Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Aneh Vony
"Pak Yahya masak apa?," tanya Vony yang tiba-tiba pergi ke dapur.
Selama kepergian suaminya, dirinya tak pernah menginjakkan kakinya di dapur rumahnya. Semua orang faham dengan luka yang diderita oleh Vony. Namun kali ini, dirinya menyapa Pak Yahya yang sedang mengawasi beberapa pelayan memasak.
"Hari ini menu khas desa Nyonya. Tuan Edward meminta kami lebih sering memasak makanan khas desa," tutur Pak Yahya.
Vony mengangguk, bibirnya sedikit menyeringai.
Pas sekali, ini menu kesukaan Khalisa, batin Vony.
"Baiklah, biar saya bantu Pak," jawab Vony yang sukses membuat Pak Yahya terkejut.
"Maaf nyonya, saya tidak berani membiarkan nyonya memasak," tolak Pak Yahya dengan nada yang ketakutan.
"Tidak apa, Pak Yahya. Saya juga lama tidak memasak, sekarang saya ingin memasak," sanggah Vony.
Pak Yahya terdiam. Pikirannya bingung. Vony tak menghiraukan Pak Yahya, ia langsung melenggang masuk dan berbaur dengan beberapa pelayan lainnya. Suasana menjadi canggung. Konsentrasi pelayan terpecah. Namun dibiarkan oleh Vony.
Setelah setengah jam berkecimpung di dapur, beberapa masakan Vony selesai. Beberapa pelayan mulai menyajikan hasil masakannya di atas meja makan sembari menunggu beberapa anggota keluarga Edward datang.
Terukir senyuman lebar di bibir Vony. Tidak ada yang curiga dengannya. Semua berjalan sesuai rencana.
****
Semua anggota keluarga sudah berada di rumah. Sudah waktunya untuk makan malam. Megan dan Radit turun terlebih dahulu. Mata mereka terbelalak melihat beberapa makanan kesukaan mereka terpampang di atas meja. Disusul dengan kedatangan Vony yang menyapa kedua anaknya itu.
"Hai sayang," sapa Vony dengan riang.
Megan dan Radit heran, karena tak biasanya Vony seperti itu. Biasanya tatapannya dingin, namun saat ini aura wajahnya terpancar.
"Hai Ma," balas Megan.
"Gimana sekolah kalian tadi?," tanya Vony yang semakin membuat Megan dan Radit heran.
"Ba-Baik Ma, seru," jawab Megan dengan di iringi anggukan kepala Radit.
Tak lama, sepasang suami istri datang dengan sandiwaranya. Namun jika kalian lihat , sandiwara itu kini berubah menjadi sesuatu yang mengalir.
Vony mengukir senyumnya yang lebar kepada Khalisa. Khalisa sedikit kaget namun ia kembali membalas senyuman itu.
"Khalisa, mama minta maaf ya selama ini mama sudah jahat sama kamu," tutur Vony.
Sontak Edward menoleh ke arah Vony. Edward mencoba untuk mengamati raut wajah ibunya. Terlintas dipikiran Edward bahwa ibunya sudah merencanakan sesuatu. Edward mencoba menepis itu.
Sementara Khalisa, seribu pertanyaan berputar di kepalanya. Bagaimana mungkin, orang yang membencinya sekarang malah meminta maaf kepadanya tanpa sebab.
"I-iya Ma," jawab Khalisa dengan penuh keraguan.
"Nih, mama udah masakin menu spesial buat kamu," ucap Vony dengan menyodorkan sepiring Ikan goreng lengkap dengan sambal dan lalapannya.
Rasa heran Edward dan Khalisa semakin besar. Megan dan Radit yang mendengar itupun sontak menghentikan makannya dan saling pandang.
"Kenapa ekspresi kalian begitu? Mama ini serius mau minta maaf ke Khalisa loh," ujar Vony dengan serius.
"Bukan begitu Ma, kan biasanya mama dingin sama kak Khal," sahut Megan yang angkat bicara.
"Iya itu kan dulu," jawab Vony santai dengan disertai senyumannya yang lebar.
"Sudah sudah, Aku maafin mama kok," sahut Khalisa dengan tersenyum meskipun hatinya masih ragu.
Merekapun makan malam bersama dengan suka cita.
***
Keesokan paginya, hal yang sama terulang lagi. Vony dengan bahagia menyambut Edward dan Khalisa yang akan berangkat bekerja. Suasana canggung itu semakin berkurang seiring berjalannya perhatian yang diberikan oleh Vony. Khalisa mulai menikmati perhatian yang diberikan oleh Vony.
Namun tidak untuk Edward, Megan, dan juga Radit. Mereka adalah darah daging Vony. Mereka tau karakter Vony yang sesungguhnya. Jika sang ibu sudah membenci seseorang, beliau bisa membencinya selama bertahun-tahun dan mengungkit segala kesalahan yang dibuat setiap kali bertemu dengannya.
"Khalisa, ini mama udah bekali kamu. Tolong di makan ya," ucap Vony dengan memberikan sebuah bekal makan siang untuk Khalisa.
Edward menatap tajam ke arah Vony. Bertahun-tahun ia hidup bersama Vony namun ia tak pernah mendapatkan bekal makan siang dari ibunya. Bahkan Megan dan Radit pun juga tidak pernah.
"Udah mas, mungkin mama beneran mau berubah," celetuk Khalisa yang menenangkan Edward.
Khalisa menerima bekal yang disiapkan oleh Vony. Mereka berdua kemudian berangkat bekerja bersama.
Setelah kepergian Edward dan Khalisa, Vony tersenyum penuh kemenangan. Sejauh ini ia merasa rencananya berhasil. Meskipun Edward menaruh curiga kepadanya, namun tidak dengan Khalisa.
"Dia benar-benar menikah dengan wanita bodoh," ungkap Vony kemudian tertawa keras di kamarnya.
"Sedikit lagi, kamu akan menjadi wanita mandul Khalisa, dan kamu tidak akan bisa mendapatkan harta Edward, putraku," imbuhnya.
***
"Radit, apa kau tidak melihat keanehan kepada Mama?," tanya Megan.
"Iya kak, aku sangat melihatnya," jawab Radit.
"Kau tau tidak, tadi saat kita akan berangkat aku melihat mama membawa sebuah kotak bekal. Sepertinya itu untuk kak Khalisa," ucap Megan.
"Apa benar Kak? Aku tidak melihatnya," balas Radit.
Kecurigaan kedua kakak adik itu semakin besar. mereka yakin ada sebuah rencana besar yang dibuat oleh Vony.
"Apa kita bicara saja sama kak Ed?," celetuk Radit.
"Apa kau yakin Kak Ed memiliki pemikiran yang sama dengan kita?" tanya balik Megan.
"Aku rasa iya," jawab Radit yang sedikit ragu.
"Aku takut kalau kak Ed tidak berfikir sama seperti kita, yang ada kita yang akan kena," ujar Megan.
Megan dan Radit terdiam sampai sopir mengantarkan Radit terlebih dahulu untuk bersekolah kemudian dilanjutkan oleh Megan.