NovelToon NovelToon
Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yullia Widi

Aku pernah percaya bahwa cinta itu cukup.

Bahwa selama kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, ia akan tinggal. Bahwa kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan. Bahwa pengorbanan akan membuka jalan menuju kebahagiaan. Aku percaya, sampai kenyataan memaksaku membuka mata: tidak semua cinta menemukan jalannya, dan tidak semua istri benar-benar menjadi pilihan.

Namaku Nayla. Seorang istri di atas kertas. Di kehidupan nyata? Aku lebih sering merasa seperti tamu dalam rumahku sendiri. Aku memasak, mencuci, merapikan rumah, menyiapkan segala kebutuhan suamiku. Tapi tak sekalipun aku merasa dipandang sebagai seseorang yang ia banggakan. Tak pernah aku lihat binar di matanya ketika menatapku. Tidak seperti saat ia menatap layar ponselnya, tersenyum kecil, membalas pesan yang tak pernah kutahu isinya.

Aku dan Raka menikah karena keadaan. Aku menyukainya sejak lama, dan saat kami dipertemukan dalam sebuah kesempatan yang kelihatannya takdir, aku langsung mengiyakan tanpa banyak berpikir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yullia Widi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Aku yang Menyerah, Bukan Karena Tak Cinta

Hujan turun sejak siang, membasahi jendela kamar yang kini hanya menyisakan sepi. Di dalam, aku duduk termenung sambil memandangi pakaian Arvan yang masih tergantung rapi di lemari tak pernah disentuh, tak pernah ia pedulikan.

Gugatan cerai sudah aku ajukan. Bukan karena aku benci, bukan pula karena tak sanggup lagi mencintainya. Justru karena aku terlalu mencintai diriku sendiri, aku memilih pergi dari hubungan yang terus membuatku kehilangan harga diri.

Hari itu, Arvan pulang lebih awal. Tidak biasanya. Ia membuka pintu kamar perlahan, dan saat melihatku duduk memeluk lutut di tepi ranjang, ia terdiam sejenak.

“Kita bisa bicara?” tanyanya.

Aku menoleh. “Tentu. Kita sudah terlalu lama tidak benar-benar bicara.”

Ia duduk di kursi dekat meja rias, posisi yang cukup jauh dari tempatku. Mungkin itu menggambarkan jarak emosional yang selama ini ada di antara kami.

“Aku... kaget saat dapat surat pengajuan cerai itu. Aku kira kamu cuma butuh waktu,” ucapnya pelan.

“Aku memang butuh waktu, Arvan. Tapi kamu tak pernah memberikannya. Bahkan saat aku menangis diam-diam, kamu tetap sibuk dengan duniamu, dengan wanita itu.”

Arvan menunduk. “Aku salah, Nay.”

Aku menarik napas dalam-dalam. “Salah yang diulang terus-menerus bukan khilaf, Van. Itu pilihan. Dan kamu memilih untuk terus menyakitiku.”

Hening. Hanya suara hujan di luar jendela yang terdengar. Suara yang biasanya menenangkan, kini terasa seperti latar dari luka yang tak pernah sembuh.

“Aku nggak tahu harus bagaimana,” lanjutnya. “Aku... memang dekat sama Ailuna, tapi aku nggak pernah niat ninggalin kamu.”

“Dan itu lebih menyakitkan,” ucapku jujur. “Karena aku tahu kamu tak akan pernah pergi dariku, tapi juga tak akan pernah benar-benar memilihku.”

Ia menatapku dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tapi aku sudah lelah. Sudah terlalu sering aku melihat tangisnya, lalu ia kembali dengan luka yang sama di hari berikutnya.

“Aku bertahan selama ini bukan karena kuat, Van. Tapi karena aku berharap kamu akan berubah. Tapi ternyata, harapan itu justru yang paling melelahkan.”

Aku berdiri, berjalan ke arah lemari dan mulai mengambil beberapa pakaian. “Aku akan pindah ke rumah orangtuaku sampai semuanya selesai. Kita bisa bicarakan pembagian aset lewat pengacara.”

Arvan bangkit, berdiri di belakangku. “Jangan pergi...”

Tangannya menyentuh pundakku. Tapi kali ini, sentuhan itu tidak lagi membuatku merasa dicintai. Aku malah ingin menjauh.

Aku berbalik, menatap matanya yang basah.

“Arvan, aku menyerah bukan karena tak cinta. Tapi karena aku tahu, jika aku terus bertahan, aku akan kehilangan diriku sendiri.”

“Beri aku kesempatan...” bisiknya.

Aku menggeleng. “Kesempatan itu sudah aku berikan terlalu sering. Kamu hanya tak pernah benar-benar menggunakannya.”

Malam itu aku meninggalkan rumah yang telah menjadi saksi bisu dari pernikahan yang tak pernah utuh. Aku membawa koper kecil, cukup untuk beberapa hari. Tapi lebih dari itu, aku membawa keberanian yang selama ini terpenjara.

Kupilih bertahan dulu karena cinta. Tapi kini, aku memilih pergi karena sadar bahwa cinta tak pernah cukup jika hanya aku sendiri yang memperjuangkan.

Di tengah perjalanan, aku menatap bayangan wajahku di kaca mobil. Aku bukan lagi Nayla yang dulu yang takut ditinggalkan, yang rela disisihkan. Aku Nayla yang baru, yang tahu bahwa hidup tak seharusnya dijalani dengan air mata setiap malam.

Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, aku merasa... bebas.

1
Mamah dini
raka atau arvan
Mamah dini
mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap
Mamah dini
mampir thor, kasian kmu nay , semoga kedepan nya kmu bisa bahagia sm orang yg benar2 mencintaimu menghargaimu dn melindungimu, semangat terus nay .
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
total 2 replies
Dâu tây
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
yuliaw widi: Terima kasih! Tenang, update-nya bakal lanjut terus kok 🤍
total 1 replies
Jennifer Impas
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
yuliaw widi: Makasih! Senang banget ceritanya bikin kamu terus baca 😍
total 1 replies
mr.browniie
Menggetarkan
yuliaw widi: Terima kasih banyak, senang sekali bisa menyentuh hati pembaca 🖤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!