NovelToon NovelToon
Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Tukar Pasangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Teriablackwhite

Caroline Damanik Dzansyana, hanya gadis malang berprofesi sebagai koki dessert di sebuah restoran Itali, dia diberatkan hidup karena harus membiayai rumah sakit ibu angkatnya yang koma selama satu tahun terakhir ini karena sebuah kecelakaan tragis.

Lalu, di suatu hari, dia dipertemukan dengan seorang wanita berwajah sama persis dengannya. Dia pikir, pertemuan itu hanyalah kebetulan belaka, tetapi wanita bernama Yuzdeline itu tidak berpikir demikian.

Yuzdeline menawarkan perjanjian gila untuk menggantikan posisinya sebagai istri dari pewaris Harmoine Diamond Group dengan bayaran fantastis—300 Milyar. Namun, Caroline menolak.

Suatu malam, takdir malah mempertemukan Caroline dengan Calvino—suami dari Yuzdeline dan menimbulkan kesalahpahaman, Calvino mengira jika Caroline adalah istrinya, sehingga dia menyeretnya masuk ke hidupnya.

Sejak saat itu, Caroline tidak pernah bisa kembali ke hidupnya. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apa yang akan Caroline lakukan untuk kembali ke hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teriablackwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4—PPMITMC

HAPPY READING

_______________________________

Pria gagah nan egois itu termangu guna membandingkan sosok istrinya dengan wanita yang sibuk menendang lampu taman di belakang sana, berkutat di kepala, bagai kincir angin.

Ia berputar-putar dan terus menyangkal karena gaya pakaian mereka berbeda amat jauh.

Calvino mengerutkan wajah sambil meremas kemudi dengan sebelah tangan. "Gak mungkin," katanya menyangkal.

"Yuzdeline itu pakaiannya selalu ketat, dia gak pernah pake baju yang tertutup, sedangkan dia ...."

Lelaki itu membalik tubuh untuk mengintip kembali ke arah keberadaan wanita tadi, wajahnya menyembul keluar untuk memastikan dugaannya benar atau salah.

Kosong. Hanya ruang kosong dan nyanyian sunyi malam ini, semilir angin menyibakkan aroma malam yang mencuat—dinginnya merasuki hidung hingga menyebar ke kepala.

"Loh? Kok gak ada?" seru Calvino menyipitkan mata.

Sudut matanya mengunjungi lokasi dimana wanita itu menggerutu seorang diri, wanita tadi sudah tidak ada, entah ke mana perginya, jejaknya tak bersuara—bahkan bayangannya pun seolah menghilang begitu saja.

Lantas dia mengitari area sekitar, menjamah setiap jarak yang mampu dia tempuh dengan awas matanya, Calvino mendengkus, lalu berdecak.

Sambil menggeleng dia mengedikkan bahu. "Ah udahlah, mungkin cuman mirip. Lagian, wanita itu mana mau dia sendirian di tengah malam kayak gini, mana jalan kaki pula."

Calvino tidak lagi memedulikan sosok yang dia anggap mirip dengan istrinya, kendaraan mewah itu dibawa melesat jauh meninggalkan ruas jalan sunyi di sana.

Beriringan dengan sebuah mobil merah dengan kaca film hitam, hingga tak ada yang bisa menerawang keadaan di dalam mobil tersebut.

"Arght ..., lepaskan! Lepaskan!" pekik seorang wanita yang berada di kursi belakang dengan dua pria gagah di samping kiri dan kanan.

"Diam!" bentak pria lain yang mengendalikan kemudi mobil tersebut. "Kita hanya ingin membawamu ketemu dengan seseorang," tambahnya.

Wanita cantik berkulit putih bening itu menciut di tengah ke-dua lelaki yang menghimpitnya, bergetar ketakutan karena mendadak dia diseret paksa masuk ke mobil tersebut.

Ini adalah tindakan penculik. Gadis itu menatap nanar ke-tiga pria yang ada di sana, menerawang tiap orang untuk menemukan alasan, mengapa dia dibawa paksa ke sana.

Glekk!

"Siapa?" tanya Caroline, terpatah-patah ketakutan. "Saya gak tahu kalian siapa, dan saya gak ada urusan apapun dengan siapapun," pungkasnya tersengal.

Pria di sampingnya mengeratkan genggaman pada pergelangan tangan Caroline. "Ya, kamu emang gak tahu, tapi bos kami tahu kamu," timpalnya.

Siapa?

Kenapa?

Ada urusan apa?

Pertanyaan demi pertanyaan bergulir seiring berjalannya waktu, Caroline memeluk dirinya sendiri usai dia berhasil melepaskan genggaman ke-dua lelaki di sampingnya.

Dia diam karena berpikir. Membisu bukan ingin menurut, hanya saja Caroline sedang bergelut dengan isi kepala yang tak pernah padam, juga sedang merencanakan sesuatu.

Mereka ini sebenarnya siapa? Seseorang itu apa tujuannya?

Aku bukan orang kaya, apalagi istri CEO, masa diculik tanpa tujuan?

Apa jangan-jangan mereka ..., dari komplotan pen ju alan org*n tubuh manusia?

Beberapa isi kepalanya cukup ekstrim.

Secara impulsif dia membeliak, terkejut dan ketakutan sendiri oleh isi kepalanya, gadis itu menjeling ke kiri dan kanan secara bergantian.

Dengan napas tersengal, Caroline menatap semuanya dengan tajam, tegang, pupil matanya membeku karena isi kepalanya sendiri.

"Aagrht ...! Tolong ...! Tolong ..., mereka komplotan penjualan org*n tubuh manusia, tolong ...." Ribut sekali wanita ini, menghentakkan kaki dan mengguncang tubuh ke kiri dan kanan.

Membentur dua lelaki yang ada di sisinya, membuat semua pria di sana terkurung panik, hingga kemudi yang dikendalikan pria lain berkelok ke kiri dan kana tak beraturan.

Dua pria di sisi kiri dan kanannya terus membentur secara berulang, ditambah mobil itu tidak dalam keadaan kendali yang stabil, mengakibatkan mereka tidak mampu menahan Caroline.

"Woi! Diem!" teriak pria di sisi kiri, tangannya melayang ke udara.

Hendak merampas tangan atau bagian tubuh Caroline, namun dia terjungkal ke belakang akibat gadis ini yang terus mengguncang tubuh dan berusaha membuat keributan sendiri.

"Aarght ..., tolong woi! Mereka mafia woi! Tolong ...." Caroline sengaja menyikut pinggang pria di sisi kiri dan kanannya secara bergantian.

Disambung menginjak kaki ke-duanya dengan metode yang sama, lanjut Caroline menghentakkan sikut ke paha dalam ke-duanya.

Nyut....

Area sensitif itu melumpuhkan sekujur tubuh pria-pria itu. Berdenyut, perih, terasa ngilu. "Arght ..., si alan!" jerit mereka.

Brumm ....

Brakk!

Mobil menyamping dan berakhir membentur pohon besar di atas trotoar pejalan kaki. "Aarght ...."

Mereka semua terbentur ke badan mobil di dekat mereka, mengakibatkan kesadaran ke-tiga lelaki itu sejenak terganggu, pandangan mulai samar-samar kabur.

Di saat inilah kesempatan gadis itu. Tanpa tunggu lama lagi, Caroline lekas melompat keluar setelah dia menendang lelaki di sisi kiri.

"Aarght ..., cewek si alan!" pekiknya mengaduh dengan kepala menjuntai keluar dari mobil, sedang sebagian tubuhnya masih berada di dalamnya.

"Bodo amat!" ujar Caroline beranjak pergi dari sana, "Ke rumah sakit sendiri sana, jangan manja, belajar mandiri, bye ...."

"Aarght ...! Woi tunggu ...!" Pria yang mengemudi tadi, bergerak keluar dari mobil.

Dia merangkak menyeret tubuhnya hendak mengejar Caroline, namun tubuhnya terlalu lemah untuk mengejar gadis muda dalam stamina baik, energik dan penuh semangat.

Meski ketakutan, sampai kakinya bergetar, terkadang langkah itu terasa kebas, Caroline berusaha semampunya untuk menjauh dari mereka.

Dalam tatapan terkadang kabur, wanita itu sesekali menoleh ke belakang saat kakinya mengayuh langkah di kecepatan tinggi. "Ba-bagus. Me-mereka gak ngejar, huh!"

Terengah-engah dengan langkah terseok-seok, wanita itu menghentikan kayuhan kakinya di jarak lima sampai tujuh sepuluh meter dari keberadaan mereka.

Perlahan dia turun ke bawah sambil mengatur pola pernapasan yang nyaris kehabisan energi, dengan dada kembang-kempis dia turun ke jalan besar.

Berkacak pinggang dalam pandangan agak kabur—matanya memicing dengan sedikit membungkukkan tubuh ke depan. "Me-mereka ..., sebenarnya siapa, sih?" keluhnya masih sulit mengatur pola pernapasan.

Aksi berlari tadi membuat keringat dingin bercucuran, ditambah lautan malam mengguyurnya di tengah jalan sunyi, dimana di sisi kiri dan kanan hanya dihuni banyak pepohonan besar dan ada pagar besi yang mengelilingi sepanjang jalan itu.

Beberapa saat dia menghembuskan napas, kemudian menarik ulang udara untuk masuk ke rongga hidung, dingin dan aroma malam yang segar berkelana atas perintah yang dia lakukan.

"Aneh banget. Hari ini ..., be-bener-bener gak jelas banget," keluhnya mulai kembali normal, "Udah ketemu kembaran seiras tapi bukan sedarah, beda nasib juga," sambung gadis itu.

Masih dalam pandangan lamat-lamat, gadis bermata dessert itu menadahkan tangan ke atas sambil mendongakkan wajah ke langit. "Oh Tuhan ..., aku hanya gadis malang yang harus bekerja di dua tempat demi biaya rumah sakit ibu, jangan kasih aku badai, angin topan, puting beliung, bisa terhempas ke dasar laut kalau gini," mohon gadis itu penuh harapan dengan mata terpejam.

Pffft ....

Gumam tawa yang seolah ditahan-tahan terdengar mendekat dari belakang gadis itu. "Come on, pretty girl, you're really cute." (Ayolah, gadis cantik, kamu lucu banget, sih.)

Hah?!

Caroline terbendung usai mendengar suara kecil ter-gumpal angin di belakangnya. Dia membisu dan tubuhnya membeku. "Suara siapa itu?"

To be continued....

1
Queen Alma
Waahh, anganku melayang jgn2 Calvino mau main sosor anak org dah 🙈🙈
Queen Alma
apa ini permainan Yuzdeline?
Queen Alma
Dennis takut ketahuan yaaa kalau itu Bunda Caroline bukan Mama Yuz
Queen Alma
kan Caroline di rumah Calvino ya, trus yg mengundurkan diri itu siapa? 🤔🤔🤔
Davika15
Ikatan apa nih
Davika15
Meski ucapannya bener, tapi Yuzdeline terlalu kasar
Queen Alma
kira2 ngambil apa ya Dennis
Queen Alma
weh, untung banyaaakk 😭😭🤧🤧🤧
Teriablackwhite: Lumayannn, daripada gratisan katanya
total 1 replies
Queen Alma
mukegileeee 😅😅😅😅
Queen Alma
timpuk aja sih, nyebelin bgt Calvino 😅😅🤭🤭
Queen Alma
kasian Caroline 🤭🤭🤭
Moga aja Calvino gk kebablasan
Teriablackwhite: Gak kok, amann
total 1 replies
Queen Alma
Jangan Cal, dia bukan istrimu, jgn main sosor karena cemburu ya 🤏🤭
Teriablackwhite: Perasaan cemburu muncul pas Caroline, sebelumnya dia mana peduli 😂
total 1 replies
Queen Alma
ketika istrinya pulang Calvino udah jatuh cinta sama Caroline heheeee
Queen Alma
entahlah, apa yg diinginkan Marisa sebenernya, bkin pusing aja 🤭😅
Queen Alma
disaat Calvino mulai sedikit kasihan eh yg di rumah lain Yuzdeline 😅😅😅

nasib mu yuz, anyep bgt
Queen Alma
apa Calvino bakalan dapat jawabannya dari Marisa?
Queen Alma
kebalik, padahal Marisa sendiri yg kaya bgtu
Queen Alma
nah kan skrg semua org salah sangka, semoga Marisa bisa merestui mereka nntinya saat tau kebenarannya
Teriablackwhite: Semoga, ya /Sob/ soalnya Marisa lumayan serakah
total 1 replies
Queen Alma
ini, bapaknya aja nyaman, apalagi anaknya nnti, makin lengket dh mereka sama Caroline
Teriablackwhite: Anaknya jadi saingan bapaknya 😄
total 1 replies
Queen Alma
Calvino jgn encum dia bukan istrimu weh 😭😅
Teriablackwhite: si Calvino emang agak Laen 🤭 sebelumnya gak pernah mau lirik, yang ini diterobos
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!