Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Hari sudah sore. Rauf baru saja pulang dari kantornya. Tok...tok...tok.
" ibu...assalamualaikum..." "Waalaikumsalam..." jawab ibu Tini. sambil membuka pintu. "Ada apa Rauf?" kenapa kamu kelihatan lemas?" tanya ibu tini.
"ayo masuk. dan duduk dulu ,biar kamu tenang." Ucap ibu Tini ,sambil merangkul ,Rauf ke tempat duduk.
"Sekarang ayo cerita. masalah apa sebenarnya di kantor ,sehingga kamu seperti ini?" tanya ibu Tini.
"Ibu jangan kaget ya..perusahaan kita akan bangkrut Bu.."ucap Rauf.
"Apa..kenapa bisa seperti itu Rauf?" tanya ibu Tini.
"Aku juga tidak tahu Bu..seandainya waktu Anton telpon ,kalo Rauf langsung ke kantor ,tidak akan seperti ini Bu..tapi aku mengabaikan nya. karna waktu itu bertepatan dimana Rauf dan Sintia akan melaksanakan pernikahan Bu."
"Lantas ,bagaimana agar perusaan kita bangkit lagi, Rauf?" tanya ibu Tini.
"Jalan satu-satunya ,kita akan mencari perusahan yang bisa membantu kita untuk menyalurkan dana."
Tanpa sengaja ,Melinda mendengar semua percakapan antara Rauf ,dan ibunya. Dan Melinda berencana untuk meminta bantuan kepada ayahnya ,pa Mahmut. Tanpa sepengetahuan Rauf dan ibunya.
"Sudah lah Rauf ,kamu istirahat saja dulu ,nanti kita pikirkan bagai mana jalan keluarnya untuk perusahan kita." Ucap ibu Tini ,sambil memegang bahu Rauf ,sebelah kanan. "Baik lah Bu.. Rauf istirahat dulu."
Rauf langsung menuju kamar. dan mengetuk pintu tok..tok .tok..
"sayang..iya mas tunggu sebentar." jawab Melinda sambil membuka pintu.
"Mas kenapa?" ada apa mas?" ko' lemas seperti ini?" tanya Melinda berkali-kali .dan iya berpura-pura ,seakan tidak tahu masalah.
"Mas lagi ada masalah sayang..perusahan mas akan bangkrut ,dan kalau sampai sebulan mas tidak mendapatkan perusahaan yang bisa menyalurkan dana ke perusahaan mas ,maka perusahan mas akan di tutup . bangkrut total."ucap Rauf dengan lemas.
"Sabar ya mas..Melinda yakin pasti ada jalan keluarnya." ucap Melinda ,sambil mengusap punggung Rauf. " Sudahlah mas..istirahat saja dulu."
sementara Sintia ,masih penasaran. Karna telpon Rauf sampai sekarang masih belum aktif. Dan dia mencoba untuk menelpon mertuanya ibu Tini.
Tut .tut..tut..
"Halo.."ucap ibu Tini di telpon.
"Halo Bu. ini Sintia Bu.."
"iya ada apa sayang.. tiba -tiba kamu telpon ibu?" jawab ibu Tini sambil bertanya.
"Ini Bu..tadi Sintia telpon ke mas Rauf , tapi tidak di angkat ,mala di matiin telponnya." ucap Sintia.
"Oh .. Maaf ya.. Rauf mungkin lagi ada masalah di kantornya. kamu sabar ya..nanti besok ibu suruh telpon kamu."
"Iya Bu..makasih."
hari sudah pagi. seperti biasa mereka semua sudah berada di meja makan ,untuk sarapan. rauf sudah rapi dengan pakaian kantornya.
"oh ya mas .Melinda izin mau ke rumah ibu ya ..hanya sebentar ko." Ucap melinda.
"iya.. kamu hati-hati ,nanti salam buat ibu dan bapa ya..!"
selesai sarapan ,Rauf langsung pamit ke kantor ,Dan tiba-tiba ibu Tini menyuruh Melinda untuk mengangkat piring kotor ke dapur. karna ada yang mau dia bicarakan ke pada rauf.
"Rauf..semalam Sintia telpon ,katanya dia habis telpon kamu ke marin ,lalu kamu matiin ponselmu."
" iya Bu..karna Rauf ke marin lagi stres Bu. jadi malas mengangkat telpon. Nanti kalo sudah di kantor ,Rauf telpon balik."
" Ya udah.. kamu pergi kerja sana ,nanti telat."
"Iya Bu Rauf pamit dulu ya..assalamualaikum.."
"waalaikumsalam .."jawab ibu Tini.
Melinda sudah selesai membereskan semuanya. Melinda juga minta ijin ke pada ibu mertuanya untuk pamit ke rumah ibu nya.
Melinda menghampiri ibu mertuanya.
"Ibu.. Melinda mau izin ke rumah ibu ya.. ada urusan sedikit." Ucap Melinda dengan lembut.
"Kamu ini bagaimana. Suami lagi sibuk di kantor. Kamu seenak-enaknya keluyuran di luar sana."Jawab ibu Tini dengan kasar.
"Tapi Bu.. Melinda kan hanya mau ke rumah ibu." jawab Melinda.
" Alasan saja." jawab ibu Tini.
"Lebih baik kamu kumpulkan pakaian kotor ,lalu men nyuci dari pada hanya keluyuran di luar." ucap ibu Tini sambil menyuruh Melinda.
"Pergi sana !" aku muak melihat muka kamu di sini .jangan lupa ,habis men nyuci langsung menyetrika semua pakaian. Awas kalo kamu tidak kerjakan semua yang aku suruh." ancam ibu Tini ,sambil menunjuk-nunjuk Melinda.
" Baik lah Bu." jawab Melinda dengan lembut kepada mertuanya.
Rauf sudah sampai di kantor ,dan langsung masuk ke ruangannya. setelah beberapa menit ,Rauf mencoba menelpon Sintia.
Tut..tut..tut ..
Sintia langsung mengangkat telpon dari Rauf. "Halo mas .."ucap Sintia di telpon.
"halo juga.. Maaf ya sayang.. kemarin itu ,mas lagi ada masalah di kantor. makanya mas mematikan ponsel mas."
"Emangnya ada masalah apa sih?" sampai mas mematikan ponsel ,dan tidak menjawab panggilan dari aku?" tanya Sintia sambil marah-marah.
"Jangan marah-marah dong sayang...nanti kalo urusan mas selesai mas pulang. Ya..." ucap Rauf sambil membujuk Sintia di telpon.
"Baik lah mas. Sintia tunggu ya.. "
"Iya sayang..." jawab Rauf dengan panggilan sayang.
Hari sudah sore ,dan Melinda sudah selesai mengerjakan pekerjaannya. Dan dia langsung mandi dan istirahat di kamarnya.
Tiba-tiba Melinda melihat koper nya Rauf ,yang terletak di lantai ,samping tempat tidur. Melinda teringat bahwa itu adalah kopernya Rauf dari kampung.
Dan Melinda mengangkat kopernya Rauf ,menaruhnya di atas tempat tidur. Dia membuka kopernya ,untuk mengeluarkan pakaian Rauf dari kopernya ,untuk menyimpannya kembali ke dalam lemari.
Melinda mulai mengeluarkan pakaian Rauf ,dari kopernya satu persatu. Dan dia menaruhnya di dalam lemari ,sementara berjalan menuju lemari ,tiba-tiba ada yang jatuh di lantai ,dan melinda melihat ke lantai.
Terlihat ada pakaian dalam wanita di lantai ,yang jatuh dari lipatan pakaian rauf. Melinda mengambilnya. Dan dia terkejut ,dan begitu heran kenapa sampai ada baju dalam wanita di kopernya Rauf.
Melinda langsung sok ,dan menangis. Dia ingin menelpon Rauf ,untuk menanyakan nya. Tapi dia juga masih teringat ,kalau Rauf lagi ada masalah besar di kantornya.
Melinda hanya menangis dan dia berkesimpulan untuk memendam dan menyimpan dulu masalah ini. Nanti dia tanyakan kalau Rauf sudah pulang .
Hari sudah malam ,dan terdengar suara mobil berhenti. tiba-tiba ada suara mengetuk pintu dan memanggil .
"Melinda sayang.." Rauf mencoba membuka pintu kamar ,dan ternyata pintu kamar tidak di kunci. Rauf langsung masuk ,dan melihat Melinda sedang berbaring di tempat tidur ,sambil menangis.
"Melinda sayang ..ada apa. kenapa kamu menangis?"
di balik tangisannya Melinda ,Dan masalah yang Rauf hadapi .
entah bagaimana ,Rauf menyelesaikan masalah nya . antara urusan perusahaan dan urusan perselingkuhannya ..