NovelToon NovelToon
Anak Genius: Mendadak Jadi Mommy

Anak Genius: Mendadak Jadi Mommy

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: lena linol

Di ruang tunggu rumah sakit, sesosok tubuh kecil berjalan di antara orang-orang dewasa hingga ia melihat seorang gadis cantik yang tampak lembut dan cantik dengan senyum ramah. Matanya berbinar dan ia berjalan mendekat dan memeluk Rose, sambil berbisik, "Mommy."

Rose melihat ke arah anak kecil tersebut dengan terkejut dan gadis itu memiringkan kepalanya sambil mengedipkan matanya yang besar.

"Ah maaf sayang, saya bukan Mommy kamu," kata Rose lembut.

"Kalau begitu Mommy menikahlah dengan Daddy-ku." Gadis kecil itu menjawab dengan ekspresi polos di wajahnya,dia tidak ingin melepaskan pelukan lembut yang harum itu.

Sebuah pertemuan yang luar biasa dengan gadis kecil membuat Rose terlibat dengan Arkan yang tampan dan percikan cinta yang manis terjadi.
Apakah dia benar-benar akan menjalani kehidupan sebagai istri yang bahagia dan kaya dengan seorang suami yang tampan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 tahun yang lalu

Malam harinya.

Rose terlelap di atas kasur lantai sedangkan ibunya tidur di tempat tidur. Rose sudah terlelap ke alam mimpi tapi tidak dengan ibu Sita yang sama sekali tidak bisa memejamkan kedua mata. Ingatannya melalang buana ke 20 tahun silam. Rasa sesak di dalam dada kembali membuncah kepermukaan ketika kembali mengingat kejadian pada saat itu. Hatinya bagaikan diiris dengan belati tajam, membuat hatinya terluka sangat lebar.

“Itu bukan dia, mungkin Park yang lain,” gumam Ibu Sita seraya mengusap air matanya yang mengalir deras. Ibu Sita memiringkan badannya, lalu menatap Rose yang terlelap di kasur lantai.

Melihat wajah polos putrinya, hati Ibu Sita kembali menjerit sakit, mengingat perjuangannya membesarkan putri yang dia lahirkan seorang diri tanpa suami. Membuatnya mendapatkan hujatan dari lingkungan sekitar. Bahkan Rose tumbuh dewasa tanpa figure seorang ayah, tapi Ibu Sita bersyukur karena putrinya menjadi sosok wanita yang kuat dan keras sama seperti dirinya. Bahkan Rose tidak pernah menanyakan siapa ayahnya karena tidak ingin melihatnya kembali bersedih.

“Maafkan ibu ya, Nak, karena selama ini kamu harus hidup menderita,” gumam Ibu Sita seraya mengusap kening Rose dengan penuh kelembutan.

Percayalah dibalik sosok Ibu Sita dan Rose yang terlihat kuat dan bar-bar, mereka berdua menyimpan sejuta luka di dalam hati.

Di sisi lain. Tuan Park saat ini juga tidak bisa tidur. Dia menyesap wine di tangannya sembari menatap keindahan Jakarta di malam hari dari jendela Apartemen ruang pribadinya.

“Rosita,” gumam Tuan Park, tatapannya menerawang jauh, mengingat 20 tahun yang lalu di mana dia pertama kali menginjakkan kaki di Kota Jakarta dan bertemu dengan wanita cantik yang membuatnya jatuh hati. Tapi, saat itu dia sudah beristri dan mempunyai seorang putri, maka dia berusaha menepis segala rasa di dalam hatinya itu.

Tapi sayang, rasa cinta di dalam hatinya semakin besar dan kuat saat mengetahui wanita cantik itu akan menjadi asisten pribadinya yang akan mengikutinya ke mana pun dia pergi selama dirinya berada di Jakarta kala itu. Cinta terlarang pun akhirnya terjadi di antara mereka berdua.

Ingatan Tuan Park langsung buyar, ketika mendengar suara pintu ruangannya terbuka dari luar. Tuan Park mengubah ekspresi wajahnya dari sedih menjadi datar. Dia menghela nafas kasar, berharap rasa sesak di dalam dadanya sedikit melonggar.

“Sayang, kenapa belum tidur?” tanya Nyonya Park seraya berjalan mendekati suaminya, lalu mengusap lengan suaminya dengan penuh kelembutan.

“Aku merasa gerah,” jawab Tuan Park seraya menggoyangkan segelas wine yang ditangan kanannya.

Wajah Nyonya Park langsung berubah datar tanpa ekspresi ketika melihat suaminya memegang segelas wine. Dia tahu kalau saat ini suaminya sedang berbohong kepadanya.

“Kenapa kalau gerah meminum wine?” tanya Nyonya Park dengan nada pelan dan lembut seperti biasanya.

Tuan Park terdiam, kedua matanya masih menatap keindahan kota Jakarta, dan sama sekali tidak menoleh pada istrinya yang sudah menemaninya hampir 26 tahun.

“Park Jihoon, sejak bertemu dengan Rose sikapmu sangat aneh. Ada apa? Apa yang kamu sembunyikan?” tanya Nyonya Park berusaha untuk membangun komunikasi tanpa emosi, meski dalam hati ingin memberontak lantaran dia sangat penasaran dengan pikiran suaminya.

“Tidak ada yang aku sembunyikan kepadamu. Hanya saja aku sedang mengingat pertama kali kita bertemu. Ji-Woo, kau masih ingat itu ‘kan?” Bohong Tuan Park guna mengalihkan pembicaraan istrinya, dan tentu saja berhasil karena istrinya itu paling suka membahas masa lalu mereka.

“Aigoo, mana mungkin aku bisa melupakannya. Aku malah merindukan masa-masa itu, dan rasanya aku ingin kembali ke 26 tahun yang lalu saat pertama kali kita bertemu dalam acara keluarga dan akhirnya kita di jodohkan,” jawab Nyonya Park seraya tersenyum lembut, lalu memeluk lengan suaminya dengan erat. Rasa penasaran dan emosi yang mendera di dalam dada langsung menguap entah ke mana. Nyonya Park menyandarkan kepalanya di lengan suaminya, bibirnya terus tersenyum dan kedua matanya turut menatap keindahan Kota Jakarta pada malam hari itu.

*

*

“Arkan! Mama nggak mau tahu, kamu harus membujuk Rose agar mau menikah denganmu!” ucap Allegra pada putranya yang duduk di samping tempat tidur Mika sembari menatap gadis kecil yang terbaring lemah dengan bantuan beberbagai alat medis. Kata dokter, kondisi Mika sudah membaik, namun putri kecilnya itu tak kunjung membuka mata, alias masih koma.

Gerry mengeluarkan sesuatu dari kantong celannya, sebuah kotak bludru berwarna gold. Dia memberikan kotak bludru tersebut pada putranya.

“Apa ini?” tanya Arkan, keningnya berkerut menandakan kalau dia bingung.

“Buka sendiri kalau ingin tahu isinya!” jawab Gerry, datar.

Arkan menghela nafas kasar seraya membuka kotak bludru tersebut. Alisnya bertaut, matanya membola dan bibirnya menganga saat melihat cincin berlian keluaran terbaru dari desaigner ternama, dan harganya sudah di pastikan mencapai ratusan juta. Tapi, pertanyaanya, untuk ayahnya memberikan cincin semahal ini kepadanya?

“Cincin itu untuk Rose. Lamar dia menggunakan cincin itu,” ucap Gerry, seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh putranya.

“But, Papa, aku ...”

“Diam, turuti keinginan Papa dan jangan membantah sekali!” Allegra memotong ucapan Arkan yang akan protes pada suaminya. “Jika kamu tidak ingin kehilangan Mika untuk selamanya, maka kamu harus bisa mengabulkan keinginan putrimu,” lanjut Allegra kali ini dia menurunkan intonasi bicaranya menjadi pelan, lembut yang di lengkapi dengan kesedihan.

Arkan menghembuskan nafas kasar, lalu menutup kotak bludru itu kemudian mengembalikan pada ayahnya.

“Simpan cincin ini, karena aku mempunyai cara tersendiri untuk membuat Rose mau menikah denganku!” ucap Arkan seraya beranjak dari duduknya.

“Benarkah itu? Apa rencanamu? Jangan melakukan hal tidak-tidak yang akhirnya membuat Rose ilfeel dan membencimu.” Allegra mewantui-wanti putranya agar tidak bersikap ceroboh seperti tadi siang.

“Oke, Ma. Kalian tidak perlu khawatir,” jawab Arkan sambil tersenyum penuh keyakinan.

“Huh, Mama nggak yakin sama kamu! Apa perlu orang tuamu ini yang maju melamar Rose untukmu?” Allegra meragukan rencana putranya.

“Nggak perlu, Ma. Percaya kepadaku,” jawab Arkan, kembali meyakinkan kedua orang tuanya.

“Keturunan William tidak pernah gagal dalam mendapatkan wanita yang diincar. Jika kamu gagal maka kamu bukan keturunan Daddy Dante,” sahut Gerry pada putranya itu.

“Dia memang bukan keturunan Daddy Dante, karena kamu juga bukan putra kandung Daddy Dante!: ucap Allegra pada suaminya.

“Ck!” Gerry hanya berdecap kesal menanggapi pernyataan dari istrinya, sedangkan Arkan menagan tawa saat ayahnya tidak berkutik jika berhadapan dengan ibunya.

“Inikah keturanan William yang takut sama istri? Dasar cemen!” balas Arkan meledek ayahnya, sambil menahan tawa.

“Dasar berandalan! Beraninya kau meledekku!” umpat Gerry seraya menatap tajam putranya, ingin melemparkan sepatunya pada Arkan, akan tetapi tindakannya itu langsung dicegah oleh istrinya.

“Kenapa kalian ini selalu bertengkar terus sih? Sudah kayak singa sama kucing saja!” lerai Allegra pada anak dan suaminya.

“Papa yang mulai duluan!” ucap Arkan seraya menunjuk ayahnya, sedangkan Gerry melotot horor lalu melemparkan salah satu sepatunya ke arah Arkan, dan ..

Bugh!

Tepat sasaran, sepatunya mendarat tepat di wajah putranya.

“Arghhh! Sakit! “ pekik Arkan seraya melemparkan sapatu tersebut ke lantai.

Mika yang sejak tadi pura-pura koma pun menahan tawa sekuat tenaga saat mendengar perseteruan antara Opa dan Daddy-nya itu. 🤣

***

Nggak nyangka kalau 20 tahun yang lalu Tuan Park dan Rosita pernah anu 🥺

Jangan lupa like dan vote-nya yess 😘

1
Tutut Handayani
dokternya totalitas bgt😂😂😂😂
Tutut Handayani
😂😂😂😂😂😂😂
Tutut Handayani
😆😆😆😆😆😆
Syahrudin Denilo
mantab Arkan lanjutkan sampai locot
Syahrudin Denilo
begitulah kehidupan
Syahrudin Denilo
wow mantab nih tambah seru
Syahrudin Denilo
mantab
Syahrudin Denilo
jut lanjutkan
Syahrudin Denilo
mampus lu nyonya Park
Syahrudin Denilo
asik ada musuh
Syahrudin Denilo
waduh jadi detektif semua nih
Syahrudin Denilo
tuh harus jadi detektif dulu
Tutut Handayani
ruwatan mandi kembang 7 rupa 7 warna 7 rasa,😂😂😂😂
Syahrudin Denilo
waduh
Nining Komalasari
cilini dilim milik si risi jitih ki lintii dingin /Joyful//Joyful//Joyful/
Nining Komalasari
Emak bin Titan /Facepalm/
Adnia Stg
Luar biasa
Aan Nuraeni
Biasa
Aan Nuraeni
Lumayan
Dedi Dahrin
luarbiasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!