NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:327
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4: Hutan Hujan

Di suatu pagi yang tenang. Di dalam sebuah hutan hujan nan jauh di dunia fantasi. Diantara rindang pepohonan raksasa yang menghias di sekelilingnya. Kupu-kupu beterbangan diantara hamparan bunga matahari yang luas dan bermekaran. Saling berebut nektar untuk sumber energi mereka. Namun ada sesuatu yang janggal. Diantara kerumunan kupu-kupu, terlihat sepasang peri kecil yang sedang asyik memanen nektar. Dengan berbekal keranjang rotan mereka berdua terlihat sangat gembira dan antusias dengan banyaknya nektar yang berhasil mereka kumpulkan.

"tralala.. sungguh indah sekali hari ini. Kita mendapatkan nektar yang sangat berlimpah." Ucap salah satu peri kecil dengan wajah gembira.

"trilili.. betul sekali, hari ini kita tidak akan kekurangan energi lagi, aku senang sekali." Balas peri kecil di sebelahnya.

Sepasang peri kecil itu adalah lili dan lala. Peri kembar yang menghuni hutan hujan tersebut. Lili memiliki sayap dan rambut berwarna ungu, sedangkan lala memiliki sayap dan rambut berwarna hijau. Mereka berdua mempunyai tugas untuk berburu nektar setiap pagi. Lalu dibagikan kepada peri-peri yang lain.

Di hutan hujan. Semua peri yang tinggal disana mendapat tugas masing-masing. Ada yang menjaga wilayah mereka. Ada yang bertugas memasak makanan. Ada yang bertugas berburu nektar. dan ada yang bertugas mengasuh peri-peri yang belum dewasa. Semua saling bergotong royong. Dan tidak pernah ada sekalipun perselisihan diantara mereka.

Di sela ketenangan peri lili dan lala yang asyik berburu nektar, tiba-tiba...

BUMM..

BUMM..

Tanah terguncang. Kerumunan kupu-kupu seketika bubar. Terbang tak tentu arah. Suara Langkah kaki yang besar terdengar semakin mendekat menuju hamparan bunga matahari.

"trilili.. OH TIDAK, DIA DATANG LAGI." Teriak peri lili ketakutan.

"tralala.. CEPAT LILI, ANGKAT KERANJANGMU DAN KITA PERGI DARI SINI." Mereka berdua bergegas mengangkat keranjang rotan tersebut. Belum sempat mereka terbang lebih jauh tiba-tiba terlihat sesosok raksasa yang tinggi dan besar.

"HEI KAU...! MAU KEMANA KALIAN?." Terdengar suara yang berat dan menggelegar. Peri lili dan lala yang ketakutan seketika berhenti terbang. Dan menoleh perlahan kearah suara tersebut.

"tralala.. m-m-maaf tuan raksasa. Kita berdua hanya mencari nektar." Peri lala gemetaran.

"KAU TAHU KAN? JIKA SEMUA WILAYAH DI HUTAN HUJAN INI ADALAH MILIKKU." Bentak raksasa itu.

"trilili.. tapikan hutan hujan ini milik kita Bersama, tuan." Peri lili menjawab dengan tenang.

Raksasa terlihat habis kesabaran dan semakin marah mendengar jawaban kedua peri itu. "DASAR! PERI SIALAN!." Dengan cepat raksasa itu mulai berlari dan mengejar kedua peri itu. Peri lili dan lala lantas terbang dengan kecepatan penuh. Meninggalkan hamparan bunga matahari. Semakin dalam mereka terbang. Raksasa itu semakin cepat mengejar mereka. "MAU LARI KEMANA KALIAN?." Bentak sang raksasa.

Terbang diantara pepohonan sangatlah tidak mudah. Beberapa kali peri lili dan lala menabrak dahan dan ranting pepohonan. Membuat goresan-goresan kecil pada sayap mereka berdua.

KIPP..

KIPP..

Kepakan sayap mereka semakin kencang dan membuat mereka semakin melesat diantara pepohonan raksasa.

"tralala.. CEPAT LILI, CEPAT..." teriak peri lala.

"trilili.. TUNGGU AKU, KERANJANG INI TERLALU BERAT." Jawab peri lili sambil mencengkeram erat keranjang rotan yang dibawanya.

Di belakang mereka. Raksasa itu semakin mendekat. Ditabraknya semua batang pohon yang menghalanginya. Raksasa itu semakin lincah melompat dan menghindari semua halangan di depannya. "MAU LARI KEMANA KALIAN BERDUA HAHAHA." Teriak raksasa itu.

Semakin kalut perasaan peri lili dan lala. Mereka semakin kehilangan fokus untuk terbang. Dan langkah raksasa itu semakin lama, semakin mendekati mereka.

..

Kinasih membuka matanya. Portal itu membawanya ke dalam sebuah hutan hujan. "dimana aku?" gumamnya. Dia memberanikan diri untuk melangkah menyusuri hutan hujan tersebut. di sekelilingnya berbagai macam tanaman tumbuh lebat. Berbagai macam buah juga tumbuh sejauh mata memandang. Dia berhenti sejenak, dari kejauhan sayup-sayup ia mendengar hentakan kaki yang sangat kuat. Dia lalu mencoba mencari asal muasal suara tersebut. ia mencoba berlari menyusuri hutan hujan semakin dalam. Semakin jauh ia berlari, semakin dekat sumber suara tersebut.

"Apakah ada raksasa di hutan ini?" tanyanya dalam hati.

Kinasih menyipitkan kedua matanya. Dia merasa melihat sesuatu beterbangan dari kejauhan. Semakin dekat, semakin Nampak jelas. Dia seketika terkejut saat melihat peri lili dan lala terbang dengan kecepatan penuh datang menghampirinya.

"tralala.. ADA MANUSIA DI DEPAN SANA." Teriak peri lala kepada peri lili.

"trilili.. HEI MANUSIA! CEPAT PERGI DARI SINI. DISINI BERBAHAYA."

Mendengar ucapan kedua peri tersebut, Kinasih hanya diam. Mematung. tak menghiraukan perkataan dua peri tersebut. lalu dia mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi di hadapannya.

BUMM..

BUMM..

Tiba-tiba muncul seorang raksasa dari balik rimbun pepohonan. Kinasih seketika terkejut melihat pemandangan di depan matanya. "HEI PERI KECIL! CEPATLAH BERLINDUNG DI BELAKANGKU, NYAWA KALIAN SEMAKIN TERANCAM." Teriak kinasih pada peri lili dan lala. Kedua peri itu mengangguk menyetujui. Dengan secepat kilat segera bersembunyi di balik tubuh kinasih.

"tralala.. hei manusia! Memangnya kau bisa melawan raksasa itu?." Tanya peri lala sambil berbisik.

"sudahlah, kalian cukup bersembunyi di belakangku, biar aku yang urus raksasa itu." Jawab asih dengan tegas.

Kinasih memantapkan Langkah kakinya. Segera dia berjalan mendekati raksasa yang sedang berlari tersebut.

"DIMANA KALIAN BERDUA? JANGAN COBA-COBA LARI DARIKU. DASAR PERI SIALAN!" suara raksasa itu semakin menggelegar.

"berhenti disitu, raksasa tak tahu diri." Suara lantang kinasih seakan mencoba menantang raksasa tersebut.

Raksasa itu menoleh dengan tatapan sombong. "HOHOHO.. BERANI SEKALI MANUSIA INI MENANTANGKU."

WUSHHH...

Dengan cepat tinju raksasa itu melesat kearah kinasih. Dia yang menyadarinya seketika menghindar. "maju sini kau raksasa buruk rupa." Tantang kinasih tanpa rasa takut.

Raksasa itu melesat maju dan,

WUSHHH...

Tinju kedua melesat lebih cepat dibanding tinju pertama. Kinasih masih bisa menghindarinya.

"Segitu saja kekuatanmu, wahai raksasa buruk rupa?." Asih menjulurkan lidahnya. Dengan tatapan sinis, Dia segera melesat dengan cepat lalu menjejakkan kakinya ke batang pohon dan seketika dia sudah berada tepat di hadapan wajah sang raksasa.

"RASAKAN TINJUKU INI, WAHAI RAKSASA BURUK RUPA." Kepalan tangan asih melesat tepat kearah wajah raksasa.

DUGG...

Pukulan asih telak mengenai wajah sang raksasa.

Sebelum raksasa itu benar-benar terjatuh. Kinasih dengan sekuat tenaga menghentakkan kakinya ke tanah. Lalu seketika langit berubah menghitam. Petir saling menyambar. Gemuruh riuh terjadi di angkasa. Kinasih memejamkan kedua matanya. Seketika petir biru telah menyelimuti tubuhnya.

"BERSIAP KAU WAHAI RAKSASA BURUK RUPA." Teriak Kinasih. Kedua tangannya dipenuhi dengan petir biru yang siap menyambar. "RASAKAN INI...!!!" Dia mengarahkan kedua tangannya kearah raksasa tersebut, lalu

BLAR....

Petir biru seketika menyambar tubuh sang raksasa. Membuat sang raksasa kehilangan keseimbangan. Lalu perlahan kesadarannya menghilang. Dan tersungkur tak berdaya.

Peri lala dan lili yang menyaksikan kejadian itu hanya diam. mematung. tak tahu harus berbuat apa.

"huh..huh..huh..rasakan semua itu, wahai raksasa buruk rupa." Kinasih menyeka peluh di wajahnya. Perlahan tubuh asih melemas. Kedua matanya berkunang-kunang.

BRUKK..

Kinasih lalu terjatuh dan pingsan.

.....bersambung.....

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!