" Kamu manusia atau bukan?! Aku adalah wanita yang dulu kamu minta pada papahnya untuk kamu jaga tapi kini karena ingin bersama wanita lain, kamu mempermalukan aku dan menjebakku, seolah-olah aku yang selingkuh!" Lisa Susanti
" Kita akan bicarakan ini di rumah, jangan seperti anak kecil yang membuat masalahnya menjadi konsumsi publik, benar-benar sangat memalukan." Aska Saputra
" Lebih baik menjadi anak kecil, dari pada menjadi sampah yang tidak bisa di daur ulang!" Lisa Susanti
Lisa yang memasukan wanita lain dan menganggapnya sebagai seorang adik, tapi ia tidak menyangka kalau wanita itu yang merebut suaminya, hingga menyebabkan rumah tangganya hancur berantakan
Aska yang menyesali perbuatanya dan ingin kembali lagi bersama Lisa, lalu apa Lisa akan kembali lagi dengan Aska setelah menyakiti hatinya berkeping-keping dan memilih untuk bercerai denganya? Atau Lisa memilih Arga, lelaki yang menjadi atasanya sekaligus lelaki yang m
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.F, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 35 Menangis
Arga bisa melihat ponsel Lisa yang bergetar, ia tau jika Lisa ingin menjawab panggilan telponya, jadi ia tidak ingin egois
" Angkatlah dulu panggilan telponnya, aku akan mendengar jawabanmu setelah panggilan telpon itu selsai."
Lisa tentu saja merasa bimbang, tapi melihat senyuman Arga yang meyakinkan, membuat ia mengangkat telponnya. Lisa tidak melepaskan pandangannya dari Arga, sehingga Arga bisa melihat perubahan wajah Lisa. Arga merasa jika keputusannya untuk membiarkan Lisa mengangkat panggilan telponnya di tengah-tengah penantian jawabannya adalah keputusan yang salah, tapi ia tetap berpikir positif. Arga yang melihat Lisa memundurkan badan membuat ia sepontan berdiri tegak dan menunggu jawaban dari Lisa dengan cemas
" Maaf..."
Arga mendengarkan ucapan Lisa yang mengatakan kata maaf dan air mata yang menggenang di pelupuk mata Lisa. Lisa langsung berbalik badan setelah mengucapkan kata maaf pada Arga, kini pikirannya ingin segera menuju ke tempat penelpon. Arga segera mencekel pergelangan tangan Lisa, membuatnya tanpa sadar melepaskan cincin di pegangnya. Lisa menoleh melihat cekelan pada pergelangan tangannya, Lisa merasa sedih dan bersalah pada Arga, tapi saat ini ada hal yang lebih penting, air matanya langsung mengalir sangat deras, membuat ia ingin segera melepaskan cekelan tangan Arga
" Maaf... Aku harus segera pergi."
Lisa mengucapkanya sambil terisak, dan menundukan kepalanya, ia tidak berani menatap Arga. Arga merasakan sangat sedih, kecewa, dan juga bingung menjadi satu, tapi melihat Lisa berderai air mata membuat Arga mengesampingkan perasaannya
" Aku antar."
Arga melepaskan cekelan tangannya pada Lisa, lalu berjalan mendahului Lisa. Lisa melihat tanganya yang di lepas Arga, dan melihat punggung Arga yang berjalan mendahuluinya, ia merasa bersalah lagi dan lagi, karena ia terus menyakiti hati Arga. Lisa mengikuti arah Arga di belakang sambil terus menatap punggung Arga, dan sesekali juga ia menghapus air matanya. Lisa bisa melihat Arga yang sedang menelpon sesaorang yang tidak ia ketahui, tapi ia bisa mendengar apa yang Arga ucapkan
" Ma, pulanglah dengan yang lain, aku akan mengantar Lisa, jangan kuatir, aku baik-baik saja, titip Putri ma, dia pasti sangat terkejut, aku akan segera pulang."
Lisa semakin merasa bersalah, saat mendengar Arga berbicara di telpon, membuat ia sadar jika yang ia kecewakan bukan hanya Arga, tapi juga Putri dan masih banyak yang lainnya, tapi Lisa tidak memiliki pilihan lain, keadaan memaksa Lisa untuk berbuat demikian. Di mobil Lisa sesekali melirik ke arah Arga, ia bisa melihat rahang Arga yang mengeras dan gengaman pada setir mobil juga, lalu ia memilih melihat ke arah jalanan, karena kalau terus menatap Arga, akan membuat dadanya semakin sesak
" Kemana tujuanmu?"
" Rumah sakit Harapan."
Setelah percakapan singkat itu, tidak ada pembicaran mereka, sepanjang perjalanan mereka hanya diam, hingga mereka sampai di depan rumah sakit Harapan. Lisa akan segera turun, tapi Arga langsung mencekal pergelangan tangan Lisa, ia hanya kuatir kalau Lisa berlari menggunakan higl heel dan juga gaun panjang yang akan membuat Lisa terjatuh
" Berjalanlah santai, karena tidak mungkin kamu berlari sambil menggunakan higl heel, dan gaun yang terlalu panjang, nanti kamu akan terjatuh."
Setelah itu Arga keluar lebih dulu. Lisa menghela nafas berkali-kali sebelum keluar, entah terbuat dari apa hati Arga, begitu sangat sempurna menurut ia, dan rasa bersalah itu semakin besar yang di rasakannya. Lisa akhirnya keluar dari mobil, ia hanya mengikuti apa yang Arga katakan, ia berjalan di samping Arga. Setelah melewati banyak lorong, Lisa melihat ke dua orang tua Aska yang sedang duduk di depan sebuah ruangan. Lisa langsung menghampiri ke dua orang tua Aska. Key langsung berhambur memeluk Lisa dan Lisa mengelus punggung Key. Setelah itu mereka langsung melepaskan pelukannya
" Lisa terima kasih sudah mau datang, masuklah, Aska mencarimu dari tadi."
Lisa hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu langsung bersiap untuk membuka pintu, tapi ia ingat kalau ia berangkat bersama Arga, ia menoleh ke arah Arga dan melihat Arga yang menganggukan kepalanya. Lisa masuk ke dalam ruangan di ikuti oleh ke dua orang tua Aska, sedangkan Arga memilih duduk di kursi depan ruangan. Arga menunggu Lisa dalam diam, sampai pada akhirnya Lisa keluar dari ruangan, lalu duduk di samping Arga
" Maaf, karena aku kembali menyakiti hatimu, tapi aku.."
Lisa tidak bisa mengeluarkan kata-katanya lagi, hanya air mata yang berderai. Arga hanya menghela nafas, pada akhirnya ia merasa kalau Lisa masih mencintai Aska
" Jadi ini jawaban yang aku berikan tadi?"
Arga menegakkan badannya sambil menatap Lisa, ia dengan sabar menunggu jawaban dari Lisa, tapi hingga beberapa menit berlalu, ia hanya mendengar tangisan Lisa. Tiba-tiba ponsel Arga bergetar
Dret...dret...
Arga langsung mengangkat panggilan masuk dari mama nya
" Aku akan segera pulang ma."
Setelah itu Arga langsung memutuskan panggilan telponnya, ia langsung menghela nafas cukup keras, dan menyugar rambutnya ke belakang, lalu kembali menatap Lisa
" Aku akan pulang, sampaikan salamku pada Aska."
Arga tersenyum dan mengelus kepala Lisa dengan sayang. Lisa mendongkakan kepalanya setelah beberapa menit menundukan kepalanya, ia melihat Arga yang menatapnya dengan sorot mata yang kecewa, membuat ia menangis tergugu, melihat Arga seperti ini, tapi ia juga tidak bisa mengabaikan permohonan dari mantan mama mertuanya. Arga langsung memeluk Lisa, sambil membisikan sesuatu di telinga Lisa
" Aku baik-baik saja, aku pulang, jaga dirimu baik-baik."
Arga langsung melepaskan pelukannya pada Lisa, lalu ia mengecup kening Lisa sekilas, setelah itu ia langsung berdiri. Arga melepaskan jasnya, lalu langsung memakaikan jasnya pada Lisa, karena melihat Lisa menggunakan gaun dengan bahu yang terbuka, setelah itu ia langsung melangkah menjauhi Lisa, dengan perasaan sedih dan kecewa, karena perjuanganya berakhir tidak membahagiakan. Lisa hanya bisa menatap punggung Arga yang berjalan menjauhinya, ia memeluk tubuhnya sendiri dan mengencangkan genggamannya pada jas yang Arga pakaikan padanya. Lisa menangis menahan suaranya, agar tidak mengganggu pasien lainnya. Tidak ada lagi pelukan menenangkan dari Arga, yang dulu selalu Lisa dapatkan saat ia terjatuh. Entah berapa lama Lisa menangis, hingga seorang lelaki menghampiri Lisa
" Permisi bu, apa ibu yang bernama Lisa Susanti?"
Lisa langsung menghapus air matanya sambil menganggukan kepalanya, membenarkan pertanyaan dari lelaki di hadapannya
" Ini ada titipan dari pak Arga bu, kalau begitu saya permisi."
Lelaki itu sambil menyerahkan paper bag pada Lisa. Lisa menerima paper bag dari lelaki itu, setelah lelaki itu pergi, ia langsung melihat paper bag yang di berikan Arga, ia melihat sepasang baju dan celana, ia tau kalau itu adalah baju ganti, karena gaun yang ia gunakan terlalu panjang, membuat ia menangis lagi, entah kenapa Arga masih saja baik pada ia, jelas-jelas ia sudah berkali-kali menyakiti hati Arga. Lisa lebih memilih Arga untuk mendiamkannya atau meluapkan amarah Arga padanya, dari pada ia terus merasakan kebaikan dari Arga tanpa bisa membalasnya
" Maafkan aku."
Lisa bergumam sendiri, dengan rasa bersalah yang semakin besar pada Arga