NovelToon NovelToon
Surga Lain Pernikahanku

Surga Lain Pernikahanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

"Apa yang sebenarnya membuat Mas enggan menyentuhku? Mas bahkan selalu menghindar jika aku membicarakan hal itu. Apapun jawaban Mas, aku akan berusaha ikhlas. Setidaknya Mas bicara. Jangan diam seolah-olah hubungan kita itu normal seperti pasangan suami istri yang lain.”

Banyu mengangkat wajahnya. Tanpa bicara apapun, ia segera meraih jas yang ia letakkan di kursi makan lalu melangkah pergi meninggalkan Haura.

***
Pernikahan yang Haura harapkan bisa mendatangkan kebahagiaan itu nyatanya tidak seindah yang gadis itu harapkan. Banyu, lelaki yang enam bulan ini menjadi suaminya nyatanya masih enggan memberikan nafkah batin kepadanya. Lelaki itu terus menghindarinya jika gadis itu mengungkit masalah itu.
Tentu saja itu menjadi pertanyaan besar untuk Haura. Apalagi saat perdebatan mereka, Haura tidak sengaja menemukan sebuah kalung indah berinisial 'H'.

Apakah itu untuk dirinya? Atau apakah kalung itu menjadi jalan jawaban atas pertanyaan besarnya selama i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NYATAKAN LAGI

Lorong rumah sakit siang itu terasa sesak. Bau obat-obatan bercampur dengan aroma antiseptik menusuk hidung. Suara terburu-buru langkah para perawat, panggilan dokter lewat pengeras suara, dan rintihan beberapa pasien memenuhi udara. Di ruang tunggu UGD, wajah-wajah cemas bertebaran. Beberapa keluarga tampak panik menanyakan kondisi kerabat mereka yang menjadi korban kecelakaan beruntun.

Haura berjalan cepat bersama Sagara. Nafasnya masih terengah, dada terasa sesak oleh rasa takut yang sejak tadi menghantuinya. Matanya berkeliling, berusaha menemukan sosok yang paling ia cari, suaminya.

"Kalau terjadi sesuatu pada Mas Banyu gimana ya, Pak?" Haura begitu panik.

Kabar yang ia terima sekitar satu jam yang lalu sukses membuat jantungnya berdebar kencang. Kabar tentang suaminya itu membuat tubuhnya lemas seketika. Membayangkan lelaki yang tadi pagi masih sempat menggodanya itu kini harus terbaring di ranjang rumah sakit dengan banyak luka benar-benar membuatnya merinding.

Sagara menoleh. Ia bisa melihat betapa paniknya Haura sekarang. Perempuan itu bahkan tidak sadar keluar hanya dengan sandal rumahan yang belum sempat ia ganti. Sebenarnya Sagara tidak mengira bahwa Haura akan sepanik ini saat mendengar kabar Banyu kecelakaan. Apalagi yang Sagara tahu, hubungan perempuan itu dengan sepupunya tidak terlalu harmonis.

"Kendalikan diri kamu, Ra. Kita bisa tanyakan ke perawat tentang kondisi Banyu."

"Orangnya banyak banget, Pak. Saya bahkan tidak tahu Banyu ada di mana sekarang. Ponselnya saja hancur tak berbentuk. Apalagi tadi Pak Saga dengar sendiri kan bahwa ada beberapa korban yang kondisinya parah."

"Iya, tapi-"

Haura tidak ingin mendengar perkataan Sagara lebih lama. Saat beberapa korban lain juga baru datang, ia pun segera masuk ke ruang UGD. Tidak peduli dengan Sagara yang berusaha menahannya dulu.

Ruangan tersebut begitu padat dengan tenaga medis yang begitu sibuk berlari ke sana-ke mari. Ia tidak mungkin menanyakan kepada tenaga medis tersebut tentang keberadaan suaminya. Hingga tiba saat salah satu tirai bilik dibuka, ia melihat lelaki yang sangat ia kenali sedang terbaring di ranjang pasien.

"Mas Banyu...." lirih Haura pelan kemudian segera melangkah cepat menuju suaminya berada.

Sesampainya di sana, tubuhnya merinding melihat beberapa luka pada tubuh suaminya. Bahkan Banyu yang biasanya tampak tenang itu, sempat meringgis lirih saat perawat sedang membersihkan lukanya.

"Mas," panggil Haura pelan.

Banyu menoleh. Raut wajah lelaki itu berubah lebih lega saat melihat Haura. Meskipun begitu, wajahnya masih begitu pucat dan darah masih terlihat di pelipis dan lengannya. "Hai," sahut lelaki itu tersenyum lembut kepada Haura. "Mata kamu merah. Siapa yang buat kamu nangis?"

Mengabaikan perawat yang sempat tercengang dengan reaksi Banyu, Haura melangkah lebih mendekat suaminya itu. Meskipun menyebalkan, tetapi melihat Banyu terluka seperti ini Haura jadi tidak tega.

"Kamu nangis karena khawatir sama saya, ya?" Senyum jahil muncul di wajah lelaki itu.

Mata Haura mendelik kesal. Bisa-bisanya Banyu bercanda dalam keadaan seperti ini.

"Pertanyaan kamu memang nggak bermutu, Mas," dengus Haura kesal. Namun, tak urung kemudian ia menatap Banyu dengan iba.

"Jangan menangis. Kamu bisa ditertawakan susternya nanti." Banyu semakin gencar menggoda Haura. Bahkan ia masih sempat tertawa kecil ketika jarum suntik masuk ke kulitnya.

Tawa yang justru membuat mata Haura panas dan nyaris berkaca-kaca. Perempuan itu kemudian meraih tangan suaminya dengan hati-hati, seolah takut menyakitinya. “Kenapa kamu masih bisa ketawa sih? kondisi kamu segini parahnya."

"Kalau saya nangis, takutnya kamu makin panik. Lagipula lukanya tidak separah yang kamu lihat."

"Tetap aja, Mas. Ini darahnya di mana-mana. Lagipula harusnya dokternya di sini loh ngobatin kamu."

Mata Banyu tersenyum senang melihat raut kekhawatiran Haura padanya. "Saya senang kamu khawatir seperti ini." Banyu mengusap lembut punggung tangan Haura dengan ibu jarinya. "Oh iya, Daffa gimana? Kamu bisa tolong caru informasi tentang dia?"

Haura tersentak. Ia lupa bahwa sekretaris suaminya itu juga ikut menjadi korban. Namun, belum sempat Haura menjawab, Sagara tiba-tiba muncul.

"Dia masih di ruang operasi. Tapi kalian tenang, kondisinya memang tidak sebaik Banyu. Namun, tidak seburuk yang ada di pikiran kalian." Tanpa diminta, Sagara menjelaskan kondisi Daffa.

Baik Banyu maupun Haura saling pandang. Mereka sangat berharap kondisi Daffa memang tidak separah yang mereka pikirkan.

Perawat yang selesai mengobati Banyu segera pamit. Meninggalkan ketiga orang yang kini sedang berkutat dengan pikirannya masing-masing.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Banyu datar. Terlihat tidak senang dengan kedatangan sepupunya itu.

Sagara tersenyum samar. Lantas menatap Haura yang kini sibuk merapikan rambut Banyu. Sungguh pemandangan yang sangat tidak enak untuk dirinya lihat.

"Mengantarkan Haura. Gue nggak mungkin biarin dia pergi sendiri dalam kondisi seperti tadi."

Haura yang merasa adanya aura ketegangan di antara dua saudara itu lalu menatap Banyu dengan lembut. "Aku terlalu panik tadi. Makanya Pak Sagara menawarkan untuk mengantar aku ke sini."

Banyu menatap Sagara sengit. "Sekarang dia sudah di sini. Kamu bisa pulang." Meskipun Haura tidak menyadari bagaimana tatapan Sagara padanya. Namun, sebagai lelaki, Banyu bisa melihat jelas sepupu sialannya itu menatap istrinya dengan penuh perhatian.

"Gue mau jenguk lo, Banyu. Nggak usah lebay begitu." Sagara masih begitu tenang menanggapi ketidaksukaan Banyu terhadapnya.

"Sekarang kan udah selesai. Jadi sana pulang."

Haura menatap Banyu kesal. Tidak hanya raut wajah, nada bicara Banyu pun sangat tidak bersahabat. "Pak Sagara terima kasih, ya. Pak Saga sudah bisa kembali ke kantor. Takutnya tensi Mas Banyu bisa meninggi kalau Pak Saga masih di sini," sindir Haura sembari melirik Banyu jengkel. Lelaki itu tidak sadar bagaimana malunya Haura sekarang di hadapan bosnya itu.

Sagara tersenyum lalu mengangguk. "Semoga lekas sembuh Banyu." Lelaki itu kemudian tersenyum pada Haura. "Saya pulang, Ra. Kalau ada apa-apa yang kamu butuhkan jangan sungkan hubungi saya. Jangan terlalu memikirkan pekerjaan sekarang. Sepertinya suami kamu sedang membutuhkan perhatian lebih sekarang."

"Baik. Terima kasih, Pak." Haura menampilkan senyum ramahnya pada Sagara yang tentu saja dengan senang hati membalas dengan senyum pula.

Lelaki berwajah ramah itu kemudian segera keluar. Namun, senyuman Haura belum juga terlepas dari wajah cantiknya itu. Banyu yang menatap itu menjadi kesal sendiri. Apalagi tampaknya kedua orang terdekatnya itu kini terlihat dekat.

"Kayaknya kalau sama saya senyum kamu tidak sesumringah itu," komentar Banyu sinis.

Haura menoleh dan mendapati wajah Banyu kembali datar. "Kamu juga. Nggak sadar ya kalau lagi sama aku bawaannya ngajak berantem terus. Galak dan judes kamu itu sering banget muncul tiba-tiba. Kayak sekarang nih. Baru aja tadi lembut banget, eh sekarang balik nyebelin."

"Kok marah? Seharusnya saya yang marah. Kamu lebih sering senyum sama lelaki lain daripada suami kamu sendiri."

Haura menarik napas dalam. Matanya terlihat lelah dengan sikap Banyu yang mudah berubah-rubah. "Tingkah Mas kayak lagi cemburu. Aneh."

"Loh aneh? Kamu sadar tidak kalau-"

"Stop!" seru Haura cepat. "Daripada debat terus lebih baik aku pulang. Capek dengerin Mas marah-marah begini. Lagipula Mas jangan berlagak seperti sedang cemburu kayak gini. Nanti yang ada aku malah mikir Mas udah suka beneran sama aku." Haura kemudian berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba tangannya ditahan Banyu.

Belum sempat Haura menoleh, Banyu lebih dulu bersuara, "Saya benar-benar menyukai kamu, Haura. Ah tidak, saya bukan hanya menyukai kamu. Tapi mencintai kamu."

1
Rieya Yanie
sekalian honeymoon ya kan banyu
Edelweis Namira: Iyaaah. Mau buat anak dia/Facepalm/
total 1 replies
Teti Hayati
Biarin aja ikut, dari pada tar km pulang, Mas Air mu jadi suami milik bersama... 😂
Mending dibawa, dijaga dari gangguan cikal baka pelakoor. ..
Teti Hayati
Biarin, tar pulang Banyu udh nikah smaa Hania... 😂
Jeng Ining
Hayoo jgn salah ambil langkah Nyu, atw perjuanganmu ngedapetin lg hati Haura akan sia²..
Jeng Ining
alhamdulilah...mdh²an sudh bnr² pulih kembali kesehatannya kak
Edelweis Namira: Terima kasih, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Gak usah kagum Ra, mungkin dalam hati dia sedang bersoraak gembira.. gimna mau sedih, toh mungkin dia gak ngerasa kehilangan dg kepergian Daffa..
au ah.. gak bisa aku berpikir positif kalo tentang Hania.. 😂
Edelweis Namira: Wkwkw. Bawaannya suudzon ya
total 1 replies
Ria Ria
awas ya thor kalsu hania sama bayu
Edelweis Namira: Hahaha, semoga nggak ya
total 1 replies
Jeng Ining
hemmmm.. kecelakaan spertinya bikin dia agak amnesia.. lupa apa yg terjadi di malam pertma antara banyu dn Haura🤭, kok gayamu utk menyentuh Haura perlu meyakinkan perasaan dl😅
Edelweis Namira: Wkwkw. Padahal malam itu aja lagi mabuk ya, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Elaaah... kirain dh nikah gak bakal disebut lagi.. 😂
Awass lho, jangan macam2 Hania..
Maaf ya Han, belum sepenuhnya percaya kamu.. soalnya dari yg terakhir kamu muncul, belum ada tanda2 ikhlas-in Haura sama Banyu.. meskupun udh nikah sama Daffa..
Edelweis Namira: Aku juga susah buat percaya
total 1 replies
jekey
kayaknya si hania ini licik
Edelweis Namira: /Facepalm/
total 1 replies
kalea rizuky
hmmm Q kok kasian haura jangan aneh2 ya Thor/Curse/
Edelweis Namira: Tenaang. Aku baik kok sama Haura/Grin/
total 1 replies
Jeng Ining
jgn sampe knp² dg Daffa trs jd celah buat Hania minta surga ke Bayu, trs terjadilah kisah sesuai judul novel ini, plisssss jangaaan ya kak yaaa🙏
Jeng Ining: gud /Good//Facepalm/
total 4 replies
Rieya Yanie
jangan gengsi ma istri dong nyu...klo cinta bilang cemburu bilang
Edelweis Namira: Dia mah love languange nya emang digalakin
total 1 replies
Teti Hayati
Ra, baiknya lebih jaga-jaga dh sama Sagara..
Teti Hayati
Gak tau kenapa, aku kurang suka sama Sagara..
Okelahh dia mau suka smaa siapa haknya dia, kita gak bisa ngatur..gak bisa larang dia sula sma Haura.
Tapi sebagai lelaki Gentle, harusnya lebih bisa ngendaliinlahh.. apalagi dia tau Suaminya Haura bukan orang lain. Masih saudara, dan harusnya sesama laki-laki tau kalo Banyu suka cemburu. Iseng sih iseng. tapi gak keseringan juga, apalagi kalo pas gak ada Banyu,itu mh bukan iseng, tapi emg Niat..
Rieya Yanie
kabar apa ya...
digantung sama aothor
ditinggu up nya kak
Rieya Yanie
nah kan cemburu tapi gengsinya setinggi gunung
Rieya Yanie
semoga lkas sembuh thor..
semangat y
Teti Hayati
Syafakillah laa ba'sa thohuruun in syaaAllah..
moga cepet pulih lagi ka.... 🤗
Teti Hayati
Ini ceritanya keceplosan...?? Klarifikasi dong Mas Air.. jangan malu-malu koceeeeng begitu.. 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!