NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 #Harus Jauh-Jauh

Sahira mengambil selimut yang menggantung di nakas, menutupi tubuh mungil bayi perempuannya. Ia meletakkan bayinya di tempat tidur sebelum perlahan memutar knop pintu.

"Selamat malam, Mbak Sahira," sapa asisten Hansel dengan sopan, senyum manis menghiasi wajahnya.

"Ya, ada apa, Tuan?" tanya Sahira. "Syukurlah, yang datang dia, bukan pria dingin itu," batinnya, mengira Zander.

"Panggil Hansel atau Hans saja, Mbak. Saya hanya pelayan di sini, tidak lebih," jelas Hansel.

"Maaf, kalau begitu ada apa kau datang kemari, Ha—Hans?"

"Apakah ada kebutuhan Mbak dan bayi yang kurang?" tanya Hansel penuh perhatian, meski ia tahu itu atas perintah majikannya.

Sahira melirik ke arah bayinya. Semua kebutuhannya tersedia: popok, susu pelancar ASI, baju bayi, selimut, tisu, air mineral, dan lainnya. "Semua sudah lengkap, terima kasih, Hansel," kata Sahira tersenyum, merasa sangat terbantu.

Hansel menghela napas lega. "Saya ke sini hanya untuk memberitahumu. Jika ingin berterima kasih, bicara langsung pada majikan saya," ucapnya.

"Maksudnya ke Tuan Muda?" tanya Sahira ragu, dan Hansel mengangguk.

"Ka—kalau itu, mending kau saja yang katakan. Aku tidak berani," sambung Sahira, mulai gugup.

"Tidak bisa. Saya ada urusan lain, jadi Mbak harus menemui Tuan Muda sendiri," tolak Hansel.

"Apa harus sekarang?" gumam Sahira.

Dalam hati, Hansel tertawa kecil melihat Sahira yang kebingungan. "Apa karena kepolosan ini Tuan Muda tertarik padanya? Apakah tipe wanita Tuan memang seperti dia?" pikirnya.

"Kalau bukan sekarang, kapan lagi, Mbak? Besok Tuan Muda mau ke luar negeri lagi. Sebaiknya sampaikan saja hari ini. Lagipula, Tuan Zander memang ingin Mbak menemuinya," tutur Hansel.

"Eh, dia mau bertemu denganku? Memangnya dia mau apa?" pikir Sahira, khawatir dan penasaran.

"Ta—tapi, bagaimana dengan bayiku? Siapa yang akan menjaganya?" tanya Sahira, mencoba mencari alasan.

"Bawa saja. Tuan Muda tidak masalah dengan bayi Mbak," jawab Hansel, menunjuk bayi Sahira.

Karena desakan itu, Sahira terpaksa pergi menghadap Zander, daripada kehilangan pekerjaannya.

TOK TOK…

"Masuk!" sahut Zander dengan suara berat yang khas. Ia yang sedang membaca buku, langsung berpaling ke arah Sahira yang masuk. Namun, Zander pun kembali menunduk, pura-pura membaca.

"Maaf, Tuan Muda. Mengapa Anda memanggil saya?" tanya Sahira sambil menggendong bayi perempuannya yang mengantuk di depan Zander.

Zander hanya diam, membuat Sahira merasa tidak nyaman. "Tuan..." panggil Sahira pelan.

Zander mengangkat jarinya, lalu menunjuk ke arah tempat tidurnya tanpa melihat Sahira.

Kening Sahira berkerut, tak paham. "Maaf, apa maksudnya, Tuan?" tanyanya bingung. "Apa dia mau aku tidur di sana? Ih, aku mikir apa, sih?!" batin Sahira menggelengkan kepala, ia heran mengapa pikiran itu terlintas.

"Bayinya lapar!" kata Zander, menunjuk lagi.

Sahira makin bingung. Di kamar itu hanya ada satu bayi, dan di tempat tidur tidak ada bayi lain. Jadi, apa yang ditunjuk Zander?

"Pria aneh ini maunya apa?" pikir Sahira, mulai kesal. Tiba-tiba terdengar suara bayi. Sahira menatap bayi perempuannya, tapi ia sudah tidur pulas.

"Di mana asal suara bayi itu?" gumam Sahira.

"Bayinya di sana!" Zander menunjuk ke arah tempat tidurnya lagi. Sahira menghela napas, lalu menatap Zander yang menatapnya juga, meski wajah Zander setengah ditutupi buku. "Dia seperti malu-malu, atau memang tidak suka wajahnya dilihat orang?" itulah isi pikiran Sahira.

"Maaf, Tuan. Tapi di sana cuma ada bantal guling, tidak ada bayi," kata Sahira.

"Coba ke sana!"

Lagi-lagi, Zander hanya berucap dua atau tiga kata. "Apa pria aneh ini memang pelit bicara?" pikir Sahira makin kesal, tapi ia harus sabar demi menjadi ibu susu profesional.

Sahira mengambil tujuh langkah hingga tiba di sisi ranjang Zander. "Oh?" Matanya terpaku pada sosok mungil yang menggeliat di balik bantal guling. Tapi, ada yang aneh.

"Kenapa diam saja?" tanya Zander sambil meletakkan bukunya di meja. Dengan bingung, ia menatap Sahira yang tak melakukan apa-apa.

"Bayi Tuan tidak menangis, melainkan tidur," jawab Sahira, melihat Beby Zee yang pulas di sana. Sahira sedikit mundur ketika Zander meninggalkan kursinya. Matanya menatap Zander yang berjalan mengelilingi ranjang, lalu berhenti di sisi bayi itu.

Oekkk... oekkk...

Sahira terlonjak kaget karena Zander mencubit Beby Zee hingga bayi itu terbangun dan menangis.

"Dia kenapa, sih? Apa dia sengaja agar aku mendapat masalah? Jangan-jangan dia membenciku dan ingin cari ribut denganku malam ini?" pikir Sahira kesal, tak tega melihat Beby Zee dicubit sekeras itu.

"Kasih dia makan!" perintah Zander dengan arogan sebelum duduk di kursinya lagi.

"Hai, kau mau ke mana?" tanya Zander, kaget melihat Sahira hendak membawa bayinya keluar dari kamar.

"Ke kamar, kasih makan mereka, Tuan," jawab Sahira polos.

"Siapa suruh kau keluar? Duduk sana!"

Sahira tercengang.

"Ka-kalau begitu, Tuan yang keluar," pinta Sahira. Mana mungkin ia menyu-sui Beby Zee jika Zander masih ada di kamar itu.

Sayangnya, Zander hanya membuang muka dan diam, melanjutkan bacaannya. Tak peduli permintaan Sahira.

"Oke, tenang Sahira. Demi 2 miliar dan bayimu, kau tidak boleh membuat gunung es ini marah. Kau harus sabar! Semangat!" batin Sahira. Ia terpaksa duduk di tepi ranjang, membelakangi Zander yang diam-diam melirik ke arahnya.

Zander senang bisa menahan Sahira, tetapi ia juga kesal karena Sahira tidak menghadap ke arahnya. "Apa wajah tampanku ini tidak membuatnya terpesona?" pikir Zander heran. Banyak wanita di luar sana yang tergila-gila padanya, tapi Sahira benar-benar berbeda. "Apa dia memang tidak suka pria ganteng dan hot sepertiku?" Zander mulai meragukan dirinya sendiri.

Tiba-tiba, suara desahan yang tak sengaja Sahira keluarkan akibat gigitan Beby Zee, membuat dada Zander tersentak. Sahira segera menutup mulut lalu melirik Zander yang pura-pura melihat ke arah lain.

"Auw... jangan digigit..." desah Sahira lagi. Seketika ia membisu saat Zander mendadak masuk ke kamar mandi. Karena ini kesempatannya, Sahira buru-buru keluar dari kamar Zander, membawa Beby Zee ke kamarnya sendiri.

"Dia aneh! Aku harus jauh-jauh darinya!” batin Sahira.

1
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!