aku mengkhawatirkan keadaan Garrick dan yang lain. Tapi, aku harap mereka akan baik-baik saja. Mereka bukan orang-orang lemah. Aku sangat berharap mereka menemukan petunjuk yang sudah aku letakkan. Aku juga berharap kelompok bantuan segera datang."

Bernard terus bergerak di bawah rerimbunan pepohonan, menggores batang pohon sebagai petunjuk. Sinar matahari tampak menerobos celah-celah dedaunan. Beberapa burung berterbangan ketika ia melewati pohon tempat mereka bertengger.

Bernard memeriksa tasnya. "Aku kehilangan teropong dan beberapa benda lain ketika aku terjatuh, begitupun ketika aku terseret arus kolam."

Bernard berhenti di pohon terakhir sebelum ia mencapai tebing. Ia melihat hamparan hutan nyaris di sekelilingnya, kecuali bagian sebelah kiri di mana ia melihat sebuah sungai yang kemudian menghilang di bagian ujung.

"Tampaknya ada air terjun lain di sana sehingga sungai tidak lagi terlihat. Selain itu, jalur yang akan aku lewati ternyata terus menurun. Aku berada di dua puluh persen bagian hutan yang belum terjelajahi."

"Hutan ini mungkin berada di bagian bawah hutan dan berada di lokasi yang tersembunyi. Di tempat tinggal suku pedalaman palsu itu, aku melihat hamparan hutan yang masih luas."

Bernard kembali bergerak, menuruni tebing secepat dan sewaspada mungkin. Ia bertemu dengan beberapa hewan buas seperti ular, anjing hutan, dan elang yang sedang memakan mangsanya.

Bernard sampai di hutan bagian bawah, beristirahat sebentar di bawah pohon, meneguk air untuk membasahi kerongkongan yang sudah sangat kering. Ia memakan buah-buahan, mengawasi sekeliling.

Bernard menaiki pohon, mengawasi sekeliling. Ia terdiam ketika melihat sebuah benda hitam. "Bentuknya seperti batu. JIka memang bentuknya adalah batu, maka tempat itu kemungkinan adalah tempat di mana petunjuk berikutnya."

Bernard melompat menuruni pohon, menggores tanda di badan pohon, kembali bergerak menerobos hutan.

Di saat yang sama, salah satu dari empat pria berkostum suku pedalaman itu sadarkan diri. Ia menggeliat ketika menyadari tubuhnya terikat tali, lantas berteriak dan berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti.

Ketiga pria lain mulai sadarkan diri. Mereka menggeliat dan ikut berteriak. Keempat pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak umum.

Keempat pria itu menoleh ke sekeliling, menggelinjang beberapa kali. Salah satu pria yang berbadan paling besar mengerahkan tenaga untuk melepaskan ikatan. Setelah mencoba beberapa kali, ikatan mulai melonggar. Sayangnya, ia sudah lebih dahulu kehabisan tenaga.

Pria lain mulai bersiul sekuat tenaga, disusul oleh dua pria lain. Suara mereka terdengar hingga jarak jauh, termasuk oleh Bernard.

Bernard berhenti bergerak, menoleh ke sekeliling. Ia melihat kawanan burung terbang melewatinya. "Suara apa itu tadi? Suaranya mirip seperti siulan dibandingkan dengan suara burung dan hewan. Suara itu seperti tanda mengenai sesuatu."

Suara siulan itu terdengar beberapa kali. Beberapa pria yang berada di bagian hutan mulai mendengar suara itu. Mereka bersiul beberapa kali.

Bernard mulai waspada, mencengkeram tombak dan pistol bersamaan. Di saat yang sama, para pria berbusana nyaris telanjang dengan sebuah kain menutup bagian alat vital mereka mulai bergerak ke arah datangnya suara siulan pertama kali.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!