Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 – Kelas Para Keturunan
Pagi hari menyambut Akademi Astra Magna dengan cahaya keemasan. Namun suasana dalam akademi tak lagi normal sejak "insiden duel" dua hari lalu. Nama Xiao Chen terus bergaung, membuat para bangsawan muda gelisah—terutama mereka yang berasal dari keluarga pahlawan.
Sementara itu…
🧙♂️ Undangan Tak Terduga
Xiao Chen tengah menyendiri di bawah pohon besar, matanya terpejam, menyerap energi alam. Namun ketenangan itu terusik oleh suara langkah halus.
> “Xiao Chen.”
“Kamu diundang ke Kelas Arkanum Khusus, ruangan 9, Menara Timur.”
Seorang gadis berambut biru muda menyerahkan undangan dengan lambang lima bintang emas.
> “Kelas Arkanum?” gumam Xiao Chen.
“Apa maksud mereka?”
Elvira, yang diam-diam menyimak dari kejauhan, berbisik lewat artefak komunikasi:
> “Kelas itu hanya untuk keturunan para Pahlawan Besar… dan orang yang mereka curigai sebagai ancaman.”
“Hati-hati. Mereka mungkin ingin menjebakmu.”
🏛️ Menara Timur – Kelas Rahasia
Xiao Chen memasuki ruangan batu dengan ukiran kuno. Ada tujuh siswa di sana.
Masing-masing memancarkan aura yang tidak normal:
Zane Halberd – Bangsawan agung, bermata tajam, pemimpin kelas.
Lyssandra Sylvon – Gadis bermata ungu, dingin dan elegan.
Grynn Gravion – Raksasa bersenjata kapak sihir.
Faye Zekros – Ilusionis dari utara, selalu tersenyum palsu.
Leonhart Mordric – Yang sebelumnya kalah dari Xiao Chen.
Dua lainnya dari keluarga bangsawan kecil yang mendukung kelima garis keturunan.
Mereka semua duduk mengitari meja bundar, menatap Xiao Chen seperti seekor hewan langka.
> “Jadi ini dia… bocah dari Zona C yang tidak menggunakan sihir.”
“Apa kau benar-benar manusia?” ujar Zane dengan nada menghina.
Xiao Chen hanya diam, duduk tanpa bicara.
Zane mengerutkan alis.
> “Kita ingin mengujimu. Di dunia ini, yang kuat harus tunduk pada hierarki.”
“Kalau kau bukan keturunan pahlawan… apa pantas kau duduk bersama kami?”
⚔️ Ujian Dalam Kelas
Tanpa aba-aba, Grynn Gravion melemparkan sihir berat ke arah Xiao Chen.
Ledakan!
Asap membumbung.
Namun saat asap menghilang… Xiao Chen berdiri, tak terluka, debu tak menempel sedikit pun di jubahnya.
> “Biasa saja,” gumamnya.
> “Apa!?” Faye berdiri kaget.
“Dia menyerap manaku?!”
Zane bangkit.
> “Kamu menginjak-injak warisan para Pahlawan!”
Xiao Chen berdiri perlahan.
> “Warisan? Aku hanya melihat kekuatan dangkal yang dipoles terlalu berlebihan.”
Aura menekan tiba-tiba meluap dari tubuhnya. Bangunan berderak.
Leonhart mundur lagi, wajahnya pucat.
> “Itu bukan sihir… itu kekuatan yang tidak terdefinisi…”
Zane mencabut pedang sihir suci keluarga Halberd.
Namun saat ia hendak menyerang—
Clak! Pedangnya hancur bahkan sebelum sempat mendekat ke Xiao Chen.
> “Kau sebaiknya tidak memancing sesuatu yang tak kau mengerti,” ucap Xiao Chen dengan tenang.
👁️ Di Balik Cermin Pengintai
Di ruangan pengawas, Rektor Aetherion dan Archmage Mordric III mengamati semua lewat cermin pengintai.
Mordric tersenyum dingin.
> “Ini bukan kekuatan biasa… dia jelas dari luar dunia ini.”
“Jika tidak disegel sejak dini, kekacauan akan datang.”
Rektor menimpali:
> “Tapi jika dia benar-benar Raja dari Langit yang disebut dalam ramalan… mungkin dia satu-satunya harapan kita sebelum Lima Klan menelan dunia sepenuhnya.”
🌌 Sementara Itu, Elvira…
Di ruang meditasi bawah tanah, Elvira duduk di tengah lingkaran sihir tua.
Tubuhnya melayang, rambutnya memanjang, auranya berubah menjadi kultivator sejati.
> “Jalan kultivasi ini… menembus seluruh batas.”
“Kalau begini, kekuatan bangsawan manusia… tak lagi mustahil kulampaui.”
Tiba-tiba dari dinding batu, muncul roh berbentuk elf tua—roh leluhur Elvarion.
> “Kau telah membuka Jalan Elvarion yang tersembunyi… waktunya datang.”
“Pergilah ke Danau Takdir. Di sana akan lahir panggilan baru…”
Xiao Chen meninggalkan ruangan Kelas Arkanum dengan kepala terangkat.
Para keturunan pahlawan hanya bisa menggertakkan gigi—mereka tidak mampu melawan kekuatan di luar nalar.
Namun… diam-diam, sebuah stempel sihir kuno mulai aktif di bawah telapak kaki Xiao Chen.
> “Sistem penyegelan telah dimulai…” ujar Mordric di balik cermin.