NovelToon NovelToon
PETUAH TANAH LELUHUR

PETUAH TANAH LELUHUR

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:644
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang Punggawa mengharapkan sebuah arti kehidupan rakyanya yang penuh dengan kemakmuran. Banyak bahaya dan intrik di sana.
Simak ceritanya......Petuah Tanah Leluhur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB VI BALUNG JAGUNG

     Sumebyar ing rasa dening lampah nira , guyub maring kersah ning Pangeran, eka sapta kulina jalma, amprok maring kanca yudha, gumebyar perang aji japamantra, dening wanci nira samiyah guyub rancak, obah raga saban jalma, netra padang kaboyong lenggah.

     Pagi yang cerah membawa sebuah harapan indah dalam setiap insan.

     " Semalam ki Werga bercerita tentang Lais, tapi belum begitu jelas maksudnya," kata Nyai Bengkalis.

     " Kalau belum jelas tinggal tanyakan saja atau bila perlu diundang saja sekarang kesini," jawab Singgala.

     Nyai Bengkalis merasa penasaran dengan semua tentang pembahasan Lais, yaitu kesenian tradisional Cikeusik saat itu dan hingga akhir tahun 80-90an, mulai jarang terlihat pertunjukannya.

     Kesenian Lais sendiri dipertontonkan untuk mengubah gaya hidup para petinggi yang rakus dengan jabatan. Biasanya kesenian Lais itu menurut cerita ki Werga di sini adalah begini.

     Malam sudah kembali membawa dinginnya angin, jatuhnya tetesan embun yang mengundang hadirnya minuman hangat penuh selera. Malam itu Nyai Bengkalis begitu penasaran dengan kesenian Lais, apalagi kesenian yang lain, contohnya , Berokan, Jaran Lumping, Catur Guneman, juga yang lain. Pada prinsipnya setiap budaya itu melambangkan sebuah tradisi yang bermakna, artinya bukan sekedar pertunjukan atau pentas , namun nilai kajian dari seni yang punya makna.

     " Tolong Ki, makna dari Lais itu," kata Nyai Bengkalis begitu ki Werga hadir di pendopo.

     Akhirnya ki Werga bercerita , " begini Nyai , ini saya dapat dari sesepuh dulu di sini, konon Lais itu asal kata dari sifat alah atau salah dan meringis atau menangis. Artinya bahwa seseorang yang berbuat salah pada akhirnya bila sudah merasa muak akibatnya meringis atau menangis. Contoh , seorang maling , dia setiap hari maling terus tidak sadar-sadar, suatu saat dimana sudah pas waktunya, dia tertangkap, dipukul, diinjak, di derah, dicambuk, dan lainnya, itu pasti menangis atau meringis. Makanya si pemain Lais apabila dikeluarkan dari kotak atau kurungan, si pemain itu mencari saweran uang atau barang yang nilainya kecil, kalau sudah terkumpul dengan batas yang ditentukan, maka si pemain akan lunglai bahkan pingsan, begitu kira-kira Nyai," jelas ki Werga.

     " Iya paham Ki, terus apa itu makna dari Berokan," tanya Nyai Bengkalis.

     " Berokan itu asal kata dari mbeberaken dan jorok atau asal bunyi. Artinya adalah setiap orang terutama yang perempuan itu biasanya suka membeberkan atau gosip, bahkan bisa ke arah jorok, tabu , atau hal-hal yang sensitif lah, maka kelak ia akan seperti kesenian Berokan, berada dalam pakaian hina, karung, dengan suara disumpal oleh terompet, sehingga cara bicara saja tidak dimengerti, makanya banyak yang menertawakan. Nah...yang menertawakan Berokan itu akan dikejar sampai Berokan itu dibelenggu pemiliknya. Untuk itu jangan sok usil dan jangan banyak gosip atau rerasan, nanti ditertawakan orang persis kaya Berokan, begitu," jelas ki Werga.

     Setelah banyak penjelasan dari Ki Werga, Nyai Bengkalis merasa tenang dan semua itu bisa untuk menjelaskan kepada masyarakat. Di samping itu, beliau juga ingin melestarikan setiap budaya masyarakat, sebab akar dari setiap tradisi daerah itu adalab budaya dari rakyat.

     " Rupanya sudah puas juga akhirnya ya Nyai, semoga saja banyak manfaat buat hari esok," kata Ki Werga.

     " Masih belum Ki, soalnya bukan hanya itu saja, saya malah ingin mengetahui cerita tentang yang lain," jawab Nyai Bengkalis.

      " Kalau yang biasa dijadikan syarat untuk acara ritual seperti nasi dibikin seperti gunung, itu apa Ki ?" tanya Singgala menimpali.

    " Oooh itu..........kalau itu namanya tumpeng, yang asal katanya tuntunan sing lempeng , maksudnya tuntunan atau pedoman atau ajaran yang statusnya itu lempeng atau lurus, singkatnya adalah pedoman kehidupan yang lurus sesuai ajaran kehidupan. Tumpeng itu biasanya dibuat dengan nasi kuning dengan berbagai lauk yang menandakan bahwa para leluhur itu mengajarkan kepada kita tentang jenis-jenis makanan yang boleh dimakan dan tidak melanggar ajaran," kata ki Werga.

" Biasanya jenis apa saja Ki ?" tanya Nyai Bengkalis sambil menuangkan air teh manis.

" Jenisnya itu dari tujuh rupa ikan , tujuh rupa daging, tujuh rupa jenis sayuran, tujuh rupa buah bergantung, tujuh rupa buah di atas tanah dan tujuh rupa buah dari dalam tanah, juga tujuh jenis bunga dengan aroma berbeda, itu Nyai," tegas Ki Werga.

" Juga tujuh macam air atau wedang ," sambung Pandanala.

" Betul," kata Ki Werga. " Ki Pandanala tentu paham betul soal itu, tapi karena terlalu banyak waktu untuk mengajar di padepokan , sehingga hanya sebagian kecil saja ya Ki ? Lanjut Ki Werga sambil memandang Pandanala.

" Oooooh ....jadi begitu maknanya, bagus juga filosofi orang-orang di sini ya Ki," tegas Nyai Bengkalis.

Obrolan mereka di pendopo pedukuhan begitu mengandung makna, hingga jelang pagi mereka membubarkan diri.

Pagi itu seperti biasa masyarakat Cikeusik beraktifitas secara rutin. Ada yang di sawah, di kebun , di ladang, juga ada yang di sungai sebagai nelayan darat. Di samping itu ada juga sebagai pedagang keliling, juga menjadi tengkulak.

Suasana yang damai itu tidak seperti Nyai Bengkalis dan Singgala, hati mereka begitu pilu, sejak menikah belum juga dikaruniai keturunan. Tiga tahun sudah musim panen berlalu, tiga tahun sudah pernikahan mereka berjalan.

" Nyai, bersabarlah," kata Singgala.

" Iya kakang, tapi hati ini selalu was-was akan mendapat keturunan, apalagi setiap tahun usia kita bertambah, saya jadi berpikir dan terus berpikir soal keturunan," kata Nyai Bengkalis.

" Kalau begitu nanti saya tanyakan sama Ki Werga," lanjut Nyai Bengkalis.

Kebetulan saat itu ki Sawerga sedang menuju ke pendopo, langkahnya seperti orang terburu-buru. Setelah sampai di pendopo dan saling memberi salam, ki Sawerga duduk sambil melaporkan masalah.

" Begini Nyai, semalam ada acara di pecantilan Kemuning, di situ orang menyebutnya Barikan yang dulunya bernama Bairawatantra. Tetapi tidak seperti biasanya, semalam banyak yang kesurupan, mohon petunjuknya saya akan ke sana," kata Ki Werga.

" Memang acara itu setiap tahunnya wajib Ki ?" tanya Nyai Bengkalis.

" Di bilang wajib itu tidak, cuma karena adat jadi tiap tahun berjalan, begitu Nyai," jawab ki Werga.

" Ya sudah, nanti kakang Singgala juga ikut sama sampeyan," lanjut Nyai Bengkalis.

Beberapa saat kemudian, berangkatlah ki Werga dan Singgala ke tempat itu. Dalam perjalanan mereka juga bersama empat orang pengiring, yakni Soma, Dula, Bowo dan Wirya.

Dalam waktu tidak sampai Matahari di tengah-tengah alam, mereka sampai juga di tempat tujuan. Tampak bekas acara begitu berantakan, banyak perabotan yang hancur, piring-piring pecah, juga gelas dan barang lain yang semrawut.

" Untung sampeyan datang Ki," kata seseorang yang menghampiri mereka.

" Jadi bagaimana ceritanya, sampai seperti ini," tanya ki Sawerga.

" Awalnya seperti biasa Ki, berjalan dengan sempurna, tapi begitu acara makan-makan, si Wardi lalu tertawa seperti seorang Buto ijo, membuat para peserta acara bubar, lalu si Wardi berkata minta tumbal daging kambing," kata orang itu.

" Lalu , dimana Wardi sekarang?, tanya Singgala.

" Ada di lumbung padi, sengaja kami sekap Ki, supaya aman," kata orang itu.

" Sebaiknya kita segera ke sana Raden, itu bisa jadi bangsa jin dari golongan Betara Kala, yang suka makan daging mentah," kata ki Werga.

" Apa itu Ki ?" tanya Singgala sambil mengikuti langkah ki Sawerga.

1
ArtisaPic
apa tuh judulnya.....soalnya aku baru ikutan di apk ini/Pray/
Winsczu
kayak baca novel yang udah di cetak 🤣. Tapi gapapa, bagus! 👍🏼👍🏼👍🏼
ArtisaPic: itu lanjutan dari judul
MENGUNGKAP SEJARAH PETENG
baca biar jelas ya/Rose//Ok/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!