Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Kau sungguh gila! " Umpat Alif lagi. "Bagaimana mungkin kau mengajak seorang gadis enam tahun untuk menikah. Apa kau pedofil? " Alif begitu terkejut saat Richi bercerita masa kecilnya bersama Inha.
Richi tergelak tawa, "Aku bukan pedofil, enak saja kau ini. Kalau pun kami menikah selisih umur kita hanya sebelas tahun. Sedangkan pasangan yang lain ada yang selisih dua puluh tahun lebih. "
"Adikku tidak menyukai mu, dan kau itu duda beranak satu. Aku tidak ingin kalau adikku jadi ibu sambung. Kau tahu kan menjadi ibu sambung sangat merepotkan dan aku yakin Inha belum sanggup menyandang status itu. " Alif tahu karakter adiknya yang cuek dan belum ingin direpotkan dengan seorang anak. Jadi bagaimana mungkin adikknya mengasuh putri yang bukan darah dagingnya sendiri. Ia tahu Inha masih ingin bersenang-senang dengan hidupnya dan mengejar karir.
"Kau sebagai kakaknya saja tidak percaya kemampuan adikmu sendiri. Sedangkan aku, aku sangat percaya kalau Inha mampu melakukan nya."
"Kau! " Alif mendelik, kesal dengan pria menyebalkan ini.
"Aku tetap tidak setuju. "Sambungnya lagi. Ia benar-benar tidak menyetujui jika Inha bersama pria duda ini karena dia tidak ingin adiknya banyak masalah jika menikah dengan seorang duda. Belum lagi masalah anak sambung, mantan istri dan mertua. Ah, tidak bisa dibayangkan pasti Inha akan pusing dengan hidupnya. Bukannya kebahagiaan tapi penderitaan yang akan didapatkan adiknya. Alif begitu khawatir dengan hidup adiknya ke depan jika bersama duda ini.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga Inha setulus hatiku. "
" Beri aku kesempatan, jika kau tidak percaya denganku setidaknya percayalah pada Raffa, kakakmu itu. " Ujarnya lagi
"Apa? " Alif kembali terkesiap. "Jadi mas Raffa tahu kau mendekati Inha?"
"Aku sudah meminta ijin padanya. Dia memberiku lampu hijau. "
"Jangan bohong, aku tetap tidak percaya! " Alif begitu heran bagaimana bisa kakaknya memberikan ijin duda ini untuk mendekati adik bungsunya.
"Terserah kamu sajalah kalau tidak percaya. Bagaimana jika kita membahas masalah pekerjaan, bukankah kita sama-sama dokter. "
Alif hanya menghela nafas panjangnya, benar juga apa yang dikatakannya daripada duda itu membual lebih baik mereka membicarakan hal yang penting tentang satu profesi.
***
Alif pulang bersama Inha setelah matahari tenggelam, sepanjang perjalanan Alif hanya diam. Dan tentu saja Inha begitu penasaran dengan isi pembicaraan kakaknya dan pria itu.
"Mas, kenapa kau hanya diam setelah bertemu pria itu? Aku penasaran mas, kalian bicara tentang apa? " Tanya Inha lagi
"Kami hanya membahas tentang pekerjaan, tidak lebih? "
"Aku tidak percaya pasti kau menyembunyikan sesuatu. " Inha memasang wajah masamnya
" Tidak Ha. " Alif dengan lembut menyentuh kepala adiknya, memang benar usia Inha sudah matang dan pantas untuk menikah namun ia tidak ingin adiknya terjebak dengan situasi sulit, menikah dengan duda beranak satu.
Mereka tiba di kediaman Davian dan seperti biasanya Inha masuk ke kamar terlebih dahulu setelah pamit dengan ibunya.Dan saat Alif duduk bersama orang tuanya, ia melihat Raffa turun dari lantai atas bersama Shifa.
"Alif, mama kangen Mak. " Navysah berulang kali memeluk lengan anaknya seolah tak ingin terlepaskan. Beberapa bulan tidak melihat Alif membuatnya rindu .
"Alif tahu mah. "
"Alif kau datang. " Raffa memeluk adiknya dengan perasaan bahagia karena akhirnya Alif bisa pulang .
"Mas, kita perlu bicara. " Bisik Alif. Raffa melihat sorot mata adiknya yang seolah butuh penjelasan darinya.
"Shifa sayang, ponakan Om Alif yang paling cantik. " Alif langsung mengulas senyum dan wajah ceria saat berhadapan dengan anak kecil. Sungguh sangat berbeda dengan karakternya yang pendiam. Alif menyukai anak kecil, dia pria penyayang walaupun terkesan dingin.
"Om Alif pulang, Shifa kangen, hihihi... " Ucap gadis mungil itu dengan suara ceria dan cekikikan karena Alif menciumnya bertubi-tubi.
"Om Alif, geli.... Hihihi.... " Shifa kembali tertawa saat Alif mengelitikinya lagi.
" Shifa disini dulu sama nenek ya, Om mau meeting sama ayah Raffa. "
Dan gadis kecil itu menganggukkan kepala dan berpindah tempat bersama neneknya. Navysah sedikit curiga karena tidak biasanya Alif bicara empat mata dengan Raffa.
" Tidak mungkin bicara tentang perusahaan karena Alif tidak tertarik, mereka bicara tentang apa ya? " gumam Navysah dalam hati
" Kenapa mas mengijinkan duda itu mendekati Inha? " Alif bertanya setelah pintu masuk ditutup dan hanya ada mereka berdua.
" Namanya A Richi, jangan kamu panggil dia duda. Alif adik mas yang punya sopan santun dan dia tidak melihat orang dari statusnya. "Raffa menekankan setiap ucapannya agar Alif lebih sopan saat memanggil nama orang lain.
" Maaf. "
"Mas, hanya memberikan dia kesempatan namun jika Inha menolaknya maka Richi harus mundur. " Jelas Raffa
"Tapi pria itu kekeh mas, dia menyukai Inha! "
" Kamu tenanglah, jika mereka berjodoh maka akan berakhir di pelaminan. Jika tidak ya bukan jodoh. "Dengan entengnya Raffa bicara seperti itu.
" Pokoknya aku tidak setuju,dia duda beranak satu! " Alif
" Dia memang duda tapi dia pria baik. "Raffa masih bersikap santai sedangkan Alif masih saja memasang wajah tidak suka saat kakaknya membela pria itu
" Memangnya mas Raffa tahu apa tentang A Richi itu, kalian tidak pernah bertemu. "
"Kau salah, kami sering bertemu untuk kegiatan sosial. Dia salah satu dokter sukarelawan dan membantu orang-orang yang terkena HIV dan AIDS serta yayasan yatim piatu di daerah timur. "
"What!! " Alif terkesiap dan tidak percaya seorang Richi yang terlihat cengengesan, suka humor itu memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sungguh pria itu tidak tampak seperti dokter profesional. Bahkan Alif menduga klinik kecantikan milik dokter itu terkesan abal-abal. Sejak pembicaraan dengan Richi tadi, mereka tidak membahas hal yang berkaitan tentang kegiatan sosial Richi.
" Dia dokter dan punya bisnis sendiri, secara finansial dia mampu menghidupi Inha.Dia pria baik, sayang dengan anaknya juga, sayang keluarga, tanggung jawab lalu apalagi yang harus dicari. Mas yakin dia mampu menjaga adik kita yang pendiam itu. "
"Jika kamu keberatan masalah status, kamu salah. Yg masih single saja banyak tingkah, selingkuh sana sini dan belum tentu dia bertanggung jawab pada wanita. "
Alif hanya menghembuskan nafas kasarnya, benar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Jaman sekarang sangat sulit mendapatkan pria baik, di sekeliling nya pun banyak teman pria yang masih lajang namun banyak dari mereka berkelakuan minus, suka berganti wanita dan jajan diluar.
" Kenapa hanya diam, kau masih tidak setuju? " Tanya Raffa saat melihat adiknya hanya diam melamun
"Terserah Inha saja, aku tidak ingin ikut campur tentang percintaan nya. Dia sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan nya sendiri. "
"Benar, biar Inha yang memilih jodohnya sendiri. " Timpal Raffa
"Mama setuju jika Richi menikah dengan Inha. " Suara seorang wanita terdengar dari balik pintu dan sudah dipastikan itu suara milik ibunya.
"Mama mencuri dengar percakapan kami? " Alif bertanya sembari menatap malas, tidak seperti biasanya sang ibu seperti ini.
"Mama penasaran dengan apa yang kalian bicarakan, mama mengira Alif akan membicarakan tentang pernikahan nya dengan Anggrek tapi nyatanya ini tentang Inha. "
"Mama setuju jika Richi menikahi Inha? " Tanya Raffa
"Tentu saja setuju, mama setuju seribu persen karena mama yakin Richi pria baik. Apalagi kami berteman dengan orang tuanya. " Navysah mulai membayangkan bisa berbesan dengan sahabat lamanya, Maya.
" Tapi sebelum itu mama ingin Alif yang menikah terlebih dahulu. Orangtua Anggrek mulai resah karena kamu sepertinya tidak ada keinginan untuk menikahi anaknya. Alif, apa itu benar? Kenapa kamu tidak merespon tunanganmu? Anggrek sudah cukup umur, Nak! " Navysah mulai mendekati dan meminta penjelasan pada anaknya.
"Mah, Alif akan menikahi Anggrek tapi tidak sekarang. Mama tenang saja. " Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Alif
"Sayang, jika kamu benar benar mencintai Anggrek setidaknya beri dia perhatian. Dia selalu murung dan sedih saat bercerita tentangmu. Kamu kenapa, Nak katakan pada mama. " Navysah ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hubungan anak dan calon menantu nya. Hubungan mereka terasa aneh dan hambar. Alif yang cuek dan Anggrek yang seperti hilang arah, merasa tidak dicintai. "
"Mah, biarkan Alif menyelesaikan masalah nya sendiri dengan Anggrek. Dan kita harus mendukung apapun itu. "Raffa
" Baiklah, mama tidak akan ikut campur dengan masalah mu Lif. Tolong bicarakan segera dengan Anggrek bagaimana baiknya. "
" Dan kamu Raffa, jika kau bertemu dengan Richi katakan padanya untuk bertemu mama. Jika ia benar-benar ingin serius dengan Inha, ia harus datang ke rumah bertemu kami. " Setelah mengatakan hal itu, Navysah keluar dari ruangan dan membiarkan kedua anaknya disana.
" Jika kamu terpikat dengan gadis lain maka lepaskan Anggrek. Dia wanita yang butuh kepastian. Tapi satu yang perlu kamu tahu Lif, dia masih setia menunggumu dan berharap menjadi istrimu. Jika kau hanya ingin bermain-main dengan nya, kamu harus bersiap menghadapi Om Kamil dan tante Jasmine. " Raffa keluar ruangan setelah memberi peringatan pada adiknya.
Alif menghela nafas panjangnya, memejamkan mata sejenak dengan segala masalah dan kerumitan hidup yang kini sedang dijalani.
wkwkkwkw
🤭🤭