NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Pukul sembilan pagi Haya ada kegiatan posyandu dipedukuhan lain. Meninggalkan Sendi yang hanya sendirian dirumah sederhananya itu.

Sendi sedang memainkan ponselnya karena tidak tahu harus berbuat apa dirumah mbaknya ini. Hingga suara motor terdengar semakin dekat, membuat sendi mendongak dan melihat mas Yayan pulang dari pekerjaannya.

Yayan masuk rumah dan mengambil minum putih sendiri karena tahu jika istrinya tidak dirumah. Karena tadi Yayan berpapasan dengan Haya dipertigaan jalan sana.

"Baru pulang mas?" tanya Sendi saat mas iparnya itu menuju kearah kursi yang dia duduki.

"Iya. Baru pulang." jawab Yayan dan memilih masuk kedalam kamarnya untuk menghitung penghasilan pagi ini.

Sendi tertawa kecil saat membaca chat lucu dan nyeleneh dari Agil dan Ridho. Kedua temannya itu sedang dihukum sama guru karena lupa bawa buku catatan.

Yayan yang mendengar suara tawa Sendi dari dalam kamarnya itu mendengus sebal. Entah kenapa Yayan rasanya tidak suka pada adik istrinya itu.

Yayan keluar kamar setelah selesai dengan urusannya. "Udah bantu mbakmu nyuci piring, Sen?" tanyanya sambil pergi kedapur untuk mengambil makan.

Sendi menggeleng. "Nggak mas. Tadi udah dicuci sama mbak Haya."

"Terus gunanya ada kamu disini tuh untuk apa? Kasian mbakmu itu udah repot malah ditambah repot!"

Sendi terdiam. Entah itu perasaannya yang lagi sensitif atau memang benar adanya mas iparnya bicara sedikit menyindirnya? Sendi tak tahu tapi yang jelas Sendi merasa disindir dan bisa menyimpulkan bahwa suami dari mbak Haya itu tidak menyukai keberadaannya dirumahnya ini. Mungkin.

"Maaf mas. Nanti aku bantu-bantu mbak Haya deh." Sendi menyimpan ponsel disaku baju. "Gimana dagang hari ini mas, lancar?"

Sendi sengaja mencari bahan obrolan untuk mencairkan suasana supaya tidak panas. Karena entah kenapa kata-kata mas iparnya itu sepertinya mengandung api dan membuat Sendi panas karena terkena percikan api itu.

"Lancar aja. Alhamdulillah." Yayan duduk dikursi depan Sendi sambil makan.

Karena tidak ada yang Sendi ingin bicarakan lagi. Sendi memilih rebahan dikasur depan TV saja. Dia masih sibuk dengan chat dari Agil dan Ridho. Malah terlihat semakin seru saja.

Tak lama Haya pulang dari posyandu. Haya langsung menuju rumah dan menurunkan anaknya itu dari gendongan dimana suaminya itu sedang duduk diruang tengah. Haya membuka jatah M-PASI dan membiarkan anaknya itu belajar memakannya sendiri.

"Udah makan, Mas?" tanya Haya sambil memperhatikan suaminya itu yang menurutnya tidak ganteng tapi cukup membuatnya jatuh cinta.

"Udah tadi. Bentar lagi aku juga udah mau berangkat cari barang dagangan lagi," kata Yayan dia berpindah duduk didekat anaknya itu. Yayan mengusap bibir mungil anaknya itu yang belepotan karena roti dengan pucuk jarik.

Sendi cemberut. Karena sejak kemarin berada dirumah terus Sendi merasa sangat bosan. Sendi beranjak dan menghampiri mbak dan juga mas iparnya itu. "Mbak kita jalan yuk. Kemana gitu? Aku bosen dirumah terus,"

"Nanti sore aja deh. Sekarang males," jawab Haya sambil menatap wajah suaminya yang menurutnya terlihat berbeda semenjak ada Sendi dirumah ini. "Nanti sore kita kepantai aja gimana Mas? Sendi kan belum pernah kepantai," tanya Haya pada Yayan.

"Ogah. Aku lagi nggak mau kemana-mana. Mau fokus cari duit." katanya dan mulai pergi dari sana menuju kamar mengambil jaket dan celana panjang yang biasa Yayan gunakan untuk mencari barang dagangan.

Haya merasa kecewa karena suaminya itu terlihat tidak tertarik dengan ajakannya. Tapi ya sudahlah karena yang dikatakan suaminya itu memanglah benar.

"Kita kewisata yang deket aja nanti Dek. Kalo udah nggak panas." putus Haya pada akhirnya karena Haya tidak mungkin pergi kepantai tanpa suaminya. Haya bisa nyetir kepantai sendirian tapi ada hal yang Haya takutkan yaitu kalau anaknya rewel bagaimana?

"Yaudah lah yang penting nggak dirumah terus. Aku bosen." kata Sendi kembali rebahan dikasur depan tv.

Sedangkan Haya dia mendekati suaminya yang sudah siap pergi bekerja. "Mas, emangnya sore sepulang kamu kerja nggak bisa kepantai sebentar?"

"Kenapa?"

"Sendi selama ini belum pernah diajakin kepantai daerah sini. Kasian lho, lagian mumpung dia disini juga kita jalan-jalan bareng,"

Yayan tersenyum sinis. "Emangnya cukup sama jalan-jalan doang, hah?"

Haya terkesiap. Walaupun suara suaminya itu tidak keras, suara suaminya itu juga tidak membentak, tapi Haya tahu kalau suaminya itu sedang marah. "Yasudah lah, kamu hati-hati dijalan."

Yayan tersenyum pada Haya tapi senyuman itu terlihat dipaksakan. Haya pun tahu itu. Tak lama Yayan memutuskan untuk berangkat membuat Haya menghembus napas kesal.

Kenapa sih suami aku beda dari suami orang yang lainnya? Biasanya tuh kalo kedatangan adik ipar si suami bakalan sengaja luangkan waktu biar bisa ajak adik iparnya itu jalan-jalan. Lah suami aku? Hah pokoknya nyebelin banget!

"Kita jalan sekarang aja yuk, Dek." Haya yang hatinya sedang dongkol karena suaminya itu memilih untuk pergi jalan jalan sekarang saja. tidak peduli hari sedang panas-panasnya sekarang ini.

"Katanya nanti sore mbak?"

Sendi bingung karena mbaknya itu tidak jelas katanya nanti sore eh kenapa malah ngajak sekarang?

"Aku kesel sama mas mu itu! Biasanya tuh ya, kalo aku kedatangan iparku ya kuperlakukan dia dengan baik tapi mas mu itu hah! nyebelin banget bikin kesel!" oceh Haya bahkan sebenarnya dia ingin meneriaki suaminya itu supaya merubah sikapnya.

Sendi menghela. "Mas Yayan itu kayak nggak suka sama aku mbak," Sendi menatap sembarang arah dengan wajah sendu.

Jika mbak nya itu juga merasakan sikap mas Yayan yang berbeda jadi Sendi sedang tidak sensitif tapi memang adanya seperti itu. Entah kenapa Sendi semakin merasakan kesedihan. Dirumah dibenci oleh Ayah disini dibenci oleh suami mbaknya itu.

Huh, Sendi merasa tidak ada orang yang benar-benar menyayanginya didunia ini.

...----------------...

Pukul tiga sore Sendi dan Haya baru pulang dari jalan jalan diwisata terdekat. Dan kini Haya sedang membuat mie goreng karena Sendi yang memintanya. Sendi bilang jika dia sudah lama tidak memakan mie goreng yang harganya tiga ribu lima ratus rupiah itu.

Setalah matang Haya membawa dua piring mie goreng itu keruang tv karena adiknya itu berada disana bersama anaknya.

"Ini udah mateng mie nya, dimakan dulu, Dek," Haya meletakan sepiring mie goreng dihadapan Sendi lalu yang sepiring itu untuk anaknya.

Disaat mereka sedang memakan mie goreng murah itu suara motor Yayan terdengar membuat Haya dan Sendi menoleh. Haya beranjak dan meminta anaknya untuk belajar makan sendiri.

"Udah pulang mas?" Haya menyambut suaminya itu.

"Hm,"

Hanya itu jawaban dari Yayan. Tak lama kemudian terdengar suara anaknya Haya menangis yang membuat Haya langsung menuju anaknya itu yang diikuti Yayan dibelakangnya.

Dan melihat Sendi yang sedang makan mie goreng, Yayan mendecih. "Oohhh.. Jadi kelakuan kalian tuh seperti ini ya dibelakangku?" Yayan manggut-manggut. "Kalian makan enak dibelakangku!"

1
ADEF
thor double up dong
ADEF
itu si yayan kenapa marah marah? orang cuma makan mie goreng doang kan ya. sebenarnya yayan itu benerab nggak suja sama sendi apa gimana sih? masa sama adik iparnya begitu
ADEF
itu suaminya haya nggak suka sama sendi?
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan👍
ADEF
pergi ajalah sen yang jauh ngapain masih tinggal sama ayahmu kalo ayahmu membenci kamu. asal kamu jangan balas durhaka sama ayahmu juga.
Aksara_Dee
ya Allah ini si bapak
Aksara_Dee
bener gadih banget
Aksara_Dee
mengambil jalan pintas ya
ADEF
ada ya ayah modelan begitu. amit amit
Aksara_Dee
ya Allah' Sendi jangan dong!
ADEF
pilu banget. semoga penderitaaan sendi cepet berakhir. dan segera menemukan bahagiaan. aamiin
Mas Kumis Akang
cerita yg bagus tapi update yg agak lambat mengurangi keinginan untuk bab yg seterusnya.
Cakrawala: selamat malam
total 3 replies
ADEF
itu ada maling?
ADEF
benar itu
ADEF
sendi jatuh?
Aksara_Dee
tapi perlakuan kamu ke Sendi pilih kasih pak
Elisabeth Ratna Susanti
suka lihat ia punya bulek yang baik dan sayang sama dia
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
wah aku merinding semoga ibu nggak kenapa2 ya
Aksara_Dee
apa Sendi bukan anaknya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!