NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Selina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Selina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Selina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Selina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Alasan untuk terus bertahan.

Lagi dan lagi, pertanyaan klasik itu meluncur deras, menusuk tepat di hati Sellina. Ia hanya bisa membalasnya dengan seulas senyum tipis.

Bagaimana mungkin ia bisa mengandung, jika suaminya, Tristan, bahkan tak pernah menyentuhnya? Setelah dua tahun lebih pernikahan, statusnya sebagai seorang istri hanyalah title di atas kertas, sementara raganya masih perawan seutuhnya.

"Ini udah dua tahun lebih loh. Apa mau Bude bawa ke dukun urut andalan di sini? Mereka yang susah hamil bisa langsung hamil loh pas diurut di sana," seloroh Bude Hasnah. Nadanya terdengar seperti sebuah ejekan yang dibalut kepedulian palsu.

Bude Hasnah, kakak tertua dari ibu Tristan, tampil bak toko perhiasan berjalan—penuh kilau dan tak segan melontarkan ucapan yang ceplas-ceplos, menusuk, dan kadang nyelekit.

"Huss, mulutmu, Mbak!" Bude Lilis segera menepisnya, mendorongnya pelan menjauh. "Nyrocos wae kayak sepur! Lagian mereka kan masih muda, gak usah buru-buru."

Hasnah mendongakkan kepala, merasa tak terima dikatai. "Iya, Sellina masih muda. Tapi ... Tristan itu udah kepala tiga loh, udah lumayan itu," ujarnya, seolah menuntut pertanggungjawaban.

"Udah jangan didengar, Ndok. Tahu sendiri Bude Hasnahmu kayak burung beo," timpal Bude Tari, mencoba meredakan suasana.

Sellina, yang sudah muak, melirik tajam ke arah Tristan. Tatapan matanya sarat makna, seolah berkata, Ini semua tanggung jawabmu. Kau yang harus menjelaskan.

Tristan hanya bisa membalas dengan rasa bersalah yang menyesakkan, mengusap tengkuknya kaku sebelum segera berlalu membawa barang-barang mereka dari mobil, sebuah cara untuk melarikan diri dari medan interogasi.

Tiba-tiba, suara yang menenangkan memecah ketegangan. Nayla, mama Tristan, datang melerai. "Udah, jangan godain menantuku," katanya lembut. "Aku gak pernah nuntut mereka biar cepat punya anak. Asal mereka bahagia, itu udah cukup."

Mendengar suara yang tulus dan penuh kasih itu, Sellina segera menghampiri, mencium tangan wanita paru baya itu dan memeluknya erat-erat. Tristan pun melakukan hal yang sama.

Dalam pelukan Nayla, Sellina menemukan sepotong surga yang melindunginya dari neraka pertanyaan. Namun, rasa bersalah Tristan semakin menumpuk. Ia tahu, kebahagiaan yang diucapkan ibunya adalah kebohongan terbesar yang sedang mereka pertontonkan.

"Ayo masuk. Kalian pasti capek, kalian istirahat aja dulu, ya," ajak Mama Nayla dengan suara lembut, menggandeng Sellina agar segera melangkah memasuki ambang pintu.

Di ruang tengah, kehangatan langsung menyambut. Rumah itu sudah riuh rendah, dipenuhi tawa dan obrolan. Seperti biasa, saat ada acara penting, seluruh keluarga besar akan berkumpul, bahu-membahu menyiapkan segala sesuatunya, yang selalu diakhiri dengan ritual makan bersama yang meriah.

Keluarga Tristan adalah representasi sempurna dari kekompakan dan kehangatan sejati. Mereka adalah sebuah unit yang solid. Dan yang paling menenangkan bagi Sellina, mereka menerimanya dengan sangat baik. Walaupun ia berasal dari keluarga yang sederhana, tak pernah sekali pun mereka mempermasalahkan latar belakangnya. Sikap itu menjadi pelipur lara, menjadi satu-satunya alasan mengapa Sellina masih bertahan dalam pernikahan yang hampa ini.

Para bude yang sebelumnya sibuk 'menginterogasi' kini sudah kembali ke tugas mulia mereka. Suara wajan berdenting, aroma rempah yang harum, dan obrolan resep di dapur menjadi latar musik yang menenangkan.

Acara syukuran kali ini adalah bentuk rasa syukur atas berkah yang melimpah, usaha furnitur keluarga itu berkembang pesat, bahkan sudah berhasil membuka cabang di berbagai daerah. Tak hanya itu, mereka juga memiliki banyak restoran yang tersebar luas.

Sellina menghela napas, merasakan kontras yang menyakitkan. Keluarga ini begitu sempurna, begitu hangat, dan penuh syukur atas segala hal yang mereka miliki. Namun, di tengah keindahan itu, satu rahasia yang ia dan Tristan sembunyikan rapat-rapat rahasia pernikahan mereka.

Tristan meletakkan tas di dekat pintu kamar, menatap Sellina yang masih berdiri di samping ibunya. Ia tahu, di balik dinding rumah yang penuh cinta ini, ada tugas berat yang harus ia emban, mempertahankan citra bahagia, sambil menanggung beban kesalahan yang hanya bisa ia akui pada dirinya sendiri.

Sellina menyalimi mereka satu per satu, dengan senyum merekah sebelum akhirnya ia bergegas masuk ke dalam kamar. Di sana, Tristan tengah sibuk menata pakaian di dalam lemari. Ia menoleh saat Sellina masuk.

"Mandi dan istirahatlah. Aku akan keluar menemui mereka," katanya, menawarkan perhatian yang terasa dingin dan formal.

Namun, Sellina memilih untuk tidak menjawab. Ia lelah dengan sandiwara dan kebaikan yang tiba-tiba ini. Ia meletakkan tasnya di atas meja rias, mengambil handuk dan beberapa pakaian bersih, lalu langsung berbalik menuju kamar mandi. Ia masuk dan menutup pintu, meninggalkan Tristan yang mematung, merasa diabaikan.

Setelah beberapa saat, Sellina keluar dari kamar mandi. Kamar itu sudah kosong. Tristan tidak ada di sana, benar-benar menepati janjinya untuk keluar.

"Apa sih maunya Mas Tristan?" gumam Sellina pelan, menyisir rambutnya yang basah. "Kenapa dia sekarang baik banget sama aku, gak kayak biasanya? Apa mungkin ... ah, gak, itu gak mungkin," ia segera menepis pikiran-pikiran yang dianggapnya mustahil. Ia tahu betul, tidak ada keajaiban yang bisa mengubah hubungan hambar mereka.

Karena tidak ingin larut dalam pikiran yang menyiksa, ia memilih menyusul para wanita yang sudah sibuk bekerja di dapur. Kedatangannya disambut hangat. Sellina segera mengambil peran, membantu memasak dan menyiapkan segala keperluan. Ia bahkan mengambil inisiatif membuat kue untuk cemilan, dibantu oleh beberapa tetangga yang juga ikut serta.

Di tengah kesibukan memikser adonan roti, Bude Lilis tiba-tiba mendekat.

"Ndok," panggilnya hati-hati.

Sellina segera mematikan miksernya. "Iya, Bude, ada apa?"

Bude Lilis menatapnya dengan pandangan ragu. "Itu, hapenya Tristan dari tadi bunyi terus loh. Dia lagi gak ada, keluar sama Pak Demu. Angkat dulu sana, siapa tahu penting. Dari tadi lho bunyinya."

'Itu pasti Mbak Reykha,' batinnya.

"Ya sudah, Bude. Aku angkat dulu," katanya, menyerahkan mangkuk adonan kue itu kepada orang lain.

Dengan langkah berat Sellina berjalan keluar dapur menuju kamar, menuju telepon yang berdering tanpa jeda.

Di atas nakas, ponsel Tristan bergetar tak henti, layarnya terus memancarkan nama yang membuat dada Sellina mencelos, Reykha.

Sellina berdiri mematung di tengah kamar, didera keraguan. Ia tahu betul konsekuensinya. Mengangkat telepon ini berarti membuka pintu menuju perdebatan yang menguras energi. Ia tahu Reykha tidak akan suka jika dirinya yang menerima panggilan itu. Namun, dering ponsel yang terus-menerus menimbulkan banyak penasaran, dan tak lama lagi, pasti ada anggota keluarga lain yang akan masuk dan terganggu.

Dengan desahan berat, ia meraih ponsel itu, tangannya sedikit gemetar. Ia menekan tombol terima, dan sebelum sempat mengucapkan sepatah kata pun, suara di seberang sana sudah nyerocos tanpa jeda, penuh tuntutan dan kemarahan.

"Maaf, Mas Tristan gak ada," jawab Sellina singkat dan datar, memotong rentetan omelan itu.

Terdengar jeda sedetik yang mematikan di ujung telepon. Lalu, suara Reykha memekik tajam, melengking menusuk telinga. "Sellina!" pekiknya. "Lancang! Berani kau pegang ponsel suamiku, hah! Mana Tristan?!" Suaranya meninggi, dipenuhi amarah.

Sellina spontan menjauhkan ponsel itu beberapa senti dari telinganya, menghindari suara yang memekikkan itu. Ia membalas ketus, tak mau kalah gentar. "Aku gak tahu. Ponselnya ditinggal dan suara teleponnya mengganggu, jadi aku angkat."

Malas mendengar ocehan Reykha yang sudah mulai mengarah pada ancaman, Sellina memutuskan untuk mengakhiri drama. Tanpa ragu, ia menekan tombol putus, membiarkan keheningan mengambil alih.

Napasnya memburu. Ia baru saja meletakkan ponsel itu kembali ke nakas, hendak menghela napas lega, ketika tubuhnya tersentak kaget.

Tristan sudah berdiri tegak di ambang pintu kamar.

1
🍒⃞⃟🦅☕︎⃝❥~`•suami aku`•~⧗⃟ᷢʷ
lanjut Thor semngat /Joyful/
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
gmn mau punya anak, wong Tristan nggak pernah mau nyentuh selina lohh
Yuli Yulianti
mumpung dirmh orang tua Tristan mending jujur deh sellina klo kamu ud nggak sanggup bertahan lg
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: bener itu kak.. biar nggak sakit hati mulu
total 1 replies
𝑻𝒉𝒂𝒓𝒊𝒊 🍒⃞⃟🦅
kek pernah liat namanya /Chuckle/
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: 🤭🤭 iya emng sesuatu ini nama🤣
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
udah pada metong dong🤣🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
wehh mau apa lagi itu nenek sihir
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hilih bukan pemilik kok sok2an
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
Nathan statusnya menantu tapi kelakuan seperti pemilik aja
Mardiana Mardiana
bacanya sambil senyum-senyum dong😁
ditunggu kelanjutannya❤❤
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: siap deh... ngebut nulis
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
awas selina, Ezra mulai nyaman tuhh🤭🤭
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
astaghfirullah tuduhan mu sekejam itu😭😭
Mardiana Mardiana
seruu bab ini😁😁❤❤
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lanjut Thor, semakin seru🤭🤭
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mantap selina
Mardiana Mardiana
ditunggu lanjutannya 😊
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: sabar ya buk.. ini gebut nulisnya 🤭
total 1 replies
Mardiana Mardiana
ikut gereget bacanya😁
Mardiana Mardiana
suka dengan karakter selina dia tegas keren banget ❤
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mumpung cepat sadar kamu selina
☘𝓡𝓳 𝙉ᗩƁίĻԼል
mampir kak
awan
ada rahasia apa ini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!