Dendam pada adik tirinya dan penghianatan istrinya membuat Zayn menggila.
Dia bahkan dengan tega memerkosa Gia yang tak lain kekasih dari adik tirinya.
Demi membalas sang adik, Zayn pun menikahi Gia, karena. Gia pun tengah mengandung anaknya. Namun, Zayn bukan benar-benar bertanggung jawab karena nyatanya Zayn hanya menjadikan Gia sebagai sebagai istri kontraknya demi melihat adik tirinya menderita.
"Tanda tangani ini. Besok kau akan resmi menjadi istri kontrak ku!" ucap Zayn dengan angkuhnya.
"Tidak! sampai kapan pun aku takan pernah menandatangani perjanjian bodoh ini. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga anak ini dengan baik walau tanpamu!" Teriak Gia penuh emosi.
"Cih, kau pikir aku menikahimu karena ingin bertanggung jawab dengan anak itu. Jangan bermimpi! aku sama sekali tak perduli dengan mu atau anakmu. Cepat tanda tangani ini ... Jika kau menolak akan ku hancurkan kekasihmu." Zayn tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Gia berubah pucat saat dirinya mengancam akan menghancurkan Zidan.
Season 2
Zidan with Audrey.
Audrey Khail.
Orang menyebutnya si penantang maut. Tak ada rasa takut di diri seorang Audrey, beberapa kali hampir meregang nyawa karena pekerjaannya tak membuat Audrey gentar. Hidupnya berubah kala ia di tugaskan mengawasi seorang Zidan Smith.
Ada yang Audrey sembunyikan, dan mungkin itu salah satu kelemahan Audrey.
"Audrey, apa dia miliku?" Tanya Zidan dengan bibir bergetar. Tubuhnya mendadak lemas, jiwanya seolah direbut paksa dari raganya.
"Tutup mulutmu! Aku akan membunuhmu, jika kau berani menampakan dirimu lagi di hadapanku!" Sekuat tenaga, Audrey menahan dirinya agar tak menghajar Zidan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 ~Rencana Sonya~
"Gia, bisakah kau antarkan ini ke ruang manager?" tanya Nana.
Gia mendesah panjang, hatinya, jiwanya belum terkumpul diraganya. Dia memang fokus para kerjaanya sedari tadi. Namun, rasa sedih tak bisa hilang begitu saja daru hatinya.
"Kau, baik-baik saja?" tanya Nana yang melihat Gia melamun dan tak menjawab ucapannya.
Gia menyenderkan tubuhnya di kursi kerjanya. Kemudia Gia langsung menatap Nana. "Nana, bisakah kau saja yang kelantai atas untuk keruang manager?" tawar Gia, rasanya dia sangat tak bertenaga untuk berjalan.
"Tapi, pekerjaanku sedang banyak. Jadi aku tak bisa mengantarkannya."
Mau tak mau, Gia pun bangkit duduknya. Dia menghampiri meja Nana. "Mana berkasnya?" tanya Gia.
Dengan cepat dan semangat Nana pun memberikan dokumen yang di maksud dan memberikannya pada Gia.
°°
Saat turun dari lift dan berjalan di lobi. Matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjalan dengan membawa map, yang tak lain adalah Gia.
"Tunggu, bukankah dia ...." Tanpa pikir panjang, Sonia yang akan keluar dari gedung kembali memutar langkahnya. Ia berencana masuk kedalam lift mengikuti Gia.
Saat Gia sudah masuk, Sonya pun masuk. Dan saat Gia melihat Sonya, Gia menunduk hormat.
Tanpa Gia ketahui, diam-diam Sonya tersenyum samar, rencananya kali ini harus berhasil. Dia tak ingin lagi kehilangan gadis yang selama ini dia cari.
"A ... a a ...." Tiba-tiba sonya meringis memegang dadanya.
Mendengar suara dari samping, Gia langsung menoleh, betapa terkejutnya Gia melihat wanita disampingnya seperti sesak napas.
"Madam ... Madam!" Gia sedikit berteriak karna melihat Sonya yang sedang pura-pura sakit. Bahkan, sangking paniknya membuat map yang berisi dokumen ditangannya berhambur kebawah.
Gia merangkul pundak Sonya dan menyuruhnya duduk. "Madam, duduklah sebentar," ucap Gia. Dengan cepat Gia bangkit dari duduknya dan menekan tombol lift.
Gia berlari dengan panik keluar lift. Dan beberapa orang pun datang, mereka yang melihat Sonya sedang terduduk dilantai langsung menunduk hormat. Ada rasa takut dan segan saat melihat Ibu CEO mereka walaupun Sonya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Cepat tolong!" teriak Gia pada orang yang sedang berkumpul, namun, tak ada yang berani membantu.
Mau tak mau seorang staff pria melangkahkan kakinya, dia mendekat Kearah Sonya. "Kau, bantu aku berdiri!" titah Sonya menunjuk Gia. Sonya mengabaikan lelaki yang akan menolongnya dan malah meminta Gia.
"Madam, apa madam sudah merasa baikan?" tanya Gia setelah mendekat dan berjongkok.
"Antar aku keruangan Zayn, kalian boleh pergi, aku sudah merasa baikan!" titah Sonya.
Mendengar nama Zayn, jantung Gia tiba-tiba merasakan gugup yang luar biasa.
"Nona," panggil Sonya menyadarkan Gia.
Gia pun tersadar dari lamunannya. Lalu, dengan perlahan Gia menuntun Sonya untuk bangkit dan berdiri.
Setelah, sampai dilantai ruangan Zayn, Mata Gia mencari-cari sosok keberadaan sekretaris Zayn, berharap sekretaris Zayn bisa membantu Sonya agar dia tak masuk ke ruangan Zayn. Namun, sayang sekretaris Zayn tak ada di tempatnya.
Mau tak mau Gia, maju sambil menuntun Sonya untuk ke ruangan Zayn. Saat sudah dekat kedalam ruangan Zayn. Tiba-tiba pintu ruangan Zayn terbuka.
Mata Gia terbelalak saat melihat Zidan keluar dari ruangan Zayn. Begitu pun Sonya.
Zidan bersandar di pintu dengan mata berkaca-kaca. Seperti biasa, ucapan menyayat dan sikap dingin kembali Zidan dapatkan dari Zayn. Bahkan Zidan tak sadar ada dua orang yang melihat kesedihannya.
Maaf ya, baru up. Kemaren acra 40 harian alm neneku dan kontrol kandungan, jadi ga sempet up. Dan sekarang udh up normal lagi seperti biasa.
Jangan lupa vote ya. Insyaallah malam satu part lagi ya.