NovelToon NovelToon
CINTA DALAM ENAM DIGIT

CINTA DALAM ENAM DIGIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Mafia / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: reni

Aurelia Nayla, gadis pendiam yang terlihat biasa saja di mata teman-teman kampusnya, sebenarnya menyimpan misi berbahaya. Atas perintah sang ayah, ia ditugaskan untuk mendekati Leonardo—dosen muda yang terkenal dingin dan sulit disentuh. Tujuan awalnya hanya satu: membalas dendam atas kematian ibunya.

Tapi semua berubah saat Lia menyadari, kode rahasia yang ia cari tak hanya terkait kematian, tapi juga masa lalu yang jauh lebih kelam dan rumit. Apalagi ketika perasaannya mulai goyah. Antara kebencian dan cinta, antara kebenaran dan kebohongan, Lia terjebak di dunia penuh tipu daya… termasuk dari orang yang selama ini ia percaya.
Akankah Leo dan Lia tetap saling menghancurkan, atau justru saling menyelamatkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak dengan bayang-bayang

Kamar bar itu masih sunyi. Hanya suara detak jam tua yang menggema, beradu dengan napas pelan Lia yang masih setengah sadar. Aroma alkohol samar masih melekat di udara, bercampur bau kulit dari sofa tua yang sudah mulai pudar warnanya. Tubuhnya rebah tak berdaya di sana, selimut tebal berwarna abu tua menyelimuti bahunya. Tak ada lagi Leo. Tak ada suara langkahnya. Tak ada hawa dingin tatapan mata itu. Hanya keheningan.

Lia membuka matanya perlahan. Kelopak matanya terasa berat, tapi pikirannya sudah cukup sadar untuk merasa tidak nyaman. Ia mendudukkan diri dengan pelan, mengerutkan dahi saat rasa pusing datang menyergap. Tangannya meraba pelipisnya, mencoba memahami kenapa tubuhnya terasa lelah, seperti habis bertarung.

Ia menatap sekeliling. Kamar itu asing, namun terasa aman. Tak ada tanda-tanda kekerasan atau luka. Pakaiannya masih lengkap, tubuhnya tidak terasa sakit. Hal itu sedikit membuatnya merasa bersukur karen tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap tubuhnya. Tapi—Leo. Ia ingat Leo. Sekilas bayangan wajah pria itu muncul dalam benaknya, dingin namun penuh amarah yang ditahan.

Tanpa pikir panjang, Lia bangkit. Kakinya masih agak goyah saat menyentuh lantai kayu yang dingin. Tapi ia memaksakan diri. Ia harus pulang. Ia tak boleh terlihat terlalu lama di tempat ini. Siapa pun bisa saja datang, dan dia tidak mau menimbulkan kecurigaan baru.

Ia membuka pintu kamar bar dengan hati-hati, melongok ke luar. Sepi. Untuk ukuran jam segitu kenapa kondisi bar sudah gelap, hanya beberapa lampu temaram menyala di sudut-sudut ruangan. Sudah tidak ada seorangpun pengunjung yang dapat Lia lihat disitu, terutama tak ada suara pria yang terakhir kali duduk di sampingnya. Tak ada bayangannya. Lia menggigit bibir, rasa bersalah menyelip di antara napasnya.

"Bukannya itu lebih baik sekarang," ucapnya dalam hati.

“Maaf...” gumamnya lirih, walau tak ada siapa pun yang bisa mendengar.

Ia melangkah keluar, menyelinap seperti bayangan, lalu menghilang di balik pintu belakang bar. Jalanan malam menyambutnya dengan dingin dan sepi. Hanya suara angin dan langkah kakinya yang terdengar.

Sementara itu, di tempat berbeda, Leo baru saja membuka pintu apartemennya. Suara kunci yang berputar disambut keheningan yang akrab. Ia menghempaskan tubuh ke sofa, membiarkan kepala tertengadah ke belakang, menatap langit-langit.

Bayangan Lia tak lepas dari pikirannya. Wajah itu. Mata itu. Gerak-gerik yang selama ini terasa janggal, makin nyata terlihat seperti potongan teka-teki yang mulai menyatu.

“Aku benar,” gumam Leo, pelan namun mantap. “Dia menjalankan sesuatu. Entah untuk siapa.”

Bukan amarah yang menguasai dadanya. Bukan pula rasa kecewa. Yang ada hanyalah rasa penasaran yang menggerogoti. Semakin Lia mencoba menyembunyikan, semakin ia ingin membongkarnya. Dan semakin gadis itu bersikap manis, semakin ia yakin itu semua bukan tanpa maksud.

Leo bangkit. Ia berjalan ke rak buku tua yang ada di sudut ruangan. Di balik deretan buku klasik dan jurnal hukum, tersembunyi sebuah kotak besi kecil. Ia membuka kotak itu dengan kunci khusus. Di dalamnya, tumpukan kertas tua, foto, dan catatan-catatan investigasi tentang masa lalu ayahnya tersimpan rapi.

“Kalau dia dikirim untuk memata-matai aku, pasti ada yang mengendalikan,” gumamnya.

Ia duduk, membuka lembaran demi lembaran. Catatan tentang musuh-musuh lama ayahnya, siapa saja yang pernah terlibat dalam bisnis kotor yang pernah berujung pada kematian misterius.

Nama-nama itu muncul kembali—seperti hantu masa lalu yang tak pernah benar-benar mati.

"Diego Belvante, Riccardo Mancini, Raffaele Costa..." Leo membisikkan tiap nama dengan napas berat. Lalu matanya menangkap satu nama yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

“Dario Estrallo...”

Ia menatap nama itu lama. Bukan nama yang sering terdengar. Tapi di antara semua, nama Dario selalu disebut-sebut sebagai seseorang yang punya jaringan luas, tidak mudah dilacak, dan punya dendam panjang terhadap keluarganya. Ayahnya pernah menyebut Dario sebagai "bayangan licik yang tak bisa ditebak." Tapi kemudian, nama itu menghilang dari peredaran begitu saja.

Leo berdiri. Tubuhnya menegang. Dario Estrallo... Siapa pun yang sekarang menggerakkan Lia, pasti punya koneksi dengan orang-orang ini. Mungkin Dario sendiri. Tapi belum ada bukti yang mengarah langsung ke sana.

Ia berjalan ke depan cermin. Menatap pantulan dirinya sendiri, seolah menantang bayangan itu.

“Kalau kau kirim dia padaku, aku akan membalikkan permainan ini,” katanya lirih.

Tak ada senyum di wajah Leo. Tapi di matanya, ada bara yang mulai menyala.

Pagi menjelang. Lia tiba di asrama dengan napas terengah. Langkahnya cepat, gugup, seperti seseorang yang takut tertangkap basah. Nadin belum bangun, dan itu melegakan.

Ia masuk ke kamar, menutup pintu dengan pelan, lalu menjatuhkan tubuh di tempat tidur. Matanya menatap langit-langit, pikirannya kacau. Rasa bersalah, takut, dan bingung bercampur jadi satu.

“Kenapa dia tidak marah?” bisiknya sendiri. “Kenapa malah membawaku ke tempat aman?”

Ia mengingat cara Leo menatapnya malam tadi. Tajam, namun tidak menyakitkan. Dingin, namun ada sesuatu di baliknya yang membuat hatinya bergetar.

Lia memeluk bantal, tubuhnya menggigil pelan. Rencana yang seharusnya sederhana mulai berubah arah. Leo bukan target biasa. Dan hatinya... mulai tidak memihak seperti dulu.

Leo masih duduk di ruang tamu apartemennya. Kopi hitam dingin di tangannya belum tersentuh. Di hadapannya, laptop terbuka, menampilkan data-data baru yang baru saja dia akses dari arsip lama yang disimpan ayahnya.

Ia memperbesar satu foto hitam-putih. Terlihat sekilas pertemuan beberapa pria, dan di antaranya, seorang pria tinggi dengan jas hitam dan rambut disisir ke belakang. Tertulis di bawahnya: Dario Estrallo, 1998, Roma.

Leo mengetik cepat, mencoba menelusuri kembali jejak pria itu. Tapi semuanya seolah berhenti di tahun 2001. Setelah itu, nama Dario hilang, seakan lenyap dari dunia.

“Orang ini... apakah dia yang mengendalikanmu, Lia?”

Pertanyaan itu terngiang-ngiang di benaknya.

Dan Leo tahu, satu-satunya cara menjawabnya, adalah terus mendekati Lia. Tapi kali ini, bukan sebagai pria yang tertarik... melainkan sebagai pemain yang siap menantang sang dalang dari bayang-bayang.

“Jika kau memang dikirim untuk menjatuhkanku,” Leo menarik napas dalam. “Aku akan menjatuhkan semuanya lebih dulu. Dan kmu Lia, aku akan terus menantikan semua peran yang kamu lakukan."

Tatapannya kembali pada foto itu. Dario Estrallo. Nama yang tak dikenal publik, tapi membekas di dunia bayangan. Dan Leo tahu, ini baru permulaan.

To be continued...

1
cowok ganteng
next gpl thor
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
Next dong kak
cowok ganteng
gak sabar. next thor!
cowok ganteng
Baru donlod aplkasi ini langsung ketemu sama cerita yg mnurut gw sih seru abis. soalnya gw suka sama yg balas dendam, tegang2 tapi tetep ada romantisnya. sayang masih ongoing ya. semangat thor, jangan lama2 bikin episode barunya. gk sabar bet dah gw.
cowok ganteng
Stres banget gw kalau jdi Leo. setelah gw gituan sama cwe yg mulai gw sukai, taunya tuh cwe anak pembunuh bokapnya sendiri. gw mah bingung mau begimane. serah lu aja deh thor.
cowok ganteng
woy. belum sah
cowok ganteng
semoga next episode mereka melakukannya/Drool/
cowok ganteng
next
cowok ganteng
jalani aja Lia. gw yakin gabakal terjadi apa2 sama kamu
cowok ganteng
aku mau nganter Lia pesta ah. wkwk
cowok ganteng
Leo mulai suka tuh
cowok ganteng
Leo, orangnya m mang Dario
cowok ganteng
yahhh... Lia hati² dong
cowok ganteng
pdahl tinggal culik aja sii Leo.geledah tubuhnya. apa emang leo sekuat itu, samapi Dario gk bisa nekad?
cowok ganteng
Dario anj...
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
next
cowok ganteng
capek banget jdi Lia, punya ayah macem tu
cowok ganteng
tanda apaan sih. penasaran gw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!