NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Negosiasi di Ambang Pintu

Teriakan Ken dari luar menggantung di udara malam yang dingin, sebuah tantangan sekaligus sebuah undangan. Di dalam toko, kami bertiga membeku. Tirai anonimitas kami telah disobek dengan paksa. Mereka tahu kami di sini. Mereka tahu kami kuat.

Anya secara naluriah mengangkat busurnya, matanya yang waspada tertuju pada barikade. Ryo mundur selangkah ke belakang, tangannya tanpa sadar mencengkeram perisai logam kecil di lengannya. Mereka berdua menatapku, mencari arahan. Ketakutan mereka nyata, tetapi kepercayaan mereka padaku lebih besar.

Pikiranku berpacu, menganalisis situasi ini seperti pertarungan bos yang rumit. Guild Vanguard. Dipimpin oleh seorang pemain top dari game lain. Memiliki jumlah anggota yang lebih banyak. Secara logika, mereka adalah kekuatan yang superior. Pertarungan langsung adalah pilihan terburuk. Melarikan diri juga tidak mungkin; mereka sudah mengepung tempat ini. Ini bukanlah pertarungan yang bisa dimenangkan dengan kapak atau sihir. Ini adalah pertarungan informasi dan psikologi.

Aku harus mengendalikan narasi sejak awal.

Aku mendekati barikade, suaraku tenang dan dingin saat aku balas berteriak, cukup keras agar mereka bisa mendengar dengan jelas.

"Aku akan bicara dengan pemimpin kalian. Hanya dengan pemimpin kalian. Suruh yang lain mundur seratus meter dari toko ini. Dia harus datang sendirian. Jika tidak, anggap ini sebagai penolakan dan pergilah."

Permintaanku disambut dengan keheningan sesaat. Itu adalah sebuah pertaruhan. Sebuah tuntutan yang sombong dari pihak yang terkepung. Aku bisa mendengar suara bisik-bisik tegang dari luar. Salah satu anggota tim Ken mungkin memprotes. Tapi kemudian, aku mendengar suara Ken yang tegas.

"Kalian dengar dia. Mundur. Beri kami ruang. Orang ini... dia bukan orang yang bisa diajak main-main. Aku akan menunggu di sini sampai Kaito-san tiba."

Aku tersenyum tipis. Ken, yang telah menyaksikan kekuatanku secara langsung, telah menjadi pendukungku yang tidak disengaja. Dia telah menanamkan rasa hormat dan sedikit ketakutan pada rekan-rekannya. Langkah pertamaku berhasil. Aku telah menetapkan aturan mainnya.

Kami menunggu dalam keheningan yang tegang selama sekitar lima belas menit. Anya tetap di sisiku, sementara Ryo, atas perintahku, bersembunyi di kantor belakang, siap dengan [Lentera Mana]—cahayanya yang bisa mengusir monster bayangan mungkin memiliki efek tak terduga pada pemain dalam kondisi tertentu, sebuah teori yang belum teruji tapi berguna sebagai gertakan.

Akhirnya, sesosok figur baru muncul dari kegelapan, berjalan sendirian dengan langkah yang mantap dan penuh percaya diri. Dia tidak tampak seperti penyintas yang putus asa. Dia tampak seperti seorang pemimpin.

Dia mengenakan set zirah kulit yang dibuat dengan baik, dengan pelat-pelat baja di bahu dan dadanya. Sebuah pedang panjang yang elegan tersarung di pinggangnya. Wajahnya tampan dengan cara yang klasik, dan dia memancarkan aura karisma yang alami. Ini adalah Kaito, pemimpin Guild Vanguard.

[Mata Sang Penamat]-ku langsung memberiku semua yang perlu kuketahui.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Kaito (Pemimpin Guild: Vanguard)

Level: 11

Class: Blade Master

Status: Percaya Diri, Penasaran, Ambisius.

Catatan Analisis: Memiliki karisma alami dan kemampuan memimpin kelompok yang tinggi. Memandang "Sinkronisasi Besar" sebagai kesempatan untuk membangun tatanan baru di bawah kepemimpinannya. Cenderung meremehkan ancaman yang tidak ia pahami sepenuhnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Level 11. Lebih tinggi dariku, yang menunjukkan bahwa dia dan guildnya telah bekerja keras. Tapi catatanku tentangnya memberiku sebuah celah: dia ambisius dan mungkin terlalu percaya diri.

"Aku Kaito, pemimpin Vanguard," katanya saat tiba di depan barikade, suaranya tenang dan berwibawa. "Bolehkah aku berbicara dengan 'K', orang yang telah menyelamatkan anak buahku?"

Setelah jeda yang kuperhitungkan untuk membangun ketegangan, aku menjawab, "Aku akan menemuimu di luar. Tetap di tempatmu."

Aku menoleh pada Anya. "Tetap di sisiku. Jangan serang kecuali aku memberimu perintah. Tunjukkan belatimu, jangan busurmu. Kita ingin terlihat berbahaya, bukan agresif."

Anya mengangguk, menyelipkan busurnya di punggung dan mengeluarkan [Moonfang Dagger] peraknya. Cahaya redup dari bilah Rare itu menambah aura misterius kami.

Aku membongkar sebagian kecil barikade, cukup untuk kami berdua bisa keluar. Aku melangkah keluar lebih dulu, dengan sengaja membiarkan [Gada Tiang Lampu Ogre] raksasaku tergores di bingkai pintu, menciptakan suara logam yang memekakkan telinga.

Saat kami berdiri di bawah cahaya dua bulan, aku bisa melihat efeknya pada Kaito. Matanya sedikit melebar saat melihat senjataku. Itu adalah senjata bos, sebuah trofi yang berteriak tentang kekuatan. Lalu matanya beralih ke Anya, seorang gadis kucing yang lincah dengan belati magis yang bersinar, berdiri di sisiku seperti seorang pengawal yang setia. Kami tidak terlihat seperti pengungsi yang butuh bantuan. Kami terlihat seperti sebuah unit elit.

"Jadi, kau adalah 'K'," kata Kaito, senyum diplomatis tersungging di wajahnya. "Atas nama Vanguard, aku berterima kasih. Kau tidak hanya menyelamatkan dua nyawa, tapi kau juga telah melenyapkan ancaman besar bagi semua penyintas di area ini."

"Aku hanya membersihkan hama yang berisik," jawabku acuh tak acuh.

Kaito tidak terpengaruh oleh sikap dinginku. "Kekuatan sepertimu... seharusnya tidak berjuang sendirian. Aku datang untuk menawarimu tempat di Vanguard. Bergabunglah dengan kami. Kita bisa membangun kembali peradaban, menciptakan tempat yang aman bagi semua orang. Dengan kekuatanmu dan kepemimpinanku, kita bisa menaklukkan kota ini."

Itu adalah tawaran yang menggiurkan. Sebuah pidato yang penuh harapan dan ambisi. Ratusan pemain lain mungkin akan langsung menerimanya.

Tapi aku bukan mereka.

"Keamanan?" tanyaku, nadaku datar. "Anggotamu yang berjumlah lima orang hampir musnah dilawan satu Ogre. Apa rencanamu saat sekelompok Ogre muncul? Atau saat seekor Wyvern memutuskan untuk bersarang di menara jam yang kalian banggakan itu?"

Wajah Kaito sedikit menegang. Aku baru saja menyebutkan monster yang bahkan belum pernah ia pikirkan.

"Sumber daya?" lanjutku. "Bagaimana kalian membaginya? Berdasarkan kebutuhan? Berdasarkan kontribusi? Cepat atau lambat, keserakahan akan muncul. Politik akan dimulai. Aku tidak tertarik dengan drama seperti itu."

Aku memutuskan untuk memberinya sedikit umpan, sebuah demonstrasi kecil dari nilaiku yang sebenarnya. "Aku dengar kau membersihkan area di sekitar Lapangan Utama. Kau pasti sudah bertemu dengan para [Giant Roach] di sana. Tapi apa kau tahu tentang sarang [Screecher] di atap gedung penyiaran di utara? Mereka adalah monster terbang yang bisa memanggil bala bantuan. Tanpa strategi yang tepat, mereka akan memusnahkan pasukanmu dari udara."

Mata Kaito menyipit. Informasi itu spesifik. Terlalu spesifik untuk hanya sekadar tebakan. Aku bisa melihat roda gigi di kepalanya berputar, mencoba memahami bagaimana aku bisa tahu semua ini.

"Tawaranmu menarik," kataku akhirnya, "tapi aku harus menolaknya. Kami terbiasa bekerja dalam unit kecil. Bergabung dengan kelompok besar hanya akan memperlambat kami."

Kekecewaan melintas di wajah Kaito, tetapi dengan cepat digantikan oleh ekspresi seorang negosiator yang cerdik. "Sayang sekali. Lalu, apa yang kau inginkan? Kau tidak mungkin keluar hanya untuk menolakku."

"Sebuah proposal," jawabku. "Bukan sebagai bawahan, tapi sebagai mitra. Kalian punya jumlah. Kalian bisa mengumpulkan sumber daya dasar—makanan, air, material umum—jauh lebih efisien daripada kami. Kami, di sisi lain, punya informasi. Informasi yang akan membuat anggota guildmu tetap hidup dan membantumu menghindari kesalahan-kesalahan fatal."

Aku membiarkan ide itu meresap. "Kami akan tetap menjadi unit independen. Tapi kami bersedia untuk berdagang. Informasi berharga... untuk sumber daya yang berharga. Sebuah aliansi, bukan penyerapan."

Kaito terdiam selama hampir satu menit penuh, menimbang kata-kataku. Dia adalah seorang pemimpin yang cerdas. Dia tahu nilai dari apa yang kutawarkan. Informasi di dunia ini sama berharganya dengan makanan atau senjata.

"Aku setuju," katanya akhirnya. "Untuk saat ini, kita akan mencoba pengaturan ini. Sebagai tanda niat baik, dan sebagai hadiah atas kematian Ogre itu, terimalah ini."

Ia memberi isyarat kepada Ken, yang mendekat dan meletakkan sebuah peti kayu kecil di tanah sebelum mundur lagi. Di dalamnya ada beberapa botol air bersih, jatah makanan kering berkualitas tinggi, dan tiga botol kecil berisi cairan merah—[Potion Penyembuh Minor]. Hadiah yang sangat besar.

Aku menerima peti itu. Sekarang giliranku untuk menunjukkan niat baik.

"Jauhi sistem kereta bawah tanah di Sektor 9," kataku dengan nada serius. "Tempat itu bukan hanya sarang monster biasa. Itu adalah pintu masuk ke 'The Undercroft', sebuah dungeon tingkat menengah yang dipenuhi oleh mayat hidup dan dipimpin oleh seorang [Lich Apprentice]. Kalian belum siap untuk itu. Mencoba masuk ke sana sekarang hanya akan menambah jumlah pasukannya."

Detail yang kuberikan—nama dungeon, jenis monster, bahkan nama bos mini—membuat Kaito menatapku dengan tatapan yang sama sekali baru. Bukan lagi tatapan seorang pemimpin guild pada seorang pemain kuat, melainkan tatapan seseorang yang baru saja melihat sekilas sesuatu yang tak terpahami.

"Informasi yang sangat... spesifik," katanya pelan.

"Aku banyak bermain game," jawabku, menggunakan alasan standarku.

Kaito mengangguk perlahan. "Baiklah, 'K'. Aku akan memegang kata-katamu. Aku akan meninggalkan seseorang untuk berjaga di ujung jalan ini sebagai penghubung jika kita perlu berkomunikasi. Jangan anggap dia sebagai mata-mata, tapi sebagai duta besar."

Dengan itu, ia berbalik dan berjalan pergi, timnya mengikutinya dari kejauhan. Pertemuan pertama kami telah berakhir.

Aku dan Anya kembali masuk ke dalam toko, membarikade pintu sekali lagi. Ryo keluar dari persembunyiannya, wajahnya pucat tetapi juga penuh kekaguman.

"Kau... kau baru saja... bernegosiasi dengan pemimpin guild terbesar di kota... dan membuatnya setuju dengan semua syaratmu," katanya tak percaya.

Aku hanya mengangkat bahu, meskipun di dalam, jantungku masih berdebar kencang. Itu jauh lebih menegangkan daripada melawan Ogre.

Malam itu, saat aku mengambil giliran jaga, aku menatap ke luar jendela. Dunia di luar sana bukan lagi hanya sekumpulan monster yang harus dibunuh. Kini ada faksi, politik, dan pemain-pemain lain dengan ambisi mereka sendiri.

Kami tidak hanya berhasil mempertahankan kemandirian kami. Kami telah memposisikan diri kami sebagai kekuatan ketiga, sebuah entitas misterius yang memiliki kunci untuk bertahan hidup. Kami bukan lagi hanya penyintas. Kami adalah pemain di panggung utama sekarang. Dan aku memegang semua naskahnya.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!