NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANGAN SAMPAI TERULANG KEMBALI

...***...

Kamar Lingyun Kai.

"Saya mengetahui, jika nona muda tertua xin qian, memiliki kemapuan pengobatan yang sangat luar biasa." Lingyun Kai menjelaskan. "Tapi, kemampuan itu tidak boleh diketahui oleh siapapun ibu."

"Ibu mengerti itu." Selir Kangjian menghela nafas pelan. "Karena itulah, kau jangan melibatkan dirinya dalam bahaya."

"Ia akan tetap mendapatkan bahaya ibu." Raut wajahnya tampak cemas. "Sepertinya, ayah telah mengetahui kelemahan tuan menteri pertahanan dan keamanan."

Deg!.

"Kalau tidak salah, dalam mengambil keputusan penyerangan wilayah utara langit berkabut." Lingyun Kai mencoba mengingat kejadian masa lalu. "Mereka sangat bertentangan, dan kaisar mengikuti saran tuan menteri pertahanan dan keamanan."

Selir Kangjian mendengarkan penjelasan dari Lingyun Kai.

"Sejak saat itu mereka saling bertentangan, dan kini?." Hatinya merasa gelisah. "Ayah sedang mengincar anak gadis tertuanya."

"Maksudnya? Ayahmu ingin menikahi anak gadis tertua tuan mentri?."

"Aiya! Ibu jangan mikir ke sana." Lingyun Kai kesal.

"Ah! Maafkan ibu." Selir Kangjian merasa bersalah. "Lantas? Maksudnya bagaimana?."

"Ayah menjebak nona muda tertua xin qian, membunuh pangeran ketiga dengan racun api kelabang." Jawabnya dengan perasaan sesak. "Setelah diselidiki, ternyata nona muda tertua xin qian memiliki kemampuan pengobatan, sekaligus bisa membuat racun."

Deg!.

"Ini berita yang sangat menakutkan sekali." Selir Kangjian hampir kehilangan kata-kata. "Tapi? Kenapa kau bisa mengetahuinya?."

"Itu karena-." Jawabnya agak ragu. "Tadi saya jatuh tepat di hadapannya, dan dia langsung mengetahui jika kaki saya mengalami luka yang sangat parah."

"Kau jatuh?."

Lingyun Kai hanya mengangguk saja.

"Bagaimana keadaan kakimu? Apakah masih sakit?."

"Tidak apa-apa ibu, aku baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu." Selir Kangjian merasa lega. "Ibu tidak menduga jika ayahmu akan melakukan rencana jahat itu."

"Saya harus menghentikannya ibu." Ia genggam tangan ibunya. "Tidak akan saya biarkan mereka melakukan hal buruk padanya."

"Kau harus melindunginya." Selir Kangjian mengusap sayang kepala anak tirinya.

"Tentu saja ibu." Ia berusaha kuat.

"Bocah nakal."

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit, ketika kepalanya diketuk kuat oleh ibu tirinya. "Jangan pukul kepala saya, nanti saya jadi bodoh." Rengeknya dengan nada manja.

"Hm." Selir Kangjian mencoba bersabar menghadapi anak tirinya.

...***...

Kamar nyonya Fengying.

"Bagaimana keadaan istri saya? Apakah baik-baik saja?." Jendral Xiao Chen Tao duduk di samping istrinya yang masih belum sadarkan diri.

"Tuan jendral." Tabib Lim memberi hormat. "Nyonya besar telah melewati masa krisis." Jelasnya dengan pelan. "Hanya butuh istirahat saja." Lanjutnya. "Air yang masuk ke paru-paru, telah keluar sepenuhnya."

"Terima kasih tabib lim."

"Kalau begitu saya pamit dulu tuan jendral."

Setelah memberi hormat tabib Lim segera meninggalkan kamar nyonya Fengying. Saat itu juga Jianhong dan Junfeng baru saja masuk ke dalam.

"Bagaimana ayah? Apakah ibu baik-baik saja?!."

Plak!.

"Ayah!."

Bukannya menjawab pertanyaan anaknya, Jendral Xiao Chen Tao malah memberikan tamparan keras pada anaknya Jianhong.

"Tidak berguna! Tidak becus!." Ia lampiaskan amarah di hatinya. "Kalian lalai menjaga istriku!."

"Maafkan saya ayah!." Jianhong langsung bersimpuh, merasakan kegelisahan di hatinya. "Saya tidak menduga, jika pelayan keparat itu malah salah sasaran."

"Diam kau!."

"Ayah!."

Plak!.

Kali ini giliran Junfeng yang mendapatkan hadiah tamparan keras.

"Kau juga tidak berguna!." Ucapnya penuh amarah.

"Ayah."

Jianhong dan Junfeng hanya menunduk saja, karena mereka sangat mengerti bagaimana kemarahan Jendral Xiao Chen Tao.

"Kenapa istriku yang terjatuh?." Dalam hati Jendral Xiao Chen Tao. "Harusnya tidak seperti ini." Hatinya terasa sakit. "Apakah ini kebetulan? Atau?."

...***...

Istana, ruangan kerja Kaisar.

Kaisar mencoba fokus, meneliti beberapa dokumen yang baru saja masuk. Namun ada hal yang tidak bisa ditahan saat itu juga.

"Ekhm!." Mata Kaisar tertuju pada Permaisuri Chan Juan. "Apakah ada yang salah dari wajahku?."

Permaisuri Chan Juan menggeleng pelan, namun senyuman tidak luntur sama sekali di wajah permaisuri.

"Tadi aku bertemu dengan lingyun kai." Permaisuri Chan Juan mengingat itu.

"Maksud istriku? Putra bungsu jendral?." Kaisar mencoba menebak, dan merasa aneh.

"Ya." Jawab permaisuri Chan Juan tanpa ragu.

"Katanya dia itu sangat nakal sekali." Kaisar menghela nafas panjang. "Apakah istriku yang cantik ini? Menegur perbuatan nakalnya?." Kaisar menatap curiga.

"Sebenarnya aku ingin melakukannya suamiku." Permaisuri Chan Juan menarik nafas pelan. "Tapi saat ia berbicara dengan mata berkaca-kaca." Permaisuri Chan Juan mengingat kembali kejadian saat itu. "Rasanya aku tidak tega."

"Tidak tega?." Kaisar hampir saja mengeluarkan amarah. "Kenapa tidak tega?." Meremas kuat buku di tangan.

"Dia memiliki tatapan mata memohon sepertimu." Jawab Permaisuri Chan Juan. "Saat itu juga aku teringat padamu, suamiku."

Brak!.

Kaisar menggebrak meja dengan kuat, membuat Permaisuri Chan Juan terkejut. Kaisar langsung mendekati Permaisuri Chan Juan, bersimpuh tepat di kaki permaisuri.

"Tatapan mata itu sangat persis dengan kaisar." Permaisuri Chan Juan mengusap pipi Kaisar. "Rasanya sangat lucu sekali."

"Istriku, tega sekali kau menyamai aku dengan anak nakal itu?." Rengek Kaisar. "Aku ini laki-laki terhormat, jangan samakan aku dengannya."

"Fuh! Hahahaha!."

"Kenapa kau tertawa istriku?." Kaisar semakin manja, memeluk pinggang Permaisuri. "Hatiku terasa sakit sekali."

"Ayolah yang mulia kaisar." Permaisuri Chan Juan pusing melihat itu. "Anda sedang bekerja, jangan manja seperti ini."

"Itu karena permaisuri menyamai aku dengan bocah nakal itu." Kaisar benar-benar menangis. "Apakah di matamu aku seperti itu?."

"Hm." Permaisuri Chan Juan menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, aku yang salah."

Tidak ada tanggapan dari Kaisar selain menangis sedih.

"Harga diriku terluka." Kaisar semakin dramatis.

"Hadeh!." Permaisuri Chan Juan semakin pusing jika kaisar sudah manja seperti itu. "Maafkan ibu ya anak-anak? Siaphsaja kalian akan memiliki adik kecil." Keluh permaisuri di dalam hati.

...***...

Malam harinya.

Lingyun Kai masih melatih tenaga dalamnya, agar tidak kaku. Hanya beberapa gerakan sederhana, supaya semakin terbiasa.

"Kegh!."

Lingyun Kai menghentikan apa yang ia lakukan.

"Tubuhku terasa sakit sekali." Keluhnya sambil mencoba melakukan gerakan kecil, mengurangi rasa sakit di pinggangnya.

"Tuan muda!."

Saat itu juga An Hong baru saja datang.

"Ada kabar penting tuan muda." Ia memberi hormat.

"Masuk dulu."

"Baik."

Lingyun Kai dan An Hong segera masuk ke dalam kamar. Duduk dengan tenang di meja santai, supaya tidak terlalu kaku.

"Ada apa?." Lingyun Kai menuangkan air minum. "Apakah mereka mulai bergerak?."

"Dua hari lagi, pangeran ketiga akan mengunjungi rumah makan." Jelasnya. "Katanya rumah makan itu sangat terkenal di kota, dan dua hari lagi akan mengadakan kontes memasak."

Lingyun Kai masih menyimak informasi yang disampaikan An Hong.

"Juri dalam masakan itu adalah pangeran ketiga." Ia mengingat informasi yang ia dapatkan. "Selain itu ada nona muda tertua xin qian, yang juga diundang di sana."

Deg!.

Lingyun Kai merasa tidak enak hati.

"Ternyata hari itu akan dimanfaatkan oleh jianhong, dan junfeng untuk membunuh pangeran ketiga." Dalam hatinya merasakan kegelisahan yang tidak biasa. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

"Apa yang akan tuan muda lakukan?." An Hong memberi hormat.

"Lakukan sesuatu dengan arahan dari saya." Lingyun Kai berusaha bersikap jernih. "Jangan sampai menimbulkan kecurigaan."

"Baik tuan muda." Ia kembali memberi hormat. Setelah itu pergi meninggalkan ruangan itu, supaya Lingyun Kai bisa beristirahat dengan baik.

"Aku tidak akan membiarkan kalian berbuat keji!." Dalam hatinya sedang dikuasai oleh amarah yang membara.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana Lingyun Kai mencegah kejadian mengerikan itu?. Temukan jawabannya.

...***...

1
Sarah Q. M
Tapi Mingmei kok tau aja sih? Punya mata batin kah? Yang bisa langsung melihat jiwa seseorang gitu? 😅
Rettofuaia: selir Mingmei tahu dari jindannya Lingyun Kai yang beda
total 1 replies
Sarah Q. M
Waduh, semoga gak ada tukang fitnah lagi. Nanti karena sering datengin tempat Mingmei, Lingyun Kai disangka selingkuhannya 😩. Sebelumnya 'kan gitu. Tapi kalau dulu bisa ngaku adeknya karena emang bener, kalau sekarang Identitasnya lain kan bisa berabe~😌
Sarah Q. M: Aku pengen baca kak, tapi endingnya bagus atau gantung yah...? 😔.
total 8 replies
Sarah Q. M
Tapi jujur ini reaksi Mingmei agak kurang realistis sih pas tau itu Lingyun Kai 😕. Harusnya dia bisa dibikin lebih banyak tanya, nangis lebih banyak dan lain sebagainya. Tapi yaudahlah, ini kan hanya fiksi 🗿Termasuk An-hong ku juga sayangnya hanya fiksi 😩 (mungkin author sendiri bosan mendengarku yang menyebut An-hong terus. Sorry yah, hehe :D)
Sarah Q. M: Oh, udah dianggap bestie nih? 😄
Berarti boleh dong chat langsung atau masuk grup.... ? 😅
total 8 replies
Sarah Q. M
Hahahaha, kebayang gesturnya kayaknya lucu banget 🤣
Rettofuaia: aura bumil emang beda 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
ini responnya agak kurang tepat yah. Harusnya lebih ke "Hah... " gitu baru helaan. Kalau "Hm." itu deheman / berdehem. Gitu kak.
Rettofuaia: ok, thanks sarannya 👍
total 3 replies
Sarah Q. M
Akhirnya dijelasin juga tentang transmigrasi Bai Chenguang. Rupanya selir Mingmei yang asli pun menyesal yah? Tapi kenapa dia bunuh Bai Chenguang? Apa karena cinta sesaat? 😯
Rettofuaia: pelan² pak supir,,, 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
"Hampir limbung" bukan "Hampir limbong"
Rettofuaia: Limbong nama orang 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kopiku memuncur untukmu thor! Semangat! ☕☺
Rettofuaia: terima kasih dukungannya
total 1 replies
Sarah Q. M
Btw aku penasaran, ini baka jadi novel panjang, sedang, atau pendek nih? 👀
Rettofuaia: rencana 90Eps aja sih kalo masih kuat mikirnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Wait, wait, wait! "Darah Naga Merah berstatus Naga emas? "
Gimana ceritanya dah 'Naga merah' jadi 'Naga emas' jadi yang benar warnanya emas atau merah? 👀
Rettofuaia: terima kasih atas dukungannya ya
total 3 replies
Sarah Q. M
Aura Naga Marah? 😅. Naga auranya jangan marah-marah dong! 🤣
Rettofuaia: tanda penguasa yang sangat tinggi, makanya dibuat merah seperti darah yang membara
total 1 replies
Sarah Q. M
habis dialog Xin-Taio jangan ditambah kutip lagi dong. 'Kan ini narasi.
Sarah Q. M
Oalah, Jun-hie udah tau toh! Habisnya sama sekali gak ada narasi yang menjelaskannya dengan jelas, gak ada kalimat penjelasnya. Jadi sekarang Anda mengerti 'kan thor? Kenapa Saya menyuruh kakak untuk memperbaiki narasi, deskripsi, dan kepenulisan? ☺
Rettofuaia: harap bersabar 😶
total 3 replies
Sarah Q. M
Qiang-Long itu anak Jendral yang asli yah?
Rettofuaia: Yoi, anak kandungnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Selir hati?
Rettofuaia: salah deh
total 1 replies
Sarah Q. M
Lixin Beiye tuh cinta gak sih sama Jun-hie?
Rettofuaia: enggak sama sekali 😶
total 1 replies
Sarah Q. M
Jadi Jun-hie udah tau dia Bai Chenguang?
Rettofuaia: Udah, cerita detailnya nanti 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
X?
Rettofuaia: lah? bisa gitu ya? 😂😂
total 7 replies
Sarah Q. M
Jujur aja cerita kakak tuh masih banyak beberapa kekurangan. Kayak misalnya, deskripsi wujud karakter, terus kayak di sini ada banyak banget karakter tapi gak terlalu di sorot pas muncul dan jarang muncul lagi yang memungkinkan pembaca udah lupa sama karakternya. Nah, terus salah satu yang agak gak sesuai kriteria novel yang bagus itu karena kakak tuh kurang banget di deskripsi narasi jadi di sini juga kalau bikin momen sedih atau perpindahan emosi agak kurang terasa dan kurang "smooth" gitu perpindahan suasananya. Harap diperhatikan lagi yah kak. ☺
Rettofuaia: terima kasih sarannya ya. akan diusahakan.
total 1 replies
Sarah Q. M
Double kata nih, jadi bertele-tele. "Kedatangan Xin-qian yang 'akan' berjanji 'akan' menemuinya"

Dan

"Menemuinya membawanya sarapan" juga tidak enak di dengar bukan?

harusnya "Menemuinya membawa sarapan" atau "Menemuinya membawa sarapannya"
Rettofuaia: terima kasih koreksinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!