Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Walaupun Atlas fokus berjalan namun bukan berarti dia tidak menyadari kalau Lala mengusap air mata .
Atlas memegang tangan Lala lalu menarik agar berjalan disampingnya.
" Berjalan disamping ku, kamu bukan pengawal " pernyataan Atlas yang diangguki Lala .
" Om mau kemana?" tanya Lala .
" Kamu tidak tau aku mau kemana tapi ingin ikut ?" pertanyaan Atlas .
" Aku cuma pengen jalan-jalan keluar aja " ucap Lala .
...........
Sesampai didalam club Lala masih celingak-celinguk serasa tak percaya kalau Atlas akan membawanya ke club malam.
" Om " tiba-tiba saja Lala memeluk sebelah tangan Atlas ketika mereka semakin masuk kedalam .
" Kamu punya banyak beban? maka lampiaskan dengan ikut berjoget dibawah panggung tapi jangan lepas masker ini " ucap Atlas memakai kan masker dan juga kaca mata hitam untuk Lala.
Atlas memanggil 2 bodyguard nya untuk menjaga Lala " jika nanti sudah capek maka aku duduk di sofa itu " Atlas menunjuk yang diangguki Lala .
" Om " Lala memegang tangan Atlas yang akan pergi .
" Kenapa?"
" Terimakasih udah mengerti" ucap Lala yang diangguki Atlas .
............
" Hai Bro " sapa Afgan yang datang bersama Jhon .
" Hai, kenapa kalian terlambat ?" tanya Atlas berpelukan dengan kedua sahabat karibnya.
" Kau masih bertanya kenapa aku terlambat ? " ketus Jhon yang tadi dikasih pekerjaan sangat banyak oleh Atlas .
" Apa kau sudah menyelesaikan nya ?" tanya Atlas bersandar ke sofa memijit pelipisnya yang diangguki Jhon.
" Kenapa bro baru sehari punya istri udah sakit kepala ?" tawa Afgan bersama Jhon yang memang tau kalau Atlas punya istri kecil sekarang walaupun masih dirahasiakan dari publik .
" Kau membawanya kesini ?" melotot Jhon langsung menampar lengan Atlas ketika melihat Lala ikut berjoget di bawah panggung.
" Sudah, biarkan dia bersenang-senang" ucap Atlas yang kadang miris melihat nasib istri nya nakal itu .
" Bro dia masih sekolah jangan rusak pemikiran nya, harusnya kau jadi suami yang baik dengan mengajari dia hal yang baik juga " nasehat Afgan
" Sudah , biarkan dia melampiaskan perasaan yang selama ini dia tahan-tahan nanti kalau udah capek juga tidur " ucap Atlas yang masih bingung harus berperan seperti apa untuk Lala .
Jhon menuang tiga gelas wine untuk mereka lalu menikmati sambil menenangkan pikiran dan beristirahat sejenak dari kesibukan yang setiap hari selalu memusingkan kepala.
1 jam kemudian.
" Om , Lala capek " kata Lala kembali menghampiri Atlas yang masih duduk disofa tadi bersama 2 orang teman nya .
Atlas melepas masker dan kacamata Lala ketika duduk disampingnya " Besok nggak boleh nangis lagi jadi wanita yang kuat , paham " ucap Atlas mengambil beberapa helai tisu mengusap sisa air di pipi Lala .
" Iya " kata Lala tersenyum.
" Tidurlah , aku masih ada urusan dengan mereka " ucap Atlas melepas jaketnya.
" Wahhh, Om ganteng tadi kan ?" tanya Lala langsung jreng matanya melihat Om tadi dan mereka belum sempat berkenalan .
" Nama aku Lala Om " kata Lala mengulurkan tangannya namun belum sempat dijawab Jhon dan Afgan .
" Tidur sekarang" tegas Atlas menyelimuti tubuh Lala dengan jaketnya.
" Tapi ,"
" Tidur atau nggak akan pernah aku bawa lagi " ucap Atlas dengan wajah dinginnya.
Lala berbaring diatas sofa menjadikan paha kiri Atlas bantalnya lalu memejamkan mata.
Beberapa menit kemudian Lala sudah tertidur dan Atlas melanjutkan obrolan bersama kedua sahabatnya.
..............
Lala yang sudah tidur sedari tadi terbangun dan saat membuka mata dia malah berada dalam pelukan Atlas .
" Kita dimana Om" kata Lala menguap berpindah duduk kesamping Atlas karena mobil masih berjalan .
" Sebentar lagi sampai " ucap Atlas .
" Maaf ya Om udah merepotkan karena harus gendong Lala, kenapa Om nggak bangunin Lala aja ?" tanya Lala .
" Tidak apa-apa " jawab Atlas singkat lalu segera keluar mobil begitu mereka sampai dirumah .
" Om tungguin Lala takut " rengek Lala karena saat melihat jam ternyata sudah tengah malam .
Atlas berdiri menunggu Lala walaupun sambil geleng kepala bisa-bisanya Lala takut padahal ada bodyguard yang berjaga disetiap sudut .
Didalam kamar .
Lala berjalan pelan menuju ranjang setelah mengganti piyama nya dan naik keatas ranjang dengan takut-takut dimana Atlas sudah berbaring disisi kiri .
" Tidurlah dengan tenang aku nggak akan macam-macam" ucap Atlas melihat Lala yang ragu-ragu.
" Om nggak normal ya?" tanya Lala langsung mengucapkan apa yang terpikir oleh otak nya .
" Gadis sialan " lagi dan lagi Atlas emosi untuk kesekian kalinya mendengar ucapan Lala .
" Apa mau aku tunjukkan betapa normalnya aku dimalam pernikahan ini padamu ?" ucap Atlas langsung menindih Lala .
" Ja, jangan lah Om " ucap Lala gemetaran merasakan nafas Atlas berhembus tepat di wajahnya.
" Ringan banget mulut kamu ngomong begitu " ucap Atlas mencubit bibir Lala yang selalu bicara tanpa dipikirkan.
" Ya habis Om bilang nggak bakal macam-macam, Kitakan beda jenis kelamin " ucap Lala dengan polosnya.
" Ohhh, jadi kamu ingin aku macam-macam " senyum kecut Atlas untuk menakuti Lala.
" Sebelum Om, Lala dulu " kata Lala yang lebih penasaran tiba-tiba mendorong Atlas lalu naik keatas tubuhnya.
" Lala " tiba-tiba saja semua persendian Atlas melemas sampai dia tidak punya tenaga untuk sekedar mencegah Lala.
" Coba liat " ucap Lala dengan berani mengangkat baju Atlas keatas .
" Lala , jangan ," ucap Atlas memegang ujung bajunya.
" Ihhhh, Om kan suami Lala masa nggak boleh liat " ucap Lala yang memang penasaran.
" Lala " Atlas hanya bisa pasrah membiarkan Lala menjamah tubuhnya dengan penuh rasa penasaran.
" Huuuu, Lala gemas " senang Lala menusuk-nusuk dada Atlas dengan jarinya .
" Lala " suara lemas Atlas benar-benar tidak expect akan di unboxing Lala duluan .
10 menit kemudian.
" Dah, Om barang bagus " komentar Lala turun dari atas tubuh Atlas setelah rasa penasaran nya hilang .
" Benar-benar gadis gila " ucap Atlas menjangkau selimut untuk menutupi tubuhnya yang entah kenapa tiba-tiba tidak berdaya hingga hanya pasrah di jamah Lala .
" Hahahaha, Lala belum perkosa lo Om " tawa meledak Lala dengan tampang kriminal nya .
Benar-benar ngakak melihat ekspresi takut wajah Atlas layaknya perempuan yang akan diperkosa.
" Aku jitak ya " ucap Atlas yang sudah ada tenaga langsung memukul kepala Lala dengan bantal .
Sebenarnya tadi bukan tidak berdaya tapi lebih pada Atlas lama sadar dari keterkejutan nya karena sama sekali tidak expect Lala akan begitu .
" Hehehe, Lala cuma mau hilangkan rasa penasaran Om mumpung udah punya suami " sedikit nekat namun kalau pada suami sendiri bukankah itu tidak masalah .
" Lala kayak penasaran aja mau rasakan perut sixpack Om dengan tangan sendiri kalau nonton vidio nya sering " kata Lala dengan jujur , otak Lala selalu memaksa Lala menyentuh apa yang membuatnya penasaran.
" Nggak mungkin juga Lala raba perut bodyguard jadi karena udah punya suami Lala sentuh " ucap Lala yang sungguh hanya penasaran ingin merasakan tidak ada maksud apa-apa.