NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

"Arrghhh."

Brak.

Brak.

Siska memijit pangkal hidungnya ketika melihat Alysa membanting semua yang ada di kamar wanita itu. Sejak tadi siang Alysa bahkan tak makan karena mengurung diri di kamar setelah pulang dari pengadila.

"Aku nggak mau cerai dari Edgar. Nggak mau." seru Alysa.

Siska menghela nafas panjang sambil berjalan mendekati putrinya. Dia duduk ditepi ranjang sambil menatap Alysa yang penampilannya nampak kacau.

"Mau sampai kapan kamu begini Al?"

Alysa menyugar rambut panjangnya ke belakang, dia berdecak pinggang sambil menggigit kuku jarinya. Dia berbalik dan menatap mamanya dengan tatapan bingung.

"Pokoknya kita harus cari cara supaya perceraian aku sama Edgar batal mah."

"Tenangkan diri kamu dulu Alysa. Jika kamu seperti ini semuanya akan gagal."

Alysa berjalan mendekat ke arah mamanya lalu merebahkan tubuhnya ke ranjang.

"Apa yang harus Alysa lakuin mah?"

Siska menatap anak keduanya dengan tatapan sendu, dia merasa kasihan pada putrinya yang rela menikah dengan rekan bisnis suaminya demi menyelamatkan perusahaan.

Tapi disisi lain Siska juga geram dengan sikap putrinya yang b0d0h karena setelah menikah dengan pria kaya dia justru kembali bersama dengan kekasihnya yang tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Edgar.

"Bukankah kamu menyuruh seseorang untuk mengawasi Edgar? Apa sampai sekarang masih belum ada kabar?"

Alysa membuka matanya, dia bangkit dari tidurnya kemudian mencari keberadaan ponselnya. Setelah beberapa menit mencari, dia menemukan ponsel itu tergeletak disofa.

"Sial, masih belum ngabarin mah." Kesal Alysa.

"Mama sudah nasihatin kamu berkali-kali Alysa untuk belajar menjadi istri yang baik untuk Edgar, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu justru sibuk berselingkuh sama pacar kamu itu."

"Jika sudah begini, kita semua yang kena imbasnya Alysa. Bahkan saat ini Edgar sudah menghentikan aliran dana ke perusahaan papa."

"Jadi mama nyalahin Al?"

"Bukan sepenuhnya seperti itu, tapi jika dulu kamu bisa membuat Edgar mencintai kamu hidup kita tidak akan seperti ini sekarang."

Tok.

Tok.

Ceklek.

Alysa dan Siska menoleh ke arah pintu yang dibuka dari luar.

"Maaf menganggu non nyonya, tapi tuan sedang sakit di bawah." ucap asisten rumah tangga.

Siska membelakan matanya kemudian berdiri. Dia segera berlari keliar dari kamar Alysa menuju tempat dimana suaminya berada.

"Argh, brengsek." umpat Alysa.

Di sebuah kamar hotel, Edgar dan Odelia sedang duduk sambil menikmati makan malam dikamar yang sudah dihias dengan lampu-lampu kecil yang menambah kesan romantisme malam ini.

"Om, kenapa harus di hotel sih? Nanti kalau ada yang tahu gimana?"

Edgar tersenyum lalu meraih tangan Odelia yang dingin. Dia mengenggam erat tangan kecil itu.

"Kamu tenang saja, Theo sudah mengatur semuanya."

Odelia menatap tangannya yang digenggam Edgar, semua ketakutan serta keraguan perlahan sirna digantikan rasa hangat dari tangan besar Edgar.

"Lanjut lagi makannya." ucap Edgar.

Odelia mengangguk, dia kembali memasukan potongan daging ke dalam mulutnya. Malam ini dia merasa ada sesuatu dari Edgar yang nampak berbeda.

Setelah selesai makan, Odelia sengaja berjalan menuju jendela. Dia menyibak gorden besar itu, seketika pemandangan kota terlihat jelas dari dinding kaca besar itu.

"Bagus banget." ucap Odelia kagum.

Edgar tersenyum menatap Odelia, dia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya kemudian membukanya.

"Odelia pasti suka." gumamnya.

Edgar mengambil isi dari box kecil itu lalu memasukkannya ke saku. Dia berjalan mendekati Odelia, perlahan tangan besar itu melingkar dipinggang ramping Odelia.

"Eh."

Odelia terkejut bukan main saat melihat sebuah tangan melingkar diperutnya. Jantungnya berdegup kencang ditambah tubuhnya mulai gemetar karena takut.

"Kamu suka gadis kecil?" bisik Edgar tepat ditelinga Odelia.

Bulu kuduk Odelia meremang saat hembusan nafas Edgar mengenai cuping telinganya. Rasanya, tubuhnya terasa aneh saat Edgar begitu dekat dengannya.

"O-om."

Edgar tersenyum melihat respon Odelia, dia mengambil benda tadi. Dia memperlihatkan benda itu tepat didepan wajah Odelia.

Odelia kembali membelakan mata saat melihat kalung ditangan Edgar. Dia menolehkan sedikit wajahnya, bisa dia lihat Edgar tengah tersenyum ke arahnya.

"Om, ini.."

"Hadiah buat kamu."

Edgar menyibak rambut Odelia kemudian membantu memasang kalung dengan liontin berlian kecil. Edgar mengecup tengkuk Odelia setelah selesai memasangkan kalung itu. Lagi-lagi membuat tubuh Odelia merinding.

Edgar memutar tubuh Odelia hingga menghadap ke arahnya, dia semakin melebarkan senyumnya saat kalung itu terlihat cocok dan pas untuk Odelia.

"Om, ini udah terlalu berlebihan."

Odelia mengelus kalung pemberian Edgar yang kini melingkar dilehernya.

"No, ini cocok buat kamu. Suka?" tanya Edgar sambil menatap lekat mata Odelia.

Odelia ikut tersenyum lalu mengagguk malu. "Suka." lirihnya.

Edgar merentangkan tangannya, Odelia segera masuk ke dalam pelukan om dudanya itu. Dia menyembunyikan wajahnya didada bidang Edgar.

"Astaga, bener kata Cessa gue kaya punya papa gula sekarang."

"Aku seneng kalau kamu juga seneng Del." ucap Edgar.

Odelia semakin mengeratkan pelukannya. "Sebenarnya om nggak perlu repot-repot beliin hadiah. Odelia belum ulang tahun om."

Edgar melepaskan pelukannya, dia mencolek gemas ujung hidung Odelia.

"Itu hadian karena kamu udah selesai ujian."

"Tapi kan nilainya belum keluar om. Terus kalau nilai Odelia jelek gimana?"

"Bagus jeleknya nilai nggak penting. Yang paling penting itu kamu udah usaha mengerjakannya dengan baik."

"Aaaa, meleleh hati gue." batin Odelia.

"Sekali lagi makasih ya om."

"Sama-sama cantik."

Odelia merasakan pipinya mulai panas karena pujian Edgar, dia membalik tubuhnya lalu menatap pemandangan kota yang indah dimalam hari.

"Apa kamu malu jalan sama aku?"

Odelia mengerutkan kening saat mendengar pertanyaan Edgar.

"Kenapa om tanya gitu?"

"Ya, secara usia kita terpaut hampir sepuluh tahun dan aku juga duda. Diusia kamu sekarang ini pasti banyak yang suka apalagi kamu cantik."

"Aku sih biasa aja om. Lagian meskipun banyak yang suka tapi Odel nggak suka, kan sama aja."

Edgar tersenyum miring.

"Berarti kamu suka sama aku?"

Duar.

Odelia seperti terjebak dalam lingkaran yang dia buat sendiri, entah dia harus menjawab apa. Mau jujur tapi malu, kalau bohong nanti Edgar menjauh.

"O-om, nggak ada pertanyaan lain?"

"Ada." jawab Edgar.

Dia sedidit membungkukkan tubuhnya.

"Kalau aku suka sama kamu, kamu mau jawab apa?"

"APA? SUKA GUE? YA JELAS MAU LAH OM." batin Odelia menjerit.

Edgar kembali menegakkan tubuhnya, dia meraih bahu Odelia lalu menghadapkan ke arahnya. Dia meraih dagu Odelia hingga kepala gadis itu sedikit mendongak menatapnya.

"Aku nggak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan pada remaja seusia kamu Del. Tapi saat kita mulai dekat, ada perasaan senang dan nyaman saat berada disebelah kamu."

"Apa kamu merasakan hal yang sama?"

Odelia mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, dia tak menyangka Edgar akan mengungkapkan perasaanya sekarang.

"Kalau kamu belum bisa jawab nggak pa-"

"Odel juga."

Edgar menaikan sebelah alisnya. "Maksudnya?"

"O-odel juga sama, ya kaya yang om bilang tadi." jawab Odelia gugup.

Edgar terkekeh pelan. "Benarkah?"

"J-jangan kaya gini om. Odel malu." cicitnya.

"Oke maaf-maaf. Kalau begitu, berarti sekarang kita...."

Perlahan Odelia menganggukan kepalanya. "I-iya om."

Edgar menggigit bibir bawahnya gemas, dia kembali membawa Odelia ke dalam pelukannya.

"Makasih Del."

"Sama-sama om."

Malam ini menjadi malam yang tak kan terlupakan oleh Odelia. Mulai detik ini mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Umur hanyalah angka, begitulah semboyan Odelia.

1
Kasandra Kasandra
double up
nur adam
lnjut
Fitria Syafei
Kk yang baik mungkinkah mereka bersatu 😔 Kk cantik kereeen 😘😘
Kasandra Kasandra
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Kasandra Kasandra
double up
Fitria Syafei
Waduh Zara serba salah yaa seperti nya dia tau siapa Edgar tetapi ga bisa mengungkapkan ke Pdel nih 🤔 Kk cantik kereeen 😍😍
nur adam
lnjut
Hardware Solution
sebenarnya ada rahasia apa sih thor Ama si zarra?
Liana Alda: tunggu eps selanjutnya 😁
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thor
Dwi Winarni Wina
Jodoh emang gak akan lari kemana odelia, tetep semangat kejar cintamu itu..
Dwi Winarni Wina
Selera odelia yg lebih dewasa om gitu dah sangat tampan skl...
Dwi Winarni Wina
Pasti itu om2 tampan ditemui diclub mlm itu, odelia terpesona sm om2 tampan itu jatuh cinta pd pandangan pertama....
Dwi Winarni Wina
Dasar odelia gadis nakal mengoda om-om sangat hot, smg odelia berjodoh sm om2 tampan itu......
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
up trs thor makin seru ceritanya thor
Nittha Nethol
lanjut kak
nur adam
lnjut
Reni Anjarwani
mending kamu menjauh dulu del lg edgar dr calon duda blm duda lho
Fitria Syafei
Yah gagal dong lanjut klu Alysa hamil 🙄 Kk cantik kereeen 😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!