NovelToon NovelToon
Partner Ranjang Om Duda

Partner Ranjang Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahkontrak / cintamanis / Mafia / Duda
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: gustikhafida

Dijual oleh Ayah kandungnya sendiri sebagai pengganti taruhan berjudi, Zena gadis berusia 21 tahun yang pergi dari rumah, dia meminta pertolongan dari ibu kandungnya, tidak disangka, ditempat ibu kandungnya dia hampir dilecehkan oleh Ayah tirinya,
Depresi, trauma sempat mengguncang jiwa Zena, lalu tidak disengaja dewa penyelamat datang, Steven Fernando, pria berusia 35tahun yang sudah 3 tahun bertahan dengan statusnya yang Duda,
Setelah diselamatkan oleh Steven, siapa sangka hidup Zena semakin hancur, Steven meminta Zena menjadi partner ranjangnya,
Ancaman akan dikembalikan pada rentenir paruh baya itu dan keselamatan keluarga ibunya mengakibatkan Zena menurut patuh menyetujui semua syarat dan peraturan yang diberikan Steven

Hari demi hari Zena menjadi partner ranjang dari seorang Steven yang mempunyai libido akut,
Akankah Zena bisa bertahan dan mencintai Steven

Jika berjalan maju membuat Zena menelan kepahitan, dan jika berjalan mundur Zena akan membuat keluarga ibunya hancur.

Seperti apa kisahnya, ayok kita simak cerita Zena dan Steven

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5_Keluar dari Rumah Sakit

"Berikan aku cek. "

"Baik Tuan, sekertaris Nanda mengeluarkan cek yang selalu dia bawa dalam sakunya lalu memberikan pada Tuan mudanya

"Hutangnya lunas, sekarang berikan dia padaku! " Steven menyerahkan selembar cek dengan jumlah yang besar melebihi nominal yang disebutkan pria tua di hadapannya

"Cih, sombong sekali,"

"Berikan dia" Ucap Paijo pada salah satu anak buahnya

Zena terdorong keras sampai tubuhnya jatuh dipelukan Steven, dia menangis lalu tiba-tiba tidak sadarkan diri

Paijo dan yang lainnya sudah meninggalkan Steven dan Zena ditempat

Melihat Zena terkulai lemas, Steven merangkul pinggangnya "Aktingmu sangat bagus! Cepat bangun! Mereka sudah pergi," Tepuk pipi Zena menggunakan tangan satunya

"Tuan, wajahnya pucat sekali, dia tidak sedang berakting"

"A-apa!, cepat bangun, aku sudah melunasi hutangmu Nona!" Tepuk pipi Zena kembali, tidak melihat respon dari Zena, Steven baru mempercayai bahwa gadis yang berada dipelukannya benar-benar pingsan

"Cepat bawa dia kerumah sakit"

"Dan gendong dia,"

Sekertaris Nanda memutar bola matanya malas, "Aku kira sikapnya sudah berubah, ternyata tidak" Gumam sekertaris Nanda dari dalam hatinya

Setelah sampai dirumah sakit, Steven dan Sekertaris Nanda menunggu di depan ruang IGD, menunggu dokter memeriksa keadaan gadis yang dia temuinya

"Ini ponsel dia Tuan" Nanda menyerahkan sebuah ponsel yang berada di saku jaket Zena,

Steven menyalakan ponsel milik Zena, pertama kali yang dia lihat adalah wallpaper foto Zena yang sedang tersenyum manis, tanpa sadar kedua sudut bibir Steven tersenyum

"Oke juga, bisa aku manfaatkan" Gumam Steven dari dalam hati membuat sekertaris Nanda yang berada disampingnya juga tersenyum saat melihat Tuan mudanya tersenyum

"Aku rasa Tuan menyukai gadis itu"

"Ta-tapi kenapa senyuman itu seperti senyuman yang mengandung arti lain? " Gumam dalam hati,

Tak sengaja Steven melihat arah sekertarisnya yang sedang tersenyum menatapnya, segera dia menunjukkan sikap dingin dan kharismanya, sangat gengsi jika dia tersenyum di depan sekertarisnya "Tolong carikan profil dan latar belakang dari gadis ini, 1 jam lagi aku ingin sudah ada ditanganku! " Ucap Steven sambil memasukan ponsel milik Zena kedalam sakunya

"Ba-baik Tuan, saya mohon pamit"

Sebelum sekertaris Nanda pergi meninggalkan rumah sakit, dokter dan suster yang menangani Zena keluar, membuat Steven dan sekertaris Nanda saling menatap,

"Bagaimana kondisinya dok? " Tanya sekertaris Nanda, karna sedari tadi Steven diam saja tanpa mengucapkan sepatah kata

"Pasien mengalami trauma dan kemungkinan besar jiwanya terguncang, apa pasien korban dari pelecehan? Bekas tamparan serta kakinya yang membiru seperti orang yang telah disiksa"

"Kami menemukan dia di pinggir jalan dok, lalu kami membawanya kemari"

"Baiklah, pasien membutuhkan terapi agar traumanya hilang, dan pasien sudah sadar, tapi anda harap maklum jika pasien seperti orang gila"

"Kalau begitu saya pamit, permisi.. "

Steven dan Nanda mengangguk, mereka masuk kedalam ruang rawat Zena, terlihat Zena sedang memejamkan matanya

Derap kaki yang semakin mendekat membuat Zena membuka matanya lebar, bayangan rentenir dan Ayah tirinya terngiang di otaknya

"Jangan takut, kami bukan orang jahat" sekertaris Nanda yang melihat Zena memasang kuda-kuda untuk melindungi dirinya pun menenangkan hatinya, setelah Zena melihat dewa penyelamatnya datang dia mengangguk, tubuhnya yang sudah menengang kembali rileks

Tak ada yang berbicara, Steven melihat gadis di depannya sedang melamun, tatapannya kosong, tiba-tiba air mata Zena menetes membasahi pipi mulusnya

"A-aku tidak bersalah bu," Racauan Zena membuat Steven dan sekertaris Nanda saling pandang, sepersekian detik mereka bisa melihat gadis dihadapannya sudah berteriak histeris

"Aku tidak bersalah! Aku korban! Aku korban aaaaaaaaaaaaa" Zena menjambak rambutnya kasar, sampai infus di tangannya terlepas membuat darah segar mengalir di tangannya

"Nona, Nona! Jangan seperti ini" sekertaris Nanda berusaha mendekat menenangkan gadis dihadapannya,

"Jangan sentuh aku! Aku tidak ingin disentuh oleh pria tua sepertimu!! " Teriak Zena, dia melihat wajah sekertaris Nanda seperti bayangan Rey, bayangan pelecehan itu kembali teringat,

"I-ibu aku tidak bersalah bu, jangan usir aku, Ayah sudah menjualku dan sekarang ibu membenciku"

"Tuhan!!! aku tidak bersalah, hiks.. hikss, huaaaaaa, aku tidak bersalah, aku tidak bersalah"

"Hei benarkan aku tidak bersalah hiks.. hiks.. " Tunjuk Zena pada sekertaris Nanda,

sekertaris Nanda yang merasa terpojokan hanya menganggukan kepalanya, dia berbalik dan menatap Tuan mudanya "Bagaimana ini Tuan"

"Panggil dokter saja,"

"Oh iya, Tuan benar"

***

Siang kembali sore, sore kembali malam, perputaran waktu di bumi ini terasa begitu cepat, sudah beberapa hari ini Zena dirawat dirumah sakit, dan Steven tidak pernah menjenguknya, hanya sekertaris Nanda yang selalu menjenguknya

"Besok pasien sudah boleh pulang," Ucap dokter saat selesai memeriksa keadaan Zena

"Terimakasih dok, " Zena tersenyum manis pada dokter, lalu dokter muda itu membalas senyumannya

"Perkenalkan saya dokter Riyan, siapa namamu? "

"Panggil saja Zena, terimakasih dok sudah mau merawat saya"

Tak sengaja Steven datang dan melihat interaksi kedua insan, membuat dirinya tidak menyukai Zena

"Dasar murahan" Batin Steven

"Tuan, kau sudah datang? "

Mendengar Nanda berbicara, Zena dan dokter Riyan mematung, segera dokter Riyan pamit pergi

"Permisi Tuan"

Setelah dokter itu menghilang, Steven menyuruh Nanda pergi, dia ingin berbicara 4 mata pada Zena

"Te-terimakasih om, sudah mau merawat saya" Ucap Zena terbata-bata, kepalanya menunduk malu

"Siapa namamu! "

"Zena om"

Senyum tipis diwajah Steven terukir jelas, dia duduk disofa, kakinya disilangkan diatas meja dekat sofa

"Saya janji om, saya akan melunasi hutang saya pada om,"

"Baik, kembalikan uang itu hari ini juga maka, saya akan membebaskanmu,"

Mata Zena membulat sempurna dia terlihat shock dengan ucapan pria dihadapannya "Hari ini? Tap-tapi om saya tidak mempunyai uang sebanyak itu, beri saya waktu 1 bulan atau 1 tahun"

"Sampai seumur hidupmu pun kau takan mampu membayar hutangmu itu, belum bunganya"

Zena meremas seprei kasurnya erat,"Perhitungan sekali dia, aku cabut ucapanku sebagai dewa penolong" Gumam Zena dari dalam hatinya

"Kenapa! Apa kau merasa tersinggung dengan ucapanku? "

"Tapi aku bisa membuat hutangmu lunas dalam sekejap, dengan 1 syarat"

"Apa! "

"Kau menikah denganku, ini hanya pernikahan sementara, kau harus menjadi istriku selama 1 tahun dan kau harus mengandung anakku sebelum 1 tahun, kau hanya perlu menjadi teman ranjangku"

"Tidak mau, om sudah gila, aku tidak akan mau, aku hanya mau menikah dengan orang yang aku cintai"

"Baiklah jika itu keputusanmu, aku akan kembalikan kamu pada rentenir itu, pasti dia akan mengembalikan uangku, dan satu lagi, aku bisa menolong keluargamu yang sudah hancur" Steven berdiri, dia merapihkan jasnya lalu berjalan menuju pintu

Sebelum Steven memutar gagang pintu, Zena berbicara dan mencegah Steven keluar"Ma-maksudmu apa? Keluarga ku hancur? "

"Keluargaku memang sudah hancur, dan aku tahu itu, jadi jangan bersusah payah untuk menghancurkan keluargaku"

"Menarik, boleh juga wanita ini" Batin Steven tersenyum sinis "Oh sudah hancur??maksudku jika kita bermain-main sedikit dengan keluarga baru ibumu bagaimana, hemm? "

"Bagaimana jika kau melihat keluarga baru ibumu itu hancur dan mereka menjadi gelandangan, bagaimana nasib mereka kira-kira sekarang? Pasti sangat menyedihkan, hahaha"

"Ayah tirimu mempunyai hutang padaku, aku bisa mengembalikan semua hartanya jika kau bersedia menjadi istriku selama 1 tahun"

Glekk, Zena berusaha berfikir dengan jernih, dia tak boleh gegebah dalam mengambil keputusan "Darimana om mengenal keluargaku?"

"Hahaha, darimana??? tak perlu tahu darimana aku mengetahui keluargamu, ets, bahkan aku mengetahui semua kecurangan Ayah tirimu dan aktivitas kedua adikmu sehari-harinya, dan aku bahkan mengetahui berapa mantanmu dan alamat rumahnya"

Hawa dingin terasa begitu menyentuh kulit Zena, tiba-tiba bulu kuduknya merinding saat pria di hadapannya mengucapkan semua tentang keluarganya, hanya ibu dan adiknya Adit yang Zena sayangi, dia tidak mungkin membiarkan adik serta ibunya menjadi gelandangan, setelah berfikir,Zena memantapkan dirinya "Ba-Baiklah, aku mau, aku mau menjadi istrimu, tapi tolong bantu keluargaku, aku menyayangi mereka walaupun aku membenci pria tua itu" Lirih Zena,

Kedua sudut bibir Steven tersenyum, hari kemenangannya telah tiba, akhirnya dia bisa tenang, dia akan mempunyai anak setelah menikah nanti, dan dia bisa memanfaatkan tubuh Zena yang sudah menggoda hasratnya sewaktu kemarin

"Rasakan, ini balasanmu karna kau mempermainkan hasratku waktu itu, akhirnya aku mempunyai boneka dirumah yang bisa aku suruh"

"Dan ibu, tenang saja bu, aku sudah mendapatkan seseorang yang layak untuk mengandung anaku, kali ini aku harus bisa membuat dia hamil cepat,"

Batin Steven tersenyum menang

"Baik, setelah ini ikut aku pulang, dan aku akan memperkenalkan kamu pada ibuku"

Zena menganggukkan kepalanya lemah, lalu Steven keluar mencari keberadaan sekertarisnya Nanda

"Siapkan kertas kosong lalu bawa keruangan dia, suruh dia tanda tangan"

"Untuk apa? Tuan tidak merencanakan sesuatu kan?"

"Ikuti saja perintahku, aku akan menikah dengannya"

"Kau sudah gila Tuan, "

***

Di sebuah rumah cukup mewah dan megah, mobil Steven terparkir mulus di halaman rumah tersebut, Zena tak henti-hentinya memandang takjub rumah yang ada dihadapannya, rumah dengan desain eropa terkesan elite mewah

"Selamat siang Tuan Muda" Para pelayan memberi hormat pada Tuannya membuat Zena mengaga,

"Dimana ibu! "

"Ada dikamar Tuan, Nyonya sedang istirahat, dia tak ingin meminum obatnya karna menunggu Tuan" Ketua pelayan bernama Sari menunduk

"Maafkan saya Tuan"

"Bodoh! Apa gunanya aku membayarmu dengan mahal ha!

Nanda urus dia! "

"Baik Tuan, Nanda maju ke hadapan ketua pelayan dan menamparnya beberapa kali membuat Zena meringis sakit, bagaimana bisa seorang pria muda dan tampan menampar orang yang lebih tua darinya

" Ja-"

Langkah Zena terhenti saat tangan Steven menghadangnya

"Aku tidak suka seseorang mencampuri urusanku, lebih baik kau ikut aku bertemu dengan ibu! " Sorot mata tajam dan mematikan terlihat dimata Steven

"Ba-baik"

Mereka berdua berjalan menaiki tangga, rumah mewah berlantai 3 ini dilengkapi dengan lift tapi Steven sengaja menyuruh Zena menaiki tangga

Mereka terhenti di depan kamar yang cukup luas, pintu kamarnya terdapat ukiran klasik menambah kesan elengan

"Benar-benar orang kaya" Batin Zena

Bersambung😘

1
Anonymous
Biarksn sj persh aysh tiri hancur
Lamta V.S.J Harianja 18210016
Biasa
Lamta V.S.J Harianja 18210016
Kecewa
Frisnand
mangkanya JD wanita itu jgn murahan hrs punya sikap apalagi sdh bersuami
Frisnand
zena kurang tegas sprti watina murahan TDK bisa bersikap sebagaimana menjadi seorang istri bisa di peluk teman lelakinya
Frisnand
sebenarnya Steven mencintai istrinya dan berusaha melindungi nya cuma caranya yg salah
Frisnand
zena jg aneh bukannya belajar ikhlas dg pernikahan nya dan berdamai dg keadaan malah egois dg dirinya sendiri dan terlalu memikirkan keluarganya. keluarga yg tk pernah menganggap dirinya ada
Sarita
ga tau aja bosnya lagi main jungkat jungkit 🤣🤣🤣🤣
Frisnand
di kasih kebebasan untuk bekerja seharusnya cari kerjaan yg aman dari kontak fisik dg laki" dan dia jg TDK kekurangan materi kan krn sudah di kasih fasilitas oleh suaminya..
Sarita
sungguh zena itu keras kepala .penginnya di siksa terus
Sarita
hukuman yg sungguh nikmat .tp kalo mainnya kasar ya sakit lah stef
Win Kuncung
udah terima saja Riski dan tiggalkn laki2 bergsek itu
Win Kuncung
wkwkwk mampus kau zena,niat hati mau ngerjain suami malah kena batunya 🤣
Win Kuncung
huuuuuf kayak nya mati lebih baik bagimu Zen 🙄
Adinda Bramantio
Luar biasa
Masjae Masjae9090
kok gantung Thor,lanjutan y mn
Nisa Sugiarti
Luar biasa
Devi Sartika
ga tuntas cerita novel ini 🤪🤪
adning iza
dn pd akhiry tak berujung
adning iza
ikutan mewek thoorrr ksihan jeff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!