Shan-xui, seorang gadis muda yang profesinya sebagai guru sejarah dan bela diri. setelah selesai menjemput ke empat muridnya di salah satu club malam, tiba-tiba dia di tabrak mobil, kondisinya sangat mengenaskan. Ketika dia terbangun, dia dibuat syok saat dia mengetahui kalau dia tidak ada di dunianya, dia berada di dunia kuno di zaman ribuan tahun yang lalu.
akankah Lin-rang menerima dunianya yang baru, dia telah memasuki tubuh seorang selir di masa kerajaan ribuan tahun yang lalu. seorang gadis muda yang begitu mengenaskan dan selalu diasingkan dari kalangan kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merubah hidup
Pagi itu Shan Xui sudah terbangun terlebih dahulu, dia mulai mengukur setiap sudut tempat yang ada di sana. Beberapa bangunan yang sudah reyot dan beberapa bangunan yang akan roboh.
"Gila, ini benar-benar gila, dia ini seorang selir. Tapi kenapa dia diberi tempat seperti ini? dia kira aku ini pengemis atau gelandangan apa." ucap Shan-xui sembari menatap paviliun jelek miliknya.
"Nyonya, kenapa nyonya sudah bangun?" tanya Ming-na.
"Kok kamu tanya seperti itu sih? kemarin kan aku sudah bilang kalau kita akan membereskan tempat ini, lagi pula tempat ini benar-benar seperti kandang ayam." jawab Shan-xui.
"Haiss..., cepat kamu ganti bajumu." perintah Shan Xui.
"Ah iya, nyonya." jawab Ming-na dengan penuh semangat.
Pagi itu Shan-xui dan Ming-na mulai beberes paviliun bobrok yang ditempati oleh Ming-na dan junjungannya dahulu. Beberapa bangunan yang sudah mulai lapuk dan beberapa bangunan yang hampir roboh.
"Nyonya, apa nyonya bisa memperbaikinya?" tanya Ming-na yang seolah tidak percaya.
"Tenang saja, aku pasti akan memperbaikinya, lagi pula aku ini bukan orang bodoh kok." jawab Shan-xui.
Tadi pagi buta sekali Shan-xui melihat beberapa peralatan yang ada di belakang paviliun, beberapa peralatan pertukangan zaman dahulu.
"Sekarang kamu ambil kayu itu dan beberapa batu di sana." perintah Shan-xui.
Ming-na menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, dia mengambil barang-barang yang diminta oleh Shan-xui. "Kenapa nyonya sekarang seperti berubah ya? setelah tenggelam di danau dia seperti orang yang mempunyai kepribadian lain." ucap Ming-na yang kemudian bergegas mengambil beberapa kayu dan batu.
Ming-na di buat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat, junjungannya yang biasanya lemah tidak berdaya dan tidak pernah melakukan apapun itu nampak hari ini Dia begitu berbeda. Bahkan Ming-na sampai melongo ketika dia melihat Shan-xui yang sekarang bernama Lin-rang itu mengangkat potongan kayu lumayan besar.
"Oh dewa, benarkah ini selir Lin-rang?" tanya Ming-na dalam hati. Dia seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat, hari ini dia melihat junjungannya sedang mengangkat kayu.
"Hei, jangan cuma bengong saja, cepat ambil batunya!" seru Shan-xui.
"Ah iya, nyonya." jawab Ming-na.
Hari itu Lin-rang dan Ming-na membersihkan paviliun butuh 2 hari untuk membenarkan beberapa kerusakan yang ada di tempat itu. walaupun tepat itu kumuh dan kecil, namun berkat sentuhan Lin-rang sekarang tempat itu menjadi tempat yang layak dihuni. (Sekarang Shan-xui akan dipanggil Lin-rang saja).
Dua hari setelah beberes paviliun tempat Lin-rang, terlihat Ming-na mengambil beberapa sayuran yang tumbuh liar di belakang bangunan.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Lin-rang.
"Ini lho nyonya, aku sedang membuat masakan dari sayur-sayur liar ini." jawab Ming-na.
Lin-rang kemudian melihat ada beberapa ikan yang berada di kolam. "Ikan itu milik siapa?" tanya Lin-rang sembari menunjuk ikan yang terlihat berjumlah banyak itu.
"Ah.., itu ikan liar, nyonya." jawab Ming-na.
Belum selesai berbicara Ming-na dibuat terkejut ketika Lin-rang langsung masuk ke dalam kolam ikan tersebut, setelah itu Lin-rang mengambil dua ekor ikan berukuran besar tersebut.
"Cepat tangkap!" seru Lin-rang yang sudah melempar satu ekor ikan berukuran besar.
Sedangkan dia dia membawa satu ekor ikan berukuran besar. "Cepat ambilkan aku pisau." pinta Lin-rang.
Ming-na mengambil pisau kemudian memberikan kepada Lin-rang, dengan begitu teladan dan cekatan tangan jari jemari Lin-rang langsung membersihkan ikan tersebut.
"Kumpulkan kayu-kayu hasil potongan tadi, setelah itu bawa ke sini." pinta Lin-rang kembali.
Ming-na hanya menganggukkan kepalanya, dia kemudian mengumpulkan kayu-kayu berukuran kecil tersebut.
"Oke, sebentar lagi kita akan makan enak." ucap Lin-rang yang kemudian membuat api dan membakar dua ikan yang sudah dia bersihkan.
"Nyonya, Kenapa ikannya dibakar?" tanya Ming-na yang bingung.
"Sudah diam aja, tutup mulutmu tidak usah banyak bicara dan tidak usah banyak tanya." jawab Lin-rang yang kemudian mulai mencium hasil bakar ikannya.
Tercium bau harum yang membuat Ming-na tidak tahan dengan godaan ikan bakar itu, melihat ekspresi wajah Ming-na yang sudah kelaparan itu membuat Lin-rang tersenyum. karena merasa kasihan dengan Ming-na, apalagi perut Ming-na dari tadi keroncongan hal itu membuat Lin-rang memberikan satu ekor ikan besar itu.
"Cepat makan ikannya." perintah Lin-rang.
"Terima kasih, nyonya." jawab Ming-na. Dia kemudian makan dengan begitu lahapnya.
Suara canda tawa terdengar dari paviliun Lin-rang, di tersenyum begitu lebar setelah melihat hasil kerjanya selama beberapa hari ini.
"Oh ya Ming-na, apakah aku punya uang?" tanya Lin-rang.
Ming-na mengangguk. "Memangnya ada apa, nyonya?"
"Haiss..., aku mau membahagiakan hidupku." jawab Lin-rang.
"Oooo...," jawab singkat Ming-na.
Kabar mengenai paviliun Lin-rang yang sudah diperbaiki itu sudah didengar oleh selir Wei xian.
"Aku kira wanita itu sudah mati, ternyata dia masih hidup." ucap selir Wei xian.
"Benar sekali selir, yang aku dengar dia sekarang memperbaiki paviliun yang sudah bobrok itu." jawab pelayan selir Wei xian.
"Biarkan saja, ngapain juga kita urus dia, lagian dia tidak akan pernah terlihat oleh kaisar." jawab selir Wei xian.
"Aku yakin sebentar lagi kita akan mendengar mengenai kabar dari wanita tidak tahu diri itu." jawab pelayan.
Siang itu Lin-rang membersihkan dirinya, membasuh tubuhnya dengan bunga mawar yang tumbuh liar di halaman belakang paviliun. Setelah selesai mandi, Lin-rang melihat beberapa baju miliknya. Ternyata tidak banyak baju yang dia miliki, bahkan beberapa bajunya terlihat sedikit kucel.
"Yakin ini bajuku?" tanya Lin-rang.
Ming-na mengangguk.
"Apa! Ini bajuku?" Lin-rang seolah tidak percaya. Dia mengulang kembali perkataannya. "Ini beneran bajuku? baju seperti pengemis ini?" tanya Lin-rang. Dia melihat beberapa pakaian tak layak pakai.
"Haisss..., kenapa hidupku seperti ini? Kenapa memprihatikan banget, aku seperti pengemis saja." ucapnya dengan lemas. Lin-rang kemudian menatap beberapa baju yang hanya sekitar 5 saja. Dia berpikir bukankah dia itu seorang selir? tapi kenapa dia seperti pengemis tidak berguna.
Ming-na menatap Lin-rang yang seolah terkejut dengan pakaian yang dia miliki, Ming-na tahu kalau junjungannya itu terkejut karena dia sekarang ini hilang ingatan. "Nyonya apa nyonya baik-baik saja?" tanya Ming-na.
Lin-rang menganggukkan kepalanya, setelah itu dia meminta barang apa saja yang dia miliki. "Sekarang kita akan jual barang-barang ini, aku mau merubah hidupku, aku tidak mau seperti ini terus-menerus. Aku tidak mau meratapi penderitaanku yang mengenaskan ini." ujar Lin-rang yang kemudian meminta Ming-na untuk mengambil uang miliknya.
Namun Ming-na memberikan beberapa tail perak, emas dan sekitar 3 kotak perhiasan. "Wah... lumayan juga uangku ini, jika dijual pasti aku akan mempunyai banyak uang." ucap Lin-rang dengan senyum yang nampak sangat licik. di otaknya sudah memprediksi berapa uang yang akan dia dapatkan, jika itu di era modern dia akan bisa membeli apapun. satu tail emas kemungkinan itu jika dijadikan timbangan sekitar setengah kilogram lebih, beberapa mutiara tusuk konde terbuat dari emas dan lain sebagainya.
*bersambung*