NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Jasmine keluar dari kamar setelah mandi dan mengeringkan rambutnya. Di dalam kamar, Jasmine meninggalkan Juna yang masih terlelap dalam posisi tengkurap. Setengah tubuhnya tertutup selimut dari pinggang sampai kaki, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang tidak tertutup apapun. Jasmine sengaja tidak membangunkan Juna, dia tau kalau suaminya kelelahan. Lagipula sekarang hari minggu, Juna tidak punya agenda dengan orang perusahaan.

Sudah 1 minggu ini mereka berdua tinggal di rumah Juna yang sejak dulu di tempati dengan Mama Dewi. Jasmine sendiri yang memilih untuk tinggal bersama dengan Mama mertuanya, sebab dia tidak tega jika harus melihat Mama Dewi tinggal sendirian hanya dengan asisten rumah tangga. Beberapa kali Juna memberikan tawaran pada Jasmine agar mereka menempati rumah baru, tapi sebanyak itu juga Jasmine menolak tawaran Juna karna memikirkan Mama mertuanya.

Jasmine menghampiri Mama Dewi yang sudah berkutat di dapur. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat menantunya. Ada gurat bahagia di wajahnya yang tak lagi muda. Mendapatkan menantu seperti Jasmine mungkin menjadi kado terindah di hari tuanya. Menantu yang pengertian, peduli padanya layaknya peduli pada orang tua sendiri. Rela tinggal dalam satu atap meski di luaran sana banyak menantu wanita yang menghindari tinggal bersama mertua.

"Mama mau masak apa.? Sini biar Jasmine bantu." Jasmine berdiri di samping Mama mertuanya dan ikut memotong sayuran.

"Tidak usah nak, kamu tunggu Juna saja di kamar. Suamimu itu pasti belum bangun kan.? Nanti dia mencari kamu." Sama halnya seperti Jasmine yang pengertian, Mama Dewi juga berusaha pengertian pada anak dan menantunya yang baru beberapa 2 minggu menikah. Sebagai pengantin baru, mereka pasti butuh banyak waktu untuk dihabiskan bersama.

"Mas Juna pasti tau aku sedang di dapur. Tidak apa aku bantu Mama saja disini."

Mama Dewi tidak mendebat lagi dan membiarkan menantunya membantu memasak. Jasmine memang rajin mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk membuat sarapan setiap pagi. Walaupun disana ada asisten rumah tangga, tapi kalau urusan memasak, Jasmine lebih suka melakukannya sendiri.

"Mama dengar, Juna dan Shaka akan melakukan perjalanan bisnis ke Jepang minggu depan. Kamu ikut saja, sekalian bulan madu disana. Mama sebenarnya sudah tidak sabar ingin punya cucu dari kamu." Mama Dewi menatap penuh binar pada menantunya. Wanita paruh baya itu sudah merasa bahagia dengan hanya membayangkan Jasmine mengandung cucunya. Bukan niat mendesak Jasmine agar segera hamil, namun sebagai seorang Ibu, Mama Dewi pasti ingin melihat anaknya memiliki keturunan. Sebelum usia dan fisiknya semakin tua.

Jasmine membisu, dia melamun dengan sorot mata menerawang jauh. Ada rasa sesak yang tiba-tiba menyeruak dalam hati dan membuat matanya berkaca-kaca karna perih. Dia menjadi sensitif jika mendengar kata anak. Ada beban yang tidak bisa dia luapkan pada siapapun, termasuk suaminya sendiri. Meski sudah menjadi kesempatan bersama untuk menunda kehamilan, tapi semua itu bukan sepenuhnya keinginan Jasmine.

"Mama do'akan saja agar Jasmine cepat hamil, Jasmine juga sudah tidak sabar ingin memiliki anak." Ujarnya untuk menutupi rahasia dalam pernikahannya bersama Juna. Tidak ada satu orang pun yang tau jika mereka sepakat untuk menunda memiliki anak.

"Sepertinya Jasmine tidak bisa ikut pergi ke Jepang dengan Mas Juna. Minggu depan Jasmine sudah bergabung di perusahaan Papa." Tuturnya.

Terlahir dari keluarga yang memiliki beberapa perusahaan, Jasmine terpaksa harus di libatkan dalam mengurus salah satu perusahaan milik orang tuanya. Sebab, dia hanya 3 bersaudara. Kedua kakaknya juga sudah terjun ke perusahaan keluarga sejak 9 tahun yang lalu. Sekarang giliran Jasmine yang mengikuti jejak kedua kakaknya.

Mama Dewi tampak kecewa, namun dia tetap tersenyum dan mendukung apapun yang telah menjadi keputusan Jasmine.

...******...

3 hari sebelum Juna terbang ke Jepang, Jasmine di ajak menginap di salah satu resort di Kepulauan Seribu. Kesempatan langka seperti ini tentu tidak di sia-siakan oleh Jasmine. Kapan lagi di ajak Juna liburan. Pergi berdua setelah menikah saja sangat jarang. Jasmine kebanyakan menghabiskan waktu di rumah mertua dan sesekali ke rumah orang tuanya.

"Mama Dewi terus membahas soal anak, aku jadi merasa bersalah padanya." Jasmine membuka obrolan ketika mereka masuk ke dalam resort gang telah di sewa Juna. Tadi saat pamitan, Mama Dewi kembali membahas soal anak fan mendoakan Jasmine supaya hamil dalam waktu dekat.

Harapan Mama Dewi membuat Jasmine dibayangi rasa bersalah. Dia telah membohongi Mama mertua, orang tuanya sendiri, bahkan semua orang di sekitarnya bahwa sebenarnya dia dan Juna menunda kehamilan sampai 2 tahun kedepan.

"Jangan terlalu di pikirkan. Nanti biar aku yang menjelaskan pelan-pelan kalau sudah tepat waktunya." Juna menjawab seraya membuka salah satu kamar yang akan mereka tempati selama 2 hari menginap disana.

"Aku memikirkan perasaan Mama, Beliau pasti sangat kecewa padaku." Lirih Jasmine. Dia kemudian berjalan ke arah jendela kamar yang menghadap pantai.

Juna meletakkan koper di dekat ranjang dan berjalan menghampiri Jasmine. Kedua tangannya memeluk tubuh sang istri dari belakang. Jasmine tidak terkejut lagi ketika mendapat pelukan tiba-tiba dari suaminya. Sebab Juna sudah biasa melakukannya.

"Mama bahkan lebih menyayangimu di banding putranya sendiri, mana mungkin Mama kecewa padamu. Lagipula aku yang memutuskan menunda kehamilan." Tangan Juna mulai bergerilya di sekitar bagian perut Jasmine.

"Sebaiknya jangan membahas apapun selama kita disini. Kita nikmati saja ya liburannya." Titahnya sebelum menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jasmine, hingga tubuh Jasmine terasa menegang dalam dekapan Juna.

Dalam hitungan detik, keduanya saling memagut bibir. Mata Jasmine terpejam rapat dengan kedua tangan yang di kalungkan di leher Juna.

Selang beberapa menit, kondisi ranjang di resort yang semula rapi, kini terlihat sangat berantakan. Pergumulan panas sepasang suami istri itu terlihat sangat menggebu dan bersemangat.

...******...

"Jasmine,, bangun sayang." Usapan lembut tangan Juna di pipi Jasmine membuat wanita cantik itu terusik dari tidur nyenyaknya.

"Hemm,, sudah pagi ya Mas.?" Gumamnya dengan mata yang belum terbuka sempurna. Juna menahan tawa mendengar pertanyaan Jasmine. Akibat kelelahan, Jasmine sampai ketiduran setelah melewati pergulatan panas pagi tadi. Jasmine sampai mengira kalau dia baru saja tidur di malam hari.

"Kita baru datang tadi pagi, sekarang masih siang. Ayo bangun, kita hampir melewatkan makan siang." Juna menyibak selimut Jasmine agar istrinya mau beranjak dari ranjang.

"Aku masih mengantuk." Keluhannya sembari turun dari ranjang dan berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Juna sampai membuntuti Jasmine di belakang karna khawatir istrinya jatuh. Benar saja, baru beberapa langkah turun dari ranjang, tubuh Jasmine terhuyung ke belakang. Untungnya ada Juna yang sigap menahan pundak Jasmine.

"Kamu benar-benar mengantuk ya.?" Tanya Juna seraya mengangkat tubuh Jasmine.

"Apa perlu aku jawab.? Mas Juna lupa ya semalam kita tidur jam berapa. Lalu pagi-pagi sekali sudah bangun untuk pergi ke sini." Jasmine sedikit mengomel, karna Juna sendiri yang sudah membuatnya kelelahan dan mengantuk seperti itu. Sejak melakukan malam pertama, Jasmine merasa perlakuan Juna sedikit berbeda dan menjadi lebih sering menempel padanya.

"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk pernikahan kita. Ketulusanku tidak mungkin di balas luka." Lirih Jasmine ketika Juna baru saja keluar dari kamar mandi.

1
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!