Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Kamu kenal dia?"
Tanya ara juga berbisik.
"Dia senior di sekolah kita dulu, termasuk pria paling populer, kamu mungkin lupa, karna hanya bertemu beberapa kali"
Jelas safa kembali berbisik.
Ara memutar otaknya, dia mencoba mengingat.
'Apa dia temannya ian? '
Batin ara, jantungnya berdegup lebih cepat saat mengingat mantan suaminya yang tidak ragu ragu membuangnya .
Ara menghela napas dalam berulang kali, dia tidak ingin membuat dirinya sendiri tertekan pada saat pertama kali menginjakkan kakinya kembali di negara kelahirannya, tidak peduli siapa itu ansen, dia harus memikirkan hal hal penting yang sudah di rencanakan sebelum kembali.
"Alia"
Panggil caesar, tangan pria itu menjangkau tangan ara, lalu di bawa ke hadapan ansen.
"Ansen, ini istriku, panggil dia kakak ipar"
Jelas caesar dengan wajah tegas.
Kemudian wajah caesar berubah lembut saat melihat ara
"Dia adik iparmu, panggil dia ansen"
Ucap caesar tenang.
' wahh, lihat dia, pura pura lembut, kalau aku tidak melihat kejadian itu, aku pasti juga akan tertipu '
Batin Ara melihat Caesar bicara lembut padanya.
Ara dan ansen berpandangan, sejenak mereka saling diam.
' Terdengar aneh kalau aku yang lebih tua memanggilnya kakak ipar '
Batin ansen.
' Adik ipar sebesar ini, ternyata aku benar benar menikahi seorang om om '
Batin ara.
"Kakak"
Sapa ansen dengan nada sopan.
' Hmmm, tidak buruk juga '
Ada sedikit rasa bangga karena memiliki adik ipar yang terlihat tampan dan sepertinya populer, dan sekarang pangkatnya lebih tinggi dari pria tinggi di depannya.
'He he he'
Ara tertawa senang dalam hati.
"Kalau begitu, aku panggil kamu a'an, itu panggilan kesayangan"
Ucap ara memberi keputusan.
Ansen membuka mulutnya ingin protes, tapi ara segera menggandeng lengan caesar dengan manja, wajah gadis itu seperti menantang ansen untuk membantah.
"Ti..tidak masalah kak"
Ansen tersenyum dengan wajah terpaksa.
' ha ha ha, ada gunanya juga status istri dari pria ini, bisa menaklukkan temannya ian sialan itu '
Ara menhan tawanya, ia merasa puas di hari pertama dia pulang.
"Kak kai, ayo pulang, mama menunggu kakak dan kakak ipar untuk makan malam"
Ajak ansen.
"Hemm, ayo pergi"
Caesar menarik lembut tangan ara yang masih menggandengnya.
"Bos, saya dan Safa akan pulang sendiri, anda pergilah dengan tuan muda"
Ucap richard sebelum caesar memasuki mobil.
"Baiklah"
Caesar menyetujuinya dengan mudah, dia tau Richard pasti akan merasa tidak enak jika dia ikut makan malam bersama keluarga atasannya, dia juga tidak ingin tangan kanan sekaligus sahabatnya berada di situasi canggung.
Satu jam perjalanan dari bandara akhirnya mereka sampai di rumah tepat jam enam sore, ara menahan tangan caesar yang hendak keluar dari mobil.
"Itu, caesar, apa ibumu.. ehhmmm itu, ibumu seperti apa?"
Ara bingung bagaimana harus bertanya apa ibunya caesar adalah mertua baik atau jahat, tapi jika mengatakannya terang terangan akan terdengar tidak sopan.
"Ibuku mirip sepertiku"
Caesar mengatakan itu mengarah pada wajah.
"Apa?"
Teriak ara kaget, dia mengartikan kalau sipat ibu mertua sama kejamnya seperti caesar.
"Ayo keluar"
Ajak caesar, kemudian dia membuka pintu mobil dan menutupnya kembali.
Ansen tertawa kecil saat melihat wajah pucat ara dari kaca spion.
"Habislah kakak ipar"
Setelah mengatakan itu ansen terkekeh sambil membuka pintu mobil, dia juga membukakan pintu mobil untuk ara, dengan wajah yang berusaha di netralkan, ara mengikuti belakang ansen, dan lagi lagi caesar berjalan sendiri di depan meninggalkan istrinya, membuat ara berdecak kesal.
"ck, kenapa dia itu sangat tidak peka"
Gerutu ara kesal, ia tidak peduli kalau kata katanya mungkin bisa di dengar oleh ansen, harusnya caesar mengajaknya masuk beriringan agar dia bisa mengatasi rasa gugupnya.
Grep
tampa aba aba ara menggandeng lengan ansen yang tangannya berada di kantong celana.
"apa ini maksudnya?"
Tanya Ansen, pria itu menghentikan langkahnya, begitu juga Ara.
Caesar yang sudah di depan pintu berbalik saat mendengar suara di belakangnya, matanya sedikit melotot dengan adegan mesra yang menyakitkan mata di depannya sekarang, ara menggandeng mesra tangan ansen, dan mereka sedang berpandangan, padahal ansen tidak suka kalau ada wanita yang sembarangan menyentuhnya.
"Alia"
Panggil Caesar, pria itu kembali menuruni tangga teras rumah dan mendekati kedua orang yang kini menatapnya dengan tatapan sama sama polos.
"lepaskan tangannya"
perintah caesar dengan suara di tekan, tapi ara malah semakin menempelkan tubuhnya semakin dekat.
"tidak mau, kau duluan saja, jangan pedulikan aku"
Jawab Ara tampa takut, lagi pula mereka sudah berada di negara yang aman dari kejahatan terang terangan, dan juga mereka berada di rumah keluarga Caesar, tidak mungkin pria itu berani menembaknya.
'tadi main tinggal, sekarang sudah mau marah'
batin ara yang kesal.
"sini"
Caesar membuka telapak tangannya ke arah ara dengan wajah super dinginnya.
ansen memutar bola matanya, ia merasa di tengah tengah peperangan singa dan kelinci.
"caesar, kamu tau kan ini pertama kalinya aku ketemu sama mertua, tapi kamu main jalan sendiri, dasar pria tua yang tidak peka"
akhirnya ara menyuarakan kegundahannya sekaligus memaki caesar, matanya dan caesar sama sama saling melotot.
"sudah, sudah, ayo masuk, nanti mama keluar"
Ansen menepis lembut tangan kakak iparnya, lalu berjalan terlebih dulu, pasti paman yang jaga gerbang sudah melapor pada mamanya melalui telpon kalau mereka sudah sampai, kalau mereka berlama lama diluar, maka sang mama yang akan keluar.
Caesar menangkap tangan ara lalu menyeretnya pelan.
"tunggu, tunggu dulu"
Ara melepaskan tangannya, lalu berkali kali menarik napas dalam, kedua tangannya bahkan ikut ke atas dan ke bawah mengikuti irama napasnya, caesar yabg melihat tingkah ara hanya bisa tercengang.
"apa wanita zaman sekarang sangat takut dengan ibu mertua?"
Tanya caesar sambil menyilangkan tangannya.
"kamu tidak mengerti, aku gugup kalau di tanya riwayat pendidikan dan riwayat hidup, tidak ada yang bagus dari istrimu ini, tuan caesar"
ucap ara dengan wajah dingin.
Caesar terdiam, sedikit banyak dia sudah tau tentang gadis yang kini menjadi istrinya, jika belum mengenalnya lebih dekat, orang orang akan berpikir buruk tentangnya, jika mendengar tentang gadis itu .
"mama bukan orang yang akan menanyakan hal hal seperti itu, tenanglah"
Caesar membuka pintu rumah, ia menggenggam erat tangan istrinya, baru saja mereka ingin melangkah masuk.
"kak kai"
Teriak seorang gadis yang berlari dari arah ruang makan dan langsung melompat ke dalam pelukan caesar, pria itu melepaskan genggaman tangan ara karena harus menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh.
wajah Ara terlihat bingung melihat kemesraan Caesar dengan seorang wanita, senyum pria itu terlihat sangat bahagia saat melihat gadis itu.
Ara menatap tangannya yang baru saja pria itu lepas.
'jika dia adik kandungmu, kamu akan baik baik saja, tapi kalau wanita itu tidak berhubungan darah denganmu..
Ara menatap dingin keduanya.