Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
" Sya...kamu tau berita tentang kamu yang sedang viral di grup kampus? siapa sih kurang kerjaan banget ngirim foto-foto kamu lagi jalan bareng dengan laki-laki" Nadira terus mengomel sepanjang perjalanan mereka menuju divisi mereka.
" Aku tau,malah pak Dekan minta aku menemuinya siang ini di kampus,beliau minta keterangan lebih lanjut dari ku,dan meminta klarifikasi kalau berita yang tersebar itu hoax" Hasya justru terlihat lebih tenang,berbeda dengan Nadira yang terlihat begitu khawatir.
" Kamu masih bisa tenang di saat seperti ini,apa yang akan kamu katakan kalau mereka menanyakan tentang kebenaran berita itu? kamu akan jujur dan mengungkapkan status kamu sekarang? Beasiswa kamu akan di cabut sya,sudah kamu pikirkan? Kuliah kita cuma tinggal satu tahun lagi selesai" Nadira khawatir Hasya tak akan menyelesaikan pendidikan nya.
Hasya tersenyum menanggapi ke khawatiran sang sahabat "terus aku harus bagaimana Nadira? percayalah...jika rezeki itu sudah di tujukan pada kita,maka tak akan ada yang bisa merebut nya, begitupun jika itu bukan lagi milik kita,segala usaha apapun yang kita lakukan tak akan ada hasilnya, namun sebagai manusia kita wajib usaha,jika kita tak berusaha maka kita tak akan pernah tau itu untuk kita atau untuk orang lain, percayalah.. Allah yang paling tau tentang umat Nya"
" Dih ..malah ceramah dia, aku tau dan percaya semua yang kamu bilang barusan,tapi masalahnya bagaimana cara kamu menghadapi nya? sedangkan status kamu..." Nadira tak melanjutkan ucapannya,ia hanya menatap Hasya.
Hasya mengangguk memahami " I know...maka itu aku cuma mau coba jujur ke pak Dekan tentang awal semuanya,selama aku tidak hamil semuanya akan bisa di tutupi dengan rapi" yakin Hasya.
" Kamu yakin? Bagaimana kalau pak Dekan percaya dengan ucapan Camelia? tentang isu bahwa kamu selama ini menjadi sugar baby pengusaha " Nadira benar-benar khawatir dengan kondisi yang harus Hasya hadapi saat ini,ingin membantu, keluarganya juga hidup pas-pasan, hanya mengandalkan cafe yang kedua orang tuanya miliki.
" Kamu tenang aja, walaupun aku ga pegang satupun buku nikah kami,aku masih punya foto dan dan vidio pernikahan kami,dan Alhamdulillah wajah dia ga terlihat begitu jelas di foto itu,aku rasa itu cukup aman dan tak akan mengungkap kan siapa yang menikahi aku" Hasya bukanlah gadis yang terlalu polos dan mudah untuk di bodohi,ia sudah lebih dulu mempersiapkan safety sebelum masalah yang ia perkirakan akan muncul di akhir nya seperti saat ini.
" Jadi jam berapa kamu akan menemui pak Dekan? aku akan nemeni kamu" Nadira benar-benar menunjukkan bahwa ia adalah sahabat yang siap untuk berbagi suka dan duka.
" Jam makan siang nanti,aku akan izin ke kepala devisi kita,apa kamu ga sedang banyak pekerjaan? aku ga apa kok sendirian" Hasya merasa selama ini selalu terlalu merepotkan sahabatnya.
" Aku lumayan longgar,sama seperti kamu juga,jadi tenang aja, kalaupun nanti kita ada pekerjaan kita akan kerjain bareng,biar cepat kelar" Nadira memberikan semangat pada Hasya.
Hasya mengangguk mengiyakan,ia bersyukur karena memiliki sahabat layaknya keluarga, entah akan seperti apa ia menjalani harinya jika tak ada Nadira di sampingnya.
" Thanks ya udah baik banget sama aku "
" Aku akan selalu ada buat kamu,semoga selamanya " Jani Nadira.
" Amin " segera Hasya mengaminkan doa Nadira, keduanya tengah menunggu lift berhenti.
***
Seperti hari biasanya, Nadira dan Hasya menjalankan tugas mereka sesuai perintah para desainer senior atau kepala divisi.
Dan hari ini pekerjaan mereka lumayan padat, perusahaan mereka tengah mengerjakan permintaan pasar yang membludak.
Hasya dan Nadira meninggalkan perusahaan tepat saat jam istirahat.
" Sya...bentar deh, bukan nya itu pak bos ya? Suami kamu" di kalimat terakhir Nadira merendahkan nada suaranya.
Mendengar ucapan sahabatnya,Hasya mengikuti arah pandang yang Nadira tuju,dan ternyata benar, Ezar terlihat tengah duduk dengan seorang wanita,namun mereka tak dapat melihat wajahnya,hanya punggung nya yang terlihat.
" Mungkin keluarganya, karena kata bi Jum orang tuanya datang mengunjunginya" ucap Hasya terdengar biasa saja,walau dalam hati ada sedikit rasa tak nyaman.
" Trus keluarganya dimana? bareng tempat tinggal kalian?" Nadira langsung merasa khawatir.
Hasya menggeleng seraya tersenyum tipis,miris memang jika di pikirkan status nya yang selayaknya simpanan pria beristri.
" Aku justru bersyukur Dir ga di perkenalkan ke keluarganya sekarang,demi apapun aku beneran belum siap, mungkin dia emang tau itu, makannya ga ngajakin aku ketemu orang tuanya"
" Terus tujuan dia nikahi kamu untuk apa coba? Ketemu di luar kalian ga jauh beda kayak orang asing, padahal tinggal di satu atap,ga ngerti aku jalan berfikir orang-orang pinter kayak kalian,ga logika, sumpah "
Nadira merasa tidak habis fikir dengan jalan pikiran sahabat nya itu,Hasya terlihat begitu tenang menjalani kehidupan nya yang semakin rumit jika menurut Nadira.
" Kamu ga usah terlalu mengerti, yang terpenting kamu selalu siap buat jadi sandaran ku,saat aku merasa lelah dan menyerah di akhir nanti,tapi semoga aku ga akan nyerah"
" Yuk, buruan,keburu pak Dekan ngamuk,beliau udah nelpon sejak 20 menit lalu.
Hasya dan Nadira meninggalkan gedung perusahaan, meninggalkan bisik-bisik para karyawan perusahaan itu tentang bos mereka yang baru pertama kali mereka lihat bersama seorang wanita.
Tiba di kampus Hasya langsung menemui orang yang telah menunggu nya,Hasya menceritakan semua tentang masalahnya akhir ini, untungnya sang Dekan bisa menerima alasannya dan bersedia memberinya kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan nya.
" Nur..." Hasya dan Nadira menghentikan langkah mereka saat mendengar suara yang tak asing lagi memanggil nama tengah Hasya.
" Kak Rangga...ada hal penting?" Hasya berusaha bersikap biasa saja.
" Itu .. tentang berita itu,ga bener kan? Sorry bukan aku ga percaya kamu,tapi aku berharap itu semua bohong,aku percaya kamu ga seperti apa yang tersebar itu".
Hasya tersenyum haru saat ada lagi orang lain yang memberinya kekuatan" terimakasih kak udah percaya sama aku, seandainya ada yang benar dari selebaran itu,aku berharap kakak ga melibatkan nya ke dalam organisasi kita" pinta Hasya secara langsung.
" Aku cuma percaya kamu Nur,dan dalam kehidupan sehari-hari ga ada manusia yang benar-benar bersih dan Tak pernah melakukan kesalahan" Rangga berfikir dengan bijak dan kritis menurut Hasya, karakter seniornya itu cocok dengan kehidupan mereka yang menghadapi berbagai orang.
ntar klo ditinggal hasya pasti kapok