NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 35

Papa Surya datang dari dalam. Terkejut juga melihat Aric sudah berlutut di depan teras.

"Aric mohon, ayah... Bunda... Mah.. Aric janji ini terakhir kali nya. Tidak akan pernah Aric mengecewakan kalian lagi. Aric mohon beri Aric kesempatan."

Aric terus memohon tanpa memperdulikan kondisi kesehatan nya. Wajah nya semakin pucat dan kepalanya terasa semakin berat.

"Bangun, Ric. Jangan buat kekacauan disini. Mama malu sama orang tua Faza. Mama juga malu ternyata mama nggak berhasil didik kamu jadi suami yang baii buat Faza. Mama malu, ric.."

Aric tertunduk dalam, semakin merasa bersalah melihat mama Dian lagi-lagi meneteskan air mata nya.

Papa Surya berjalan mendekat ke arah Aric untuk membantu Aric bangun.

"Ayo, Ric bangun." ucap papa surya membuat Aric mendongak menatap wajah sang Ayah yang terlihat begitu iba.

Namun belum sempat Aric berdiri, tubuh nya tiba-tiba ambruk di lantai. Aric pingsan.

"Ric... Aric..."

Semua orang panik mencoba membangunkan Aric termasuk Ayah Ikhsan. Ayah Faza itu terlihat tidak tega juga melihat kondisi Aric yang sudah tak sadarkan diri.

"Ayo Pak Surya kita gotong Aric, bawa dia masuk.." Ayah Ikhsan memegang kedua kaki Aric, Papa Surya menopang kedua ketiak Aric dengan lengan nya, sementara Mama Dian dan Bunda Zila ikut menahan bagian punggung Aric di sisi kiri dan kanan.

"Mbok.... Tolong ambilkan minyak kayu putih." pekik Mama Dian saat Aric sudah di baringkan di sofa ruang tamu.

"Ini, Bu.." Kata mbok Rum sambil mengasongkan kayu putih ke Mama Dian

Mama Dian langsung mengolekan kayu putih itu di hidung Aric. Sementara Ayah Ikhsan sudah berada di sambungan telepon dengan Dokter Herman.

"Bukan Faza yang sakit. Sudahlah, kamu cepat kesini dulu. Secepatnya, ya!" Pinta Ayah di sambungan telepon nya

Ayah memasukkan kembali ponsel nya ke dalam saku celana

"Gimana, yah ? Dokter Herman mau kesini ?" tanya Bunda Zila

"Iya. Tapi di klinik nya masih ada dua pasien lagi dan dokter jaga yang menggantikan nya baru datang pukul 7." Jawab Ayah menjelaskan

"Badan Aric panas sekali, Jeng." Tanpa sengaja kulit bunda bersentuhan dengan kulit lengan Aric dan ternyata suhu tubuh Aric sangat panas. Padahal tadi ketika Aric mencium tangan nya, Bunda hanya merasa telapak tangan nya dingin, bisa jadi karena terlalu lama tidur di luar, mungkin Aric kedinginan.

Mbok Rum sangat sigap, setelah mendengar Aric terkena demam, Mbok langsung mengambil baskom berisi air hangat lengkap dengan handuk kecil untuk mengompres dahi Aric.

"Biar Faza aja, Mah.."

Mendengar suara Faza, sontak semua orang langsung menengok ke sumber suara. Ternyata Faza sudah berdiri di antara batas ruang tamu dan bagian dalam rumah itu.

"Faza, jangan macam-macam, ya. Ayah nggak mau kamu disini, cepat masuk ke kamar kamu sekarang juga!" Ayah bersuara sedikit dengan nada tinggi, padahal selama ini sama sekali tak pernah meninggikan nada bicaranya pada istri serta anak nya.

Faza menatap Ayah sendu, "Ayah, Faza mohon kali ini aja, mungkin untuk terakhir kali Faza merawat Mas Aric.. Faza mohon, Yah ?!"

Ayah membuang pandangan, sungguh tak rela tapi mau bagaimana lagi tak tega juga melihat kesedihan di mata sang putri kesayangan.

Dari pada menjawab, Ayah lebih memilih meninggalkan ruang tamu, lalu masuk ke dalam kamar.

"Setengah jam lagi Om Herman datang, Za. Semoga Aric sudah sadar sebelum Om Herman datang, ya." Ucap Bunda Zila sambil menepuk bahu Faza.

Faza mengangguk pelan sambil mengucapkan terimakasih. Kemudian Bunda menyusul suami nya masuk ke dalam kamar.

Faza duduk di samping Aric, di sofa yang sama tempat Aric berbaring tak sadarkan diri. Tangan Faza cekatan memeras air kompresan lalu menempelkan handuk kecil di kening Aric.

Hati kecil Faza terenyuh melihat aura wajah tampan Aric tak lagi terlihat. Justru yang Aric terlihat seperti menyimpan beban yang begitu besar. Kantung matanya hitam, tubuhnya terlihat lebih kurus dengan kulit yang kusam.

"Ya Ampun, mas... Kenapa kamu bisa sampai begini ? Bukannya kamu yang memulangkan aku kerumah Ayah dan Bunda.. Aku kira yang di katakan Mama Dian bohong soal kamu yang sangat menyesal, ternyata....." Faza memandangi terus wajah Aric sambil membatin. "Mas, aku hamil.. Terimakasih karena sudah meninggalkan sebagian dari diri mu ikut bersama ku.. Aku masih mencintai mu, mas.. Dulu, saat ini bahkan untuk selamanya.." Faza menitikkan air mata kemudian segera menghapusnya agar tidak ada siapapun yang melihat.

Selang beberapa saat, Dokter Herman sudah datang dan memeriksa keadaan Aric.

Aric terkena dehidrasi yang parah. Tubuh nya kekurangan cairan dan membutuhkan penanganan serius yang mana harus segera di bawa ke klinik Dokter Herman.

Semua orang setuju termasuk Faza.

"Kamu jangan ikut ya, udara klinik tidak baik untuk ibu hamil. Disana pasti banyak pasien yang berobat." Mama Dian mencegah Faza untuk ikut, dan perkataan Mama Dian di setujui oleh kedua orang tua Faza.

"Kamu disini aja sama Bunda, ya. Biar Ayah dan orang tua Aric yang ikut ke klinik." Kata Bunda sambil merangkul bahu Faza.

Faza mengangguk pelan sambil memandangi Aric yang sudah di bawa masuk ke dalam mobil.

"Ayo masuk, Za. Kamu belum sarapan dan minum vitamin.."

"Bun... Mas Aric nggak akan kenapa-napa, kan ?" tanya Faza dengan ekspresi khawatir yang sangat kentara.

"Nggak, Za. Kan tadi Om Herman bilang, Aric butuh di infus, mungkin kalau keadaan nya stabil Om Herman sudah mengizinkan Aric pulang."

Faza hanya diam. Perasaan nya jadi tidak karuan. Sungguh kasihan melihat kondisi Aric..

"Ayo.. Jangan biarkan bayi kamu kelaparan, dia butuh nutrisi juga untuk tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam perut kamu.."

Alena baru saja bangun saat Faza hendak sarapan.

"Tante...." Alena keluar dari kamar sambil mengucek matanya.

"Sayang, Alena sudah bangun ?!" Faza tersenyum sambil merentangkan tangan nya minta di peluk

"he'em..." Alena segera memeluk Faza

"Tante, tadi Alena mimpi denger suara Papa. Tapi Alena nggak bisa liat papa, cuma denger suaranya aja.."

Faza dan Bunda Zila saling pandang..

"Alena mimpi nya aneh banget loh, tante.. Di mimpi Alena, Papa lagi di marahin sama Kakek."

Kakek adalah panggilan Alena pada Ayah Ikhsan..

Faza melirik ke Bunda lalu menatap lagi mata Alena, sambil mengusap pucuk kepala Alena, Faza berkata "Mungkin Alena lagi kangen ya sama papa makanya Alena mimpiin Papa.."

Alena mengangguk sedih, matanya terlihat seperti akan menangis.. "Iya, tante.. Alena kangen banget sama Papa. Sekarang papa udah nggak sayang lagi sama Alena. Papa nggak perduli lagi sama Alena...hiks..hiks.." Alena menangis tergugu dan Faza langsung membawa Alena ke dalam dekapan nya.

Faza mengusap punggung Alena mencoba memberikan ketenangan di hati gadis itu.

"Papa sayang kok sama Alena. Mungkin aja saat ini Papa sedang banyak pekerjaan jadi tidak sempat main lagi sama Alena."

Alena masih menangis, Bunda pun turun tangan mencoba membujuk Alena,

"Alena, sayang... Sudah jangan menangis lagi, ikut nenek yuk, kita siram sayur dan tanaman bunga di belakang.." Bunda membujuk Alena dan langsung berhasil. Alena turun dari pangkuan Faza lalu tangan kecilnya di tuntun oleh Bunda Zila ke taman belakang rumah.

Faza melanjutkan aktifitas yang sempat tertunda. Meskipun makanan di meja makan terlihat menggugah selera, namun saat masuk ke mulutnya makanan itu terasa hambar dan tidak senikmat yang di bayangkan. Mungkin karena pikiran Faza yang terus tertuju ke Aric sampai-sampai rasa makanan pun berubah jadi tak enak.

1
Uthie
Hmmm... mencintai wanita yg salah si Aric 🤨
Uthie
mending tinggalin aja Faza 😡
Uthie
bikin nyesel dia 😡
Daulat Pasaribu
lanjutkan thor makin seru/Grin/
Lisa
Semangat Aric perbaiki sikapmu spy mertuamu percaya lg
kalea rizuky
menye menye Thor jd like mu dikit wong MC nya aja tolol
kalea rizuky
Faza tolol cwek lemah males Thor uda di talak ngemis2 najis bgt tau skip ajh
kalea rizuky
kapok
kalea rizuky
uda jatuh talak jangan main main dengan kata kata q kembalikan anak mu kepadamu ayah atau pulang lah le rmh orang tuamu
kalea rizuky
pulanglah ke rmh orang tua mu uda jatuh lo kata talak
Erchapram
Nyesek bab pertama yang bikin mau baca lanjutannya.
Lisa
Kasihan juga si Aric tp dia jg yg salah karena dr awal udh g percaya sama Faza lalu mentalaknya..jelas ortu serta mertuanya marah..
Lisa
Wah Aric udh sampe di rmhnya Faza nih..gmn y pertemuan mereka..
Dian Fitriana
update
kalea rizuky
lemah bgt ne Faza pantes like dikit pembaca males Thor liat cwek. menye pasti like dikit
kalea rizuky
males mc lemah gini mending cerai bodoh amat sama anak nya klo q abis cerai pergi keluar negri skip novel menye2
Blu Lovfres
saya kurang respect sama,faza thor
tolong kasih dia bangun ,biar menyadari kelakuan suaminya, yg merendahkan istri, dn wanita
kasih pelajaran apasi, faza budak laki
🤣🤣🤣
Lisa
Ya'lah jelas aj ortu Faza bertindak seperti itu karena Aric seenaknya aj terhadap Faza..mengganggap remeh pernikahan..
shyafira fitri
Lanjut thor,,
Lisa: Wah Faza hamil..berita yg mengejutkan..sayangnya Faza & Aric udh bercerai.
total 1 replies
Rita Susanti
lanjut thor upnya ditunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!