📢📢SELAMAT DATANG DI AREA HAHA HIHI 🤣🤣
Freya, gadis penurut dan berbakti harus mengikuti keinginan orang tuanya. Mama Ratna yang sangat suka membaca novel online, otaknya sudah tercemar oleh novel-novel yang telah ia baca. Hingga akhirnya ja menjodohkan putrinya dengan salah satu putra teman online yang ia kenal lewat grup chat (GC) novel kesayangannya. Dia berharap kehidupan anak-anak mereka berakhir bahagia seperti novel yang ia baca.
"Mencintaiku tak sesulit mengerjakan PR matematika, tak perlu perhitungan cukup bilang saranghae." Freyanisa Fransisca.
"Cinta bukan perhitungan tapi logika. Dan logikaku belum bisa berkata saranghae." Arkana Rahardian.
Akankah kisah mereka berakhir bahagia seperti novel yang dibaca orang tuanya?
happy reading jangan lupa like, komen dan favoritkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kapan Tobatnya?
Arka buru-buru berjalan ke parkiran untuk segera pulang ke rumah, dirinya bahkan menolak ajakan Rendi dan Irfan untuk nongkrong di cafe langganan mereka. Pikirnya Freya pasti menunggunya di rumah, apalagi ini hari pertama istri lugunya itu tinggal di rumahnya. Arka merasa khawatir juga takut-takut istrinya itu merasa tak nyaman di tinggal di rumah bersama dengan mertuanya saja. Dia segera menyalakan mesin mobilnya, tapi sebelum kendaraan itu melaju, Lisa masuk ke mobil Arka tanpa basa-basi dan duduk di samping Arka.
“Kita jadi jalan sekarang kan Yang?” Tanyanya setelah mencium pipi Arka.
Arka menghela nafasnya, susah payah iya langsung kabur ke parkiran begitu kelas selesai berharap bisa segera menemui istrinya tapi pacar yang ingin segera ia putuskan itu malah terus mengikutinya.
“Kok diem aja sih Yang? Ngga kangen sama gue? Kita kan udah lama ngga ketemu.”
“Gue kira lu udah lupa sama gue. Hampir dua bulan kan lu ngga ada kabar. Gue wa juga ngga lu bales.” Ujar Arka cuek.
“Ya maaf Yang, lu kan tau kemaren-kemaren jurusan gue kan emang lagi sibuk penelitian jadi gue sibuk banget.” Elak Lisa sambil memperlihatkan wajah melasnya seolah menyesal. “Jangan marah yah. Kita jalan aja sekarang yuk!” Lanjutnya sambil terus memegangi lengan kiri Arka.
Arka menyingkirkan tangan Lisa dengan paksa, gadis itu terlihat kesal. “Gue ngga bisa sekarang lain kali aja.” Tolak Arka.
“Gue ngga mau. Pokoknya gue mau sekarang kita jalan Yang. Ntar tas inceran gue keburu di beli orang lain.” Rengeknya.
Arka melirik jam di tangannya, sudah setengah empat sore. Baiklah kita turuti saja keingin Lisa dari pada berdebat dan menghabiskan waktu. Lagi pula berdebat dengan Lisa tak semenyenangkan berdebat dengan istri lugunya. “Oke kali ini gue turuti, tapi gue ngga punya waktu banyak.” Ujar Arka kemudian melajukan mobilnya menuju Mall tempat Lisa membeli tas.
Lisa tersenyum semringah setelah mendapatkan tas yang ia inginkan. Bahkan saat Arka mengatakan tak bisa mengatarnya pulang pun gadis itu tak merajuk dan membiarkan Ardi meninggalkannya di Mall. “Makasih yah Yang.” Ucap Lisa.
Arka berjalan menuju basement tempat mobilnya terparkir. Baru kini ia menyadari mungkin ini alasannya bundanya tak menyukai Lisa, gadis itu terlalu sering menguras isi dompetnya. Sebenarnya Arka tak mencintai Lisa, dirinya bisa pacaran dengan Lisa saja hanya karena demi membungkam mulut kedua temannya yang terus mengejek dirinya jomblo. Hingga tak tanggung-tanggung lagi Arka mendekati Lisa, gadis yang fashionable, cantik dan cukup populer di kampus karena kecantikannya.
Hubungan Arka dan Lisa pun tak seperti orang pacaran lainnya, mereka hanya jalan sesekali saat Lisa menginginkan sesuatu. Ya karena dari awal Arka memang hanya butuh status saja supaya tak diejek kedua temannya. Namun siapa sangka gadis itu malah terus menguras dompetnya dan Arka tak pernah menyadari hal itu sejak awal karena baginya uang bukanlah masalah besar.“Istri sah aja cuma minta seblak yang murah meriah, lah pacar yang mau di putusin malah minta tas mahal.” Gerutu Arka. “Gue bakal segera putusin Lisa sebelum Freya tahu, bisa kacau kalo sampe Freya tau.” Ucapnya kemudian melajukan mobilnya menuju rumah.
Di perjalanan Arka berhenti untuk membeli seblak pesanan Freya. Karena tak tau seblak apa yang diinginkan istrinya akhirnya Arka membeli seblak beberapa porsi dengan varian topping dan level pedas yang berbeda-beda. Setelah membayar seblaknya Arka segera melanjutkan perjalanan pulangnya. Jam di tangannya sudah menunjukan pukul lima, dirinya semakin khawatir dengan Freya. “Pasti tuh bocah lagi kesepian di rumah kaga ada gue. Sabar yah Dek, bentar lagi Abang sampe rumah.” Gumamnya kemudian mempercepat laju kendaraannya.
Arka tiba di rumahnya jam setengah enam, dia hanya menggelengkan kepalanya melihat Freya yang sejak tadi ia khawatirkan akan bosan atau kesepian di rumah karena di tinggal dirinya malah sedang berlarian di kejar Ardi, bahkan gadis itu terlihat begitu ceria. “Gue lupa kalo istri gue amazing, lagi pula ada Ardi teman sekolahnya.” Ucapnya lirih lalu turun dari mobilnya sambil membawa seblak yang ia beli tadi.
Melihat Arka yang turun dari mobil, Freya langsung berlari ke arah Arka dan bersembunyi di balik tubuh tinggi suaminya. “Bang Ar udah pulang?”
“Eh Fre lu belum jawab, kenapa kakak lebih ganteng dari gue?” ujar Ardi yang kii berdiri di hadapan Arka mencoba melihat Freya yang bersembunyi di balik tubuh kakaknya.
Arka yang tak mengerti bahasan istri dan adiknya itu hanya memandang keduanya secra bergantian. “Kalian itu udah dewasa masih kejar-kejaran aja kayak anak TK aja.” Sindir Arka.
“Bukan gitu kak. Aku penasaran aja abis Freya bilang gue sama kakak gantengan kakak. Padahal kita kan gantengnya sama. Ya ngga kak?” Tanya Ardi yang malah meledek kakaknya.
“Ya jelas gantengan gue lah. karena gue suaminya.” Ucap Arka sambil merangkul Freya. “Udah ayo masuk, katanya tadi pengen seblak. Ini Abang udah beli.” Lanjutnya sambil memperlihatkan kresek di tangan kirinya dan membawa Freya masuk ke rumah sambil tetap merangkul bahu gadis itu.
Ardi masih berdiri di samping mobil Arka dan menatap Freya nya yang berjalan di rangkul oleh kakaknya. “Fre kayaknya lu udah mulai suka sama kakak ya? Tiga tahun gue deket sama lu aja ngga pernah ngerangkul lu, selalu lu ngindar tiap gue pegang. Sialnya gue juga cuma bisa meluk lu sebagai adik ipar. Tuhan kenapa Engkau setidak adil ini pada hambamu?” Batin Ardi yang mendadak melow.
“Ardi ngapain masih disitu? Buruan masuk ntar kesambet lu udah mau magrib.” Teriak Arka dari depan pintu rumahnya.
Arka menyerahkan seblak bawaanya pada Bi Tuti agar dihangatkan kembali, sedangkan dirinya dan Freya menuju kamar. Freya seperti biasa gulang-guling di kasur menonton vidio suami halunya sambil menunggu Arka yang sedang mandi.
Arka keluar dari kamar mandi lengkap dengan kaos biru muda dan jelana jeans pendek. Ia sengaja berpakaian di kamar mandi dari pada di bilang mesum lagi oleh istri polosnya. “Kapan kamu tobatnya Dek? nonton kaya begituan terus.” Sindir Arka sambil menyisir rambutnya.
“Ya ampun tobat, kaya aku berbuat dosa aja Bang. Ini namanya tuh cuci mata Bang. Biar sehat mata aku liat yang bening-bening.”
Arka menghampiri Freya dan berbaring di samping gadis yang sedang fokus dengan layar Hp nya itu. “Liat Abang aja Dek. Kata kamu kan tadi Abang sama Ardi aja gantengan Abang.”
“Iya jelas gantengan Abang lah soalnya perut abang kan kotak-kotak.” Ucapnya jujur begitu saja tak sadar karena sedang fokus dengan Hp nya.
Arka tersenyum menyeringgai mendengar jawaban istrinya dan merampas HP Freya, melempar benda itu asal. “Jadi kamu suka yang kotak-kotak kaya gini Dek?” Ucapnya sambil menyibakkan kaos yang dikenakan menampakan perutnya yang kotak-kotak.
“Apaan sih Bang.” Freya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.”Maksud aku tuh Abang lebih ganteng karena lebih tinggi. Ya lebih tinggi.” Freya mengulangi perkataannya supaya lebih meyakinkan.
“Jawaban pertama yang paling jujur.” Arka mengambil tangan Freya dan meletakannya di perutnya. “Nih mau pegang juga boleh.” Ledek Arka.
Freya langsung menarik tangannya dari perut Arka. “Bang Ar mesum.” Teriaknya lalu beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar Arka.
Arka menahan tawanya melihat respon istrinya. “Tadi pagi katanya minta diajarin main sama prakteknya. Lah belum apa-apa udah kabur aja.” Gumam Arka yang kemudian juga kelaur dari kamarnya untuk menyusul Freya.
.
.
.
Holah aku kembali menyapa kalian. Makasih selalu mampir di cerita ini. Aku seneng banget asli makin hari readernya makin nambah, like dan komentarnya juga. Makasih buat yang selalu semangatin aku.
Aku mau tau dong kalian lebih suka Ardi atau Arka? Yang jelas apapun jawaban kalian tak akan mengubah takdir mereka yang sudah ku gariskan wkwkwkwk.
Sampai jumpa di part berikutnya.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN FAVORITKAN!!!
ga bisa berkata-kata deh gue.