NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 - Rasa Penasaran

Kerumunan para kaum hawa belum menunjukkan tanda-tanda untuk bubar. Mereka masih membicarakan sosok pria tampan yang tengah duduk di lobi. Ada yang menyangka dia karyawan baru, ada juga yang menyangka pria itu adalah artis yang sedang berkunjung. Maklum, sering sekali artis wara-wiri di agensi tempat Aldira bekerja.

“Aku seperti pernah melihat orang ini.” Gumam Aldira.

“Oh, ya? Artis baru mungkin.” Kata Meimei.

Aldira kembali memperhatikan pria tersebut. Pandangannya dilemparkan dari ujung rambut hingga kaki sambil berusaha menelusuri ingatannya terkait laki-laki itu.

“Aku ingat! Dia pria tak dikenal yang datang ke lokasi syuting kemarin!” Aldira terhenyak dan spontan menepuk bahu Meimei.

“Kamu yakin?” Tanya Meimei.

“Seratus persen!” Balasnya yakin.

Pria tersebut menyadari suara Aldira yang memekik kencang. Dia melihat wanita tersebut dan segera mengingatnya. Ia berdiri dari sofa dan berjalan menghampiri Aldira hingga membuat semua wanita di sana heran dan bertanya-tanya.

“Kamu yang kemarin ‘kan?” Kata pria tersebut.

Aldira mengangguk. Dia terpana pada tampannya paras pria itu hingga tidak mampu berkata-kata. Padahal ada banyak hal yang ingin ditanyakannya.

“Maaf, Tony dan Salma apakah ada?” Lanjut pria itu bertanya padanya.

“Aku… Aku belum melihatnya dari tadi.” Jawab Aldira.

“Berarti resepsionis itu tidak berbohong. Dia juga mengatakan hal yang sama padaku.” Balasnya.

Tanpa berpamitan, pria itu membalikkan badannya dan berjalan pergi. Aldira bersama dengan karyawan lain dilanda kebingungan oleh sikap laki-laki itu. Mereka saling berbisik satu sama lain menanyakan keperluan orang itu dengan Tony dan Salma yang belum kelihatan batang hidungnya.

“Aneh sekali laki-laki itu. Kemarin datang ke lokasi syuting dan kali ini datang ke kantor.” Ucap Meimei.

“OMG! Aku ‘kan mau menanyakan perihal konsumsi kemarin padanya! Aku pergi menyusulnya sebentar.” Kata Aldira.

“Aldira memang tidak pernah setengah-setengah dalam menyelesaikan pekerjaannya. Padahal tidak perlu sampe segitunya.” Gumam Meimei sambil melihat Aldira berjalan cepat meninggalkannya.

Dengan langkah kaki yang cepat, Aldira menyusul pria misterius itu yang sudah berjalan meninggalkan gedung. Melihat punggungnya yang semakin menjauh, wanita itu segera berlari untuk menyamakan posisi.

Pria tersebut menyadari keberadaan Aldira yang sudah menyusul di sebelahnya. Dia berhenti sebentar dan memutar badannya.

“Maaf. Ada yang ingin aku tanyakan.” Kata Aldira terengah-engah.

“Ada apa?” Tanya pria tersebut.

“Begini…” Ujar Aldira dengan napasnya yang mau habis. “Konsumsi… Konsumsi…”

“Hah?” Pria tersebut kebingungan karena tidak mengerti apa yang dimaksud.

“Kemarin kamu ambil konsumsi dari lokasi syuting?” Lanjut Aldira bertanya setelah napasnya terkumpul.

Laki-laki itu hanya menatap Aldira sambil mengernyitkan alis. Sepertinya dia berusaha mencerna pertanyaan aneh wanita itu. Belum kenal sama sekali tiba-tiba langsung menanyakan konsumsi.

“Kamu baik-baik saja? Lagi kurang enak badan?” Tanyanya polos.

“Bukan! Kemarin ‘kan kamu datang ke lokasi syuting, jumlah konsumsinya tidak sesuai dengan daftar karyawan yang hadir.” Jelas Aldira.

Mendengar penjelasan tersebut, pria itu langsung tertawa terbahak-bahak. Aldira yang berdiri di sebelahnya merasa seperti badut karena pertanyaannya yang tiba-tiba itu. Sambil menundukkan kepala, Aldira berusaha menyembunyikan wajah malunya.

“Kita ngobrol di kafe sana saja, yuk.” Ajak pria tersebut sambil menunjuk ke kafe yang ada di dalam gedung.

***

“Jadi benar kamu mengambil satu porsi jatah konsumsi kami kemarin?” Tanya Aldira geram.

“Maaf, ya karena kemarin saya kelaparan begitu melihat nasi bungkus kalian.” Jawabnya.

Aldira duduk sambil menyilangkan tangan di dadanya. Raut mukanya terlihat kesal karena dia terpaksa harus memanipulasi laporan konsumsi gara-gara pria tersebut.

“Jangan pasang tampang masam begitu! Ayo, silahkan pesan apa saja sebagai tanda permintaan maafku.” Katanya

“Siapa namamu?” Tanya Aldira.

“Oh, namaku Rafi. Kalau kamu?”

“Aku Aldira.”

Rafi yang melihat ketusnya wanita itu jadi sungkan untuk berbicara panjang lebar. Dia hanya terdiam sambil mengarahkan pandangannya ke berbagai sudut ruangan.

“Baiklah, Rafi. Tidak baik bila aku menerima traktiran seseorang yang belum dikenal. Tapi karena kita sudah berkenalan, tidak sopan jika aku menolaknya.” Goda Aldira.

“Wah, pintar juga kamu. Jadi mau pesan apa?” Tanya Rafi sambil menghela napas.

“Aku mau pesan spageti dan es kopi susu.”

Segera setelah itu, Rafi memanggil pramusaji untuk melakukan pemesanan. Aldira hanya duduk diam bagai seorang putri raja yang menunggu untuk dilayani.

“Ok, hutang sudah lunas. Aku pergi dulu, ya!” Ucap Rafi.

“Eits, jangan pergi dulu! Kamu kenapa mencari Tony dan Salma dari kemarin?” Tanya Aldira to the point.

Rafi terpaku. Sepertinya laki-laki itu belum menyiapkan jawabannya. Sambil memperhatikan Aldira yang memasang muka serius, Rafi menyandarkan badannya di kursi dan menyilangkan kaki.

“Apakah aku harus menjawab pertanyaan itu?” Balasnya tidak nyaman.

“Tentu saja! Sebenarnya aku penasaran ada urusan apa dirimu dengan mereka.” Terang Aldira.

“Urusan pekerjaan, kok. Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.” Jawabnya.

“Urusan pekerjaan? Dengan perusahaan kami?”

Rafi hanya mengangkat bahunya dan memalingkan muka. Seperti ada sesuatu yang tidak ingin diberitahukan olehnya. Tangannya yang besar mengelus dagunya yang tegas, tampak seperti gesture orang gugup yang sedang menyembunyikan sesuatu.

“Sebaiknya aku pergi sekarang. Aku tidak memiliki keharusan untuk menjawab pertanyaanmu.” Katanya sambil beranjak dari kursi.

“Tunggu! Aku belum selesai berbicara.” Sela Aldira.

Pria itu pergi meninggalkan Aldira tanpa mempedulikan wanita itu yang masih duduk dengan muka penasaran. Dari gelagatnya, Aldira tampak mencurigai adanya hubungan tertentu antara pria tersebut dengan Tony dan Salma. Kebiasaan overthinking-nya kembali muncul. Seperti biasa, hidupnya tidak akan tenang bila ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Dari kaca jendela kafe, Aldira tidak sengaja melihat Tony sedang turun dari taksi. Anehnya, Tony tidak segera pergi melainkan tetap berdiri di sebelah pintu mobil yang masih terbuka. Gerak-geriknya tampak seperti seseorang yang sedang berargumen dengan orang lain yang masih ada di dalam mobil. Kejadian itu tak berlangsung lama, Tony menutup pintu taksi dengan kencang lalu mobil itu berlalu pergi.

“Nah, itu Tony! Saat ada yang mencarinya dia baru muncul.” Ujar Aldira.

Spageti dan es kopi susu pesanan Aldira telah datang dan pramusaji meletakkannya di atas meja. Sambil mengangkat gelas kopi dan menyeruputnya dari sedotan, mata Aldira mengikuti arah kemana Tony pergi. Dari kejauhan, Tony melihat Rafi yang sedang berjalan makin jauh. Dia tidak berusaha mengejarnya, namun malah melanjutkan langkah kakinya ke dalam gedung.

Aldira meletakkan kembali gelas berisi kopi susu di atas meja. Rasa penasaran menyelimutinya sampai keinginan untuk ikut campur menggelitik pikirannya. Dia ingin menyusul Tony, tapi entah mengapa ada sesuatu yang menahan dirinya. Tampaknya dia harus menunggu esok hari karena hari itu bukan hari yang tepat untuk mengganggunya.

...Rafi, 30 tahun...

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!