Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Dicekik
" Seina, aku akan memberikan teman untukmu, dia akan menjagamu." Ujar Matthew.
" Siapa Tuan?" tanya Seina.
" Namanya Martin, dia akan menjagamu mulai besok." jawab Matthew.
" Tidak perlu Tuan, Bibi sudah cukup." jawab Seina.
" Tidak apa-apa, dia orang yang bisa dipercaya, dan terimakasih untuk kerja kerasmu sampai sekarang, aku membelikan ini." Matthew memberikan sebuah kalung mutiara.
" Maaf Tuan, ini saya tidak bisa menerima, sesuai kesepakatan saja." ujar Seina.
" Aku tahu kau tidak serakah, makanya aku memberikan ini, menjadi wanita hamil itu tidak mudah, aku tidak bisa menemanimu, karena menjaga perasaan istriku, jadi ini sebagai gantinya." Ujar Matthew.
Matthew tahu bagaimana istrinya dulu hamil, karena selalu ingin diperhatikan olehnya, tapi pekerjaan Matthew sangat sibuk, sehingga jarang ada waktu untuk istrinya, sampai pada akhirnya istrinya keguguran karena depresi.
Dan Matthew juga takut itu terjadi pada Seina, makanya Matthew mengirim Martin untuk menjaga Seina.
" Kalau boleh tahu Martin itu siapa Tuan?" tanya Seina penasaran.
" Kau penasaran sekali." ujar Matthew.
" Dia adik tiriku juga orang kepercayaanku, dia tahu jika aku program IUI, dia juga tidak sabar melihat keponakannya." jawab Matthew.
" Begitu, baiklah terimakasih atas perhatiannya Tuan." Ujar Seina tersenyum.
Pantas saja Gladys itu berusaha keras untuk menjadi seorang ibu meskipun harus menyewa rahim orang lain, suaminya sangat baik dan perhatian, Gladys sangat beruntung karena mendapat suami yang begitu green flag.
Tunggu apa yang ku pikirkan?, ya lagian aku mengandung anaknya nanti, perhatian itu semacam simbiosis mutualisme.
Dalam hati Seina.
" Tapi aku juga berharap bisa memiliki suami seperti ini, suatu hari nanti." Gumam Seina.
" Apa?, kau pelan sekali bicaranya" ujar Matthew.
" Tidak Tuan, saya akan berusaha dengan baik." ujar Seina.
" Baiklah, kalau Martin sudah datang aku akan kembali ke kota." ujar Matthew.
Seina hanya mengangguk, setelah Matthew masuk ke dalam kamarnya, Seina melihat lagi kalung mutiaranya, itu sangat indah dan pasti mahal, itu adalah hadiah pertama yang dia dapat dari seseorang selain keluarganya.
" Aku akan simpan." ujar Seina tersenyum.
Keesokan paginya.
Martin baru datang, dan memeluk Matthew dengan hangat.
Namun saat melihat Seina, Martin tampak sinis, aura memusuhinya sangat kental.
" Martin, tolong jaga Seina ya, saat aku dan Gladys tidak ada di sini." ujar Matthew.
" Iya kak." jawabnya tersenyum.
Setelah percakapan cukup lama, Matthew pun berpamitan untuk kembali ke kota dan akan kembali pada saat waktu tes kembali ke rumah sakit nanti.
Setelah Matthew pergi, Martin langsung menghampiri Seina ke kamarnya, tanpa basa basi, Martin langsung mencekik Seina dengan erat.
" Kau wanita murahan, padahal masih muda, lihat saja kau merusak rumah tangga kakakku, akan ku habisi kau tak tersisa!" ujar Martin mengancam Seina.
" Ugh, Ehhh, ..." Seina tak bisa berbicara, dadanya sesak, untunglah saat itu bibi masuk.
" Tuan muda Martin astaga, lepaskan." teriak Bibi langsung memukul lengan Martin dengan keras.
" Hiks hiks hiks ..." Seina tentu sangat ketakutan karena rasanya nyawanya tadi sudah diujung kepala.
" Nona, tarik nafas panjang." ujar Bibi memandu agar Seina tenang.
" Apa tuan Matthew mengirim mu untuk membunuhku?" tanya Seina.
" Tentu tidak, aku hanya memperingati mu saja." ujar Martin.
" Seharusnya kau tanya dulu apa yang aku sepakati dengan kakakmu, kenapa kau mengatakan aku murahan?, aku bersentuhan fisik saja tidak, keluar kau dari kamarku!, bibi aku mau Istirahat." ujar Seina.
" Baik Nona, ayo Tuan keluarlah." Bibi menarik tangan Martin keluar.
" Bibi anak itu ular, aku tidak akan membiarkan dia merusak kebahagiaan kakakku." ujar Martin.
" Tuan, anda salah paham dengan Nona, saya tahu anda sangat menyayangi Tuan Matthew, tapi gadis itu sangat malang karena dipilih oleh Nyonya." ujar Bibi.
" Aku hanya tahu jika kakak itu sedang menyewa rahim wanita lain, dan aku di suruh menjaganya, aku pikir aku di suruh mengawasinya." Ujar Martin dengan polosnya.
" Hehehe, iya mau saya buatkan minum dan berbincang sebentar dengan saya?" tanya Bibi.
" Iya Bi." jawab Martin mengekor pada Bibi.
Bibi tahu Martin adalah anak yang baik, hanya saja dia sangat menyayangi kakaknya Matthew, dia akan membalas perbuatan jahat dengan berkali-kali lipat pada orang yang mencari masalah dengan Matthew.
Karena Matthew adalah satu-satunya orang yang paling baik dan berhati lembut padanya di keluarga Howard.
Ayah Matthew dan Ibu Martin meninggal karena kecelakaan, Martin pun di bawa oleh Ibu Matthew dan di rawat meski tidak pernah di pedulikan.
Martin terus mengikuti Matthew dan sangat menurut seperti anak anjing.
" Apa?, dia mau menjadi rahim pengganti karena memohon pada kakak ipar untuk memindahkan korban bencana ke tempat yang lebih layak?" ujar Martin terkejut.
" Itu bohong kan Bi?" tanya Martin tak percaya.
" Dia berjalan kaki 20 km dari pengungsian untuk itu, apa anak itu ular menurut Tuan muda?" Ujar Bibi merasa sangat kasihan pada Seina.
" Anak itu memang hanya minta itu?" tanya Martin tidak percaya.
" Oh, itu saya tidak tahu juga, sebaiknya anda tanya langsung pada Nona." ujar Bibi.
" Siapa nama anak itu tadi?, Cina?" ujar Martin segera beranjak dari duduknya dan kembali ke kamar Seina.
" Heh, Cina aku mau bicara!" ujar Martin yang tidak suka basa-basi dan tidak sabaran menggedor pintu kamar Seina.
" Apa Tuan Martin?" tanya Seina membuka pintu kamarnya lagi dan dengan wajah kesal.
" Aku minta maaf, tapi aku heran sebenarnya kesepakatan apa yang kau minta, kau kan masih muda, kau juga cantik loh." ujar Martin penasaran.
" Anda minta maaf untuk apa?" tanya Seina.
" Minta maaf untuk tadi, Cina." jawab Martin.
" Oh, anda kenapa tidak tanya kakak anda?" ujar Seina mulai malas.
" Lah kan kakak ke kota, aku tanya kamu aja." ujar Martin.
Seina pun memberitahu kesepakatannya pada Martin, Martin pun manggut-manggut dan mengerti.
" Tapi apa kau tidak tertarik dengan kakakku?, dia kan pria sempurna, semua orang menginginkannya, apa kamu tidak?" tanya Martin.
Seina pun menggeleng.
" Saya tidak menyangkal jika Tuan Matthew itu baik dan sempurna, tapi saya cukup tahu diri tuan." ujar Seina.
" Aku harap kau bisa mengingat ucapanmu sendiri." ujar Martin.
" Setelah saya melahirkan, saya akan pergi dari negara ini, saya sudah memikirkannya, bukankah di luar negeri status wanita itu tidak penting?, entah saya perawan, janda atau pelacur sekali pun tidak akan ada yang peduli kan?" ujar Seina.
" Kau polos sekali Cina, ya tapi tidak begitu juga kalik." Martin menggaruk kepala.
Sekarang dia sedikit percaya jika Seina tidak akan mengancam rumah tangga kakaknya.
" Apakah hal seperti ini pernah terjadi Tuan?, anda sangat khawatir." ujar Seina.
" Tidak, kalau yang seperti ini, tapi banyak sekali orang yang mempengaruhi Ibu kakak, agar mengganti istri, karena dia tidak mau mengandung, dan banyak lainnya." ujar Martin.
semangat seina, semoga author cepat membuat bahagia 🤣