NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Tamat
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANGAN SAMPAI TERULANG KEMBALI

...***...

Kamar Lingyun Kai.

"Saya mengetahui, jika nona muda tertua xin qian, memiliki kemapuan pengobatan yang sangat luar biasa." Lingyun Kai menjelaskan. "Tapi, kemampuan itu tidak boleh diketahui oleh siapapun ibu."

"Ibu mengerti itu." Selir Kangjian menghela nafas pelan. "Karena itulah, kau jangan melibatkan dirinya dalam bahaya."

"Ia akan tetap mendapatkan bahaya ibu." Raut wajahnya tampak cemas. "Sepertinya, ayah telah mengetahui kelemahan tuan menteri pertahanan dan keamanan."

Deg!.

"Kalau tidak salah, dalam mengambil keputusan penyerangan wilayah utara langit berkabut." Lingyun Kai mencoba mengingat kejadian masa lalu. "Mereka sangat bertentangan, dan kaisar mengikuti saran tuan menteri pertahanan dan keamanan."

Selir Kangjian mendengarkan penjelasan dari Lingyun Kai.

"Sejak saat itu mereka saling bertentangan, dan kini?." Hatinya merasa gelisah. "Ayah sedang mengincar anak gadis tertuanya."

"Maksudnya? Ayahmu ingin menikahi anak gadis tertua tuan mentri?."

"Aiya! Ibu jangan mikir ke sana." Lingyun Kai kesal.

"Ah! Maafkan ibu." Selir Kangjian merasa bersalah. "Lantas? Maksudnya bagaimana?."

"Ayah menjebak nona muda tertua xin qian, membunuh pangeran ketiga dengan racun api kelabang." Jawabnya dengan perasaan sesak. "Setelah diselidiki, ternyata nona muda tertua xin qian memiliki kemampuan pengobatan, sekaligus bisa membuat racun."

Deg!.

"Ini berita yang sangat menakutkan sekali." Selir Kangjian hampir kehilangan kata-kata. "Tapi? Kenapa kau bisa mengetahuinya?."

"Itu karena-." Jawabnya agak ragu. "Tadi saya jatuh tepat di hadapannya, dan dia langsung mengetahui jika kaki saya mengalami luka yang sangat parah."

"Kau jatuh?."

Lingyun Kai hanya mengangguk saja.

"Bagaimana keadaan kakimu? Apakah masih sakit?."

"Tidak apa-apa ibu, aku baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu." Selir Kangjian merasa lega. "Ibu tidak menduga jika ayahmu akan melakukan rencana jahat itu."

"Saya harus menghentikannya ibu." Ia genggam tangan ibunya. "Tidak akan saya biarkan mereka melakukan hal buruk padanya."

"Kau harus melindunginya." Selir Kangjian mengusap sayang kepala anak tirinya.

"Tentu saja ibu." Ia berusaha kuat.

"Bocah nakal."

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit, ketika kepalanya diketuk kuat oleh ibu tirinya. "Jangan pukul kepala saya, nanti saya jadi bodoh." Rengeknya dengan nada manja.

"Hm." Selir Kangjian mencoba bersabar menghadapi anak tirinya.

...***...

Kamar nyonya Fengying.

"Bagaimana keadaan istri saya? Apakah baik-baik saja?." Jendral Xiao Chen Tao duduk di samping istrinya yang masih belum sadarkan diri.

"Tuan jendral." Tabib Lim memberi hormat. "Nyonya besar telah melewati masa krisis." Jelasnya dengan pelan. "Hanya butuh istirahat saja." Lanjutnya. "Air yang masuk ke paru-paru, telah keluar sepenuhnya."

"Terima kasih tabib lim."

"Kalau begitu saya pamit dulu tuan jendral."

Setelah memberi hormat tabib Lim segera meninggalkan kamar nyonya Fengying. Saat itu juga Jianhong dan Junfeng baru saja masuk ke dalam.

"Bagaimana ayah? Apakah ibu baik-baik saja?!."

Plak!.

"Ayah!."

Bukannya menjawab pertanyaan anaknya, Jendral Xiao Chen Tao malah memberikan tamparan keras pada anaknya Jianhong.

"Tidak berguna! Tidak becus!." Ia lampiaskan amarah di hatinya. "Kalian lalai menjaga istriku!."

"Maafkan saya ayah!." Jianhong langsung bersimpuh, merasakan kegelisahan di hatinya. "Saya tidak menduga, jika pelayan keparat itu malah salah sasaran."

"Diam kau!."

"Ayah!."

Plak!.

Kali ini giliran Junfeng yang mendapatkan hadiah tamparan keras.

"Kau juga tidak berguna!." Ucapnya penuh amarah.

"Ayah."

Jianhong dan Junfeng hanya menunduk saja, karena mereka sangat mengerti bagaimana kemarahan Jendral Xiao Chen Tao.

"Kenapa istriku yang terjatuh?." Dalam hati Jendral Xiao Chen Tao. "Harusnya tidak seperti ini." Hatinya terasa sakit. "Apakah ini kebetulan? Atau?."

...***...

Istana, ruangan kerja Kaisar.

Kaisar mencoba fokus, meneliti beberapa dokumen yang baru saja masuk. Namun ada hal yang tidak bisa ditahan saat itu juga.

"Ekhm!." Mata Kaisar tertuju pada Permaisuri Chan Juan. "Apakah ada yang salah dari wajahku?."

Permaisuri Chan Juan menggeleng pelan, namun senyuman tidak luntur sama sekali di wajah permaisuri.

"Tadi aku bertemu dengan lingyun kai." Permaisuri Chan Juan mengingat itu.

"Maksud istriku? Putra bungsu jendral?." Kaisar mencoba menebak, dan merasa aneh.

"Ya." Jawab permaisuri Chan Juan tanpa ragu.

"Katanya dia itu sangat nakal sekali." Kaisar menghela nafas panjang. "Apakah istriku yang cantik ini? Menegur perbuatan nakalnya?." Kaisar menatap curiga.

"Sebenarnya aku ingin melakukannya suamiku." Permaisuri Chan Juan menarik nafas pelan. "Tapi saat ia berbicara dengan mata berkaca-kaca." Permaisuri Chan Juan mengingat kembali kejadian saat itu. "Rasanya aku tidak tega."

"Tidak tega?." Kaisar hampir saja mengeluarkan amarah. "Kenapa tidak tega?." Meremas kuat buku di tangan.

"Dia memiliki tatapan mata memohon sepertimu." Jawab Permaisuri Chan Juan. "Saat itu juga aku teringat padamu, suamiku."

Brak!.

Kaisar menggebrak meja dengan kuat, membuat Permaisuri Chan Juan terkejut. Kaisar langsung mendekati Permaisuri Chan Juan, bersimpuh tepat di kaki permaisuri.

"Tatapan mata itu sangat persis dengan kaisar." Permaisuri Chan Juan mengusap pipi Kaisar. "Rasanya sangat lucu sekali."

"Istriku, tega sekali kau menyamai aku dengan anak nakal itu?." Rengek Kaisar. "Aku ini laki-laki terhormat, jangan samakan aku dengannya."

"Fuh! Hahahaha!."

"Kenapa kau tertawa istriku?." Kaisar semakin manja, memeluk pinggang Permaisuri. "Hatiku terasa sakit sekali."

"Ayolah yang mulia kaisar." Permaisuri Chan Juan pusing melihat itu. "Anda sedang bekerja, jangan manja seperti ini."

"Itu karena permaisuri menyamai aku dengan bocah nakal itu." Kaisar benar-benar menangis. "Apakah di matamu aku seperti itu?."

"Hm." Permaisuri Chan Juan menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, aku yang salah."

Tidak ada tanggapan dari Kaisar selain menangis sedih.

"Harga diriku terluka." Kaisar semakin dramatis.

"Hadeh!." Permaisuri Chan Juan semakin pusing jika kaisar sudah manja seperti itu. "Maafkan ibu ya anak-anak? Siaphsaja kalian akan memiliki adik kecil." Keluh permaisuri di dalam hati.

...***...

Malam harinya.

Lingyun Kai masih melatih tenaga dalamnya, agar tidak kaku. Hanya beberapa gerakan sederhana, supaya semakin terbiasa.

"Kegh!."

Lingyun Kai menghentikan apa yang ia lakukan.

"Tubuhku terasa sakit sekali." Keluhnya sambil mencoba melakukan gerakan kecil, mengurangi rasa sakit di pinggangnya.

"Tuan muda!."

Saat itu juga An Hong baru saja datang.

"Ada kabar penting tuan muda." Ia memberi hormat.

"Masuk dulu."

"Baik."

Lingyun Kai dan An Hong segera masuk ke dalam kamar. Duduk dengan tenang di meja santai, supaya tidak terlalu kaku.

"Ada apa?." Lingyun Kai menuangkan air minum. "Apakah mereka mulai bergerak?."

"Dua hari lagi, pangeran ketiga akan mengunjungi rumah makan." Jelasnya. "Katanya rumah makan itu sangat terkenal di kota, dan dua hari lagi akan mengadakan kontes memasak."

Lingyun Kai masih menyimak informasi yang disampaikan An Hong.

"Juri dalam masakan itu adalah pangeran ketiga." Ia mengingat informasi yang ia dapatkan. "Selain itu ada nona muda tertua xin qian, yang juga diundang di sana."

Deg!.

Lingyun Kai merasa tidak enak hati.

"Ternyata hari itu akan dimanfaatkan oleh jianhong, dan junfeng untuk membunuh pangeran ketiga." Dalam hatinya merasakan kegelisahan yang tidak biasa. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

"Apa yang akan tuan muda lakukan?." An Hong memberi hormat.

"Lakukan sesuatu dengan arahan dari saya." Lingyun Kai berusaha bersikap jernih. "Jangan sampai menimbulkan kecurigaan."

"Baik tuan muda." Ia kembali memberi hormat. Setelah itu pergi meninggalkan ruangan itu, supaya Lingyun Kai bisa beristirahat dengan baik.

"Aku tidak akan membiarkan kalian berbuat keji!." Dalam hatinya sedang dikuasai oleh amarah yang membara.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana Lingyun Kai mencegah kejadian mengerikan itu?. Temukan jawabannya.

...***...

1
Nurcahyo Budi Susetyo
jgn lama2 updatenya thor....jd penasaran
Sarah Q. M
Sedikit saran aja kakak author, kalau misalnya ngasih flashback di novel mending dituntaskan dulu deh, jangan dulu balik ke timeline sekarang. Iya, aku tau kalau di live action emang suka begitu dan bisa-bisa aja. Masalahnya ini novel yang setiap perpindahannya aja wajib ada labelnya dulu kayak, "kembali lagi ke masa itu... " atau "Beberapa bulan yang lalu... " dan kalau mau dijeda dulu scene flashbacknya juga harus kasih label "kembali lagi ke masa kini " jadi mending kayak gitu dulu habis scene Lingyun Kai dibawa ke sana, terus scene sekarang dengan obrolan mreka yang dengerin ceritanya Kai, terus lanjut flashback lagi. Meskipun ini saran aja yah kalau mau bikin flashback yang dijeda dulu di cerita-cerita berikutnya.

Soalnya kalau kayak gini, pas pertama kali ada scene lanjutan dari flashback agak membingungkan pembaca tentang latarnya di awal banget. Meskipun pada akhirnya pembaca tidak sebodoh itu untuk belum bisa nebak kalau ini lanjutan flashbacknya /Smile/.
Rettofuaia: muehehehe
total 3 replies
Sarah Q. M
Yeyyy sudah direstui! 🤭
Rettofuaia: dah terdesak itu, makanya direstui daripada menerima hukuman berat
total 1 replies
Sarah Q. M
"Kau ini biasa apa?" kok aku jadi agak bingung yah sama kalimatnya. Typo kah thor? Gak enak di dengar dan bikin bingung untuk dicerna 🙂
Rettofuaia: woke,,, entar diperbaiki lagi 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Sepengetahuanmu~
Rettofuaia: hm,,, bagaimana sepengetahuan mu tentang pangeran Qiang Long
total 3 replies
Sarah Q. M
Kok pendek banget?. ceritanya terlalu seru sihhh 🤩
Rettofuaia: terima kasih selalu mendukung karya aku
total 1 replies
Sarah Q. M
Bentar, bentar... kakak pertama yang mana nih maksudnya?
Rettofuaia: 3 menitan keknya
total 5 replies
Sarah Q. M
keturunan Kaisar kayaknya semuanya punya sifat manja dan aura charming-charming yang kuat dan memikat yah? 💖 ✨
Rettofuaia: Kaisarnya aja manja apalagi anaknya 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
Lanjyuttt! Jangan berhenti!! (nada karakter merah putih one for all) 🤣
Sarah Q. M
"Tepis kuat tangan istrinya" gak sih harusnya? 🙂
Rettofuaia: salah ya?
total 3 replies
Sarah Q. M
Puas aku akhirnya beliau tau juga ☺
Rettofuaia: juga takut sama lingyun kai
total 1 replies
Ezza
lanjut terus kak jangan lama lama
Rettofuaia: akan diusahakan secepatnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Kalau dipikir-pikir Kai identitasnya banyak bener dah. Apa gak pusing tuh keluarganya (all protagonis di sini) 😩. Ada Lingyun Kai, Wu Xian, Rua Yuxuan, dan yang paling membagongkan tentu Yang Mulia Pangeran Keempat. Buset banyak banget 😂.
Rettofuaia: hooh, tapi yang tau dia 1 orang cuma An Hong, dan Mingmei yang punya insting yang tinggi
total 3 replies
Sarah Q. M
Aku jujur agak kecewa sama alur Qianlong sama Lingyun Kai di cerita ini. Qianlong ini kayak kurang dapet spotlight gitu, padahal dia anak kandungnya Jenderal Xiao Chen Tao. Sayang banget kematiannya terlalu cepet. Anehnya pas baru tau dia anak jendral kayak la langsung nurut aja. Padahal 'kan harusnya dia lebih terikat sama keluarga yang udah bertahun-tahun bersamanya.

Terus, masa dia gak ada rasa sayang atau apa gitu sama keluarga kaisar yang udah besarin dia? Aneh aja gitu, kecuali emang dari awal dia udah gak suka sama "keluarganya" dan ngerasa saingan terus sama kakak-kakaknya buat jadi pewaris. Tapi, masalahnya, hal-hal kayak gitu tuh gak ada sama sekali di ceritanya. ☹️

Malah, kalau Qianlong gak terlalu disorot gitu, mendingan dia dijadiin protagonis aja. Jadi, dia nolak perintah jenderal dan milih ngelindungin keluarga yang udah nampung dia selama ini. Terus, dia kerja sama sama Kai. Itu pasti lebih keren, lebih seru, dan lebih epik! 😩

Nah, kalau kayak gini, Qianlong tuh kayak karakter yang nanggung banget. Mau dikasihanin, dia malah kayak gak tau diri karena berkhianat. Tapi, mau dibilang puas juga kayak "Rasain lo! Emang dasar anak bapaknya!" kita juga gak pernah dikasih liat gimana sifat Qianlong sebelumnya. Jadi, gak ada alasan buat kita ngerasa iba atau puas sama kematiannya. Akhirnya, karakter dia tuh kayak terkesannya gak ada gunanya, gak hidup, dan malah bikin bingung 😕❓.
Sarah Q. M: Ongeyy
total 4 replies
Ezza
lanjut terus kak
Rettofuaia: sedang diusahakan,,, masih menunggu dipublikasikan. terima kasih dukungannya ya 😘
total 1 replies
Sarah Q. M
Heh! Berani-beraninya kamu mengumpati An-hongku tercinta! 😤.
Meski dalam keadaan tak terkendali tetep agak sedikit kesal aku wak 😃.
Rettofuaia: Aman kok
total 5 replies
Sarah Q. M
Racun keramat ☠️💀
Rettofuaia: racun paling mematikan
total 1 replies
Sarah Q. M
Dimana Xin-qian thor?!! Dia harus tau Ruo Yuxuan itu Lingyun Kai!!!
Rettofuaia: sabar, masih ada lanjutannya
total 1 replies
Orimura Ichika
semangat author 😆😆😆✊
Rettofuaia: woke,,, 😍
total 1 replies
Sarah Q. M
Sedikit kasihan sih aku sama Si Qianlong yang mati. Tapi bersyukur juga karena dosanya belum sebanyak bapaknya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!