My Duda Favorit

kini Mirah telah selesai menata belanjaannya di rak pendingin.

sebentar lagi waktu sholat ashar akan tiba jadi Mirah segera bersiap siap untuk menunaikan ibadah nya dan setelah selesai sholat tak lupa Mirah memasak untuk makan malamnya.

kenapa Mirah lebih memilih memasak padahal di apartemen tempat tinggalnya sudah ada sebuah restoran jawabannya adalah Mirah takut jika makanannya tidak halal apalagi ini adalah luar di luar negeri.

untung saja Mirah tadi sudah sempat menukarkan uangnya hanya tinggal membayar hutangnya kepada pria yang telah membayar belanjanya yang tadi.

mengingat ini Mirah tiba tiba mengingat bocah kecil itu yang ia tidak tahu siapa namanya, jangankan nama bahkan ia belum pernah mengucapkan sepatah kata pun kepada bocah imut itu.

drttt... drttt...

" umi.." gumam Mirah melihat yang telah menelponnya apalagi disana masih malam hari.

ternyata sudah banyak panggilan Tek terjawab dari orang Indonesia.

" assalamualaikum umi" ucap Mirah.

" waalaikum salam sayang..kakak bagaimana keadaannya mu sayang" tanya Humairoh atau Maryam di sebrang telepon.

" sehat umi.." cicit Mirah.Almirah sangat menyesal karena sudah kabur diam diam dari rumah pasti uminya sangat khawatir padanya.

" sayang maafkan umi sama ayah yah.. kami berjanji gak akan menjodohkan kakak lagi yah sayang.. umi khawatir sama kakak maafkan kami sayang" ucap Humairoh dengan tangisnya membuat hati Mirah jadi pilu uminya sangat lembut.

" umi kakak yang seharusnya minta maaf kepada kalian kakak sudah pergi tanpa izin dari kalian" jawab Mirah.

" tidak nak kami yang salah..."

" sayang tenang saja Amirah pasti baik baik saja" stev menenangkan sang istri yang sedang menangis.

"tapi mas..."

" percaya sama mas sayang gak mungkin aku membiarkan putri kita sendirian di luaran sana" ucap stev sambil mencium kening Humairoh.

" tetap saja aku khawatir mas.."

" maaf kan Mirah umi" ucap Mirah setelah mendengar percakapan kedua orang tuanya.

" kamu hati hati disana ya sayang maafkan ayah" timbal stev.

" jadi ayah Tahu diman aku sekarang" tanya Mirah dan pertanyaan Amirah membuat stev jadi terkekeh dan itu membuat Humairoh jadi heran.

" mas jangan bilang kamu..."

" Iyah sayang seperti yang ada di otak kecilmu itu" ucap stev dengan gemas dan lembut.

" kenapa kamu tidak bilang mas.." tanya Humairoh.

" istriku sayang uminya dari anak anak ku kamu tidak bertanya soal ini kepada mas sayang"jawab stev dengan gemas membuat Humairoh tersipu malu.

" lagi pula kalau kamu khawatir itu sangat cantik dan sangat menggemaskan jadi ku biarkan saja istriku ini merasa khawatir dulu, lagi pula kapan lagi aku menikmati momen seperti ini " sambung stev dengan menaik turunkan alisnya jangan tanya seperti apa malunya Humairoh saat ini.

dan seberang telepon Mirah kini sedang memutar bola matanya dengan malas mendengar kemesraan kedua orang tuanya itu tapi tak di pungkiri hatinya menghangat dengan keromantisan kedua orang tuanya walau sudah berumur.

" ayah aku tutup telepon nya dulu lanjutkan saja kemesraan kalian itu" ucap Mirah dengan kesal yang dibuat buat membuat Humairoh dan stev jadi tertawa mendengar ucapan dari putri sulung mereka.

" ciee..ciee.. ada yang cemburu loh umi" goda stev kepada Mirah dari seberang telepon.

" umi...." rengek Almirah seperti anak kecil dan itu sukses membuat stev malah bertambah tertawa mendengar rengekan putri sulungnya yang sudah berumur ber kepala tiga.

" mas sudah... kalau begitu umi tutup telponnya yah assalamu'alaikum kak" ucap Humairoh.

" waalaikum salam umi" jawab Mirah.

Mirah geleng geleng kepala mendengar percakapan orang tuanya walaupun sudah tua orang tuanya tetap romantis sampai sekarang.

dan tidak heran lagi kalau ayahnya mengetahui dimana dirinya berada walaupun ia berada di ujung dunia pasti ayahnya mengetahui itu.