Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 17 Penolakan Ayasha
Ardi menghampiri Riana sebab mendengar suara barang jatuh.
"Kakak kenapa?" tanya Ardi pada Riana.
"Nggak apa-apa, Ar," ucap Riana lalu mengambil susu yang jatuh.
"Sini biar aku yang bayar."
Belum sempat Riana menolak, Ardi sudah merebut susu ditangannya dan membawanya kekasir untuk membayar.
Riana mengedarkan pandangan. Tadi Ia mendengar suara familiar seseorang namun saat mencarinya orang tersebut tidak ada.
"Ayo, Kak, pulang," ajak Ardi yang sudah selesai membayar.
"Iya, Ar."
...***...
Ayasha bersama Mira memeriksa CV pelamar kerja.
Satu persatu Ayasha membaca CV dan Mira yang menghubungi agar datang besok untuk interview.
"Sudah berapa orang yang kita hubungi untuk interview besok?" tanya Ayasha.
"Delapan orang, Bu," jawab Mira yang diangguki Ayasha.
Caffe milik Ayasha hanya membuka lowongan kerja untuk lima orang sementara CV yang Ayasha terima ada dua belas sehingga Ayasha harus menyeleksinya.
Tiba saatnya Ayasha memeriksa CV terakhir.
Namun kening Ayasha berkerut membaca CV dihadapannya.
"Inara Salsabila."
Lalu Ayasha membaca dengan lengkap CV milik Inara.
"Ini 'kan adiknya Ardi," gumam Ayasha.
Tertera pada CV itu bahwa Inara masih kuliah dan melamar pekerjaan paruh waktu.
Ayasha menoleh pada Mira.
"Mir, apa posisi paruh waktu di Ay'caffe masih ada?" tanya Ayasha sebab yang Ia tahu caffe miliknya hanya membutuhkan dua orang chef dan tiga orang waiters.
"Sudah tidak ada, Bu. Sejak enam bulan yang lalu Ay'caffe tidak mengerjakan pekerja paruh waktu lagi," jawab Mira membuat Ayasha berfikir sejenak.
Berdasarkan CV Inara yang Ayasha baca Inara memiliki pengalaman bekerja paruh waktu dibeberapa tempat. Inara juga memiliki nilai akademik yang tinggi. Terlebih Inara adalah adik Ardi yang sedang membutuhkan uang sehingga Ayasha tidak mungkin menolak Inara.
Sebisa mungkin Ayasha ingin membantu keluarga Ardi yang tengah kesulitan.
Ayasha memberikan CV Inara pada Mira.
"Namanya Inara. Dia melamar bekerja paruh waktu. Kamu aturkan posisi supaya dia bisa bekerja disini," titah Ayasha.
Mira mengambil CV milik Inara.
"Baik, Bu," ucap Mira lalu menghubungi Inara.
Setelah selesai Ayasha menyandarkan punggungnya dikursi.
Hari yang sangat melelahkan bagi Ayasha terlebih Ia mengingat Barra mendatangi kantor sang ayah.
Ayasha membuka ponselnya hendak menghubungi Brian sebab Brian tidak memberinya kabar.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu mengurungkan niat Ayasha menghubungi Brian.
"Masuk," titah Ayasha sebab Ia kira Mira yang mengetuk pintu.
Ayasha menegakkan tubuhnya saat melihat Ardi yang masuk kedalam ruangannya.
"Nona ini sudah jam delapan. Ayo Nona saya antar pulang," ucap Ardi membuat Ayasha melihat jam ditangannya.
"Tepat waktu sekali," ucap Ayasha sebab saat ini tepat pukul delapan malam.
"Sesuai perintah, saya menjemput Nona jam delapan malam," ucap Ardi yang diangguki Ayasha.
Ayasha lalu berkemas. Sambil berkemas Ia bertanya pada Ardi.
"Apa tadi kamu jadi kekantor?" tanya Ayasha.
"Tentu saja, Nona," jawab Ardi.
"Apa tadi Daddy sudah pulang?" tanya Ayasha lagi.
"Sudah, Nona. Pak Brian pulang sore tadi bersama sopir," jawab Ardi.
Ayasha menatap Ardi lalu mengangguk. Ia sudah selesai berkemas sehingga menghampiri Ardi dan berjalan lebih dulu menuruni anak tangga.
Caffe masih nampak ramai sebab biasa tutup pukul sebelas malam.
Ayasha menghentikan langkahnya saat tiba didepan mobil.
"Apa kita akan langsung pulang?" tanya Ayasha.
"Tentu saja, Nona," jawab Ardi.
"Apa kita nggak bisa ke mall dulu?" tanya Ayasha lagi.
"Lain kali saja. Ini sudah malam," jawab Ardi.
"Sebentar saja hanya untuk makan malam," pinta Ayasha namun ditolak oleh Ardi.
"Maaf, tidak bisa Nona. Saya harus segera mengantar Nona pulang," ucap Ardi lalu membuka pintu mobil.
"Silahkan masuk," ucap Ardi kemudian.
Ayasha menghembuskan nafas sebab tidak bisa membujuk Ardi agar menemaninya makan di mall.
Ayasha menutup pintu mobil yang Ardi buka lalu membuka sendiri pintu mobil bagian samping kemudi.
"Kenapa Nona duduk disini?" tanya Ardi heran sebab biasanya Ayasha duduk dikursi belakang.
"Hanya ingin," jawab Ayasha lalu menutup pintu.
Ardi menggeleng namun tidak bertanya lagi.
Membuka pintu bagian kemudi lalu Ardi masuk kedalam mobil dan mulai mengemudi.
Ardi hanya diam sebab fokus mengemudi membuat Ayasha menoleh padanya.
"Ardi, bisa nggak kalau kita sedang berdua kamu jangan panggil aku Nona," ucap Ayasha membuat Ardi menoleh sekilas pada Ayasha.
"Maaf, tidak bisa, Nona," ucap Ardi.
"Kenapa?" tanya Ayasha cemberut.
"Karena Nona putri pak Brian," jawab Ardi singkat.
"Tapi kita 'kan juga teman," ucap Ayasha.
"Saat bekerja tidak ada yang namanya teman. Kita tetap harus profesional," jelas Ardi.
Ayasha tidak puas dengan penjelasan Ardi. Bagi Ayasha Ardi bersikap seperti itu karena menghindarinya.
Tidak lama kemudian mobil yang Ardi kemudikan memasuki halaman rumah Ayasha dan Ardi memarkirkannya tepat didepan rumah.
"Makasih," ucap Ayasha setelah Ardi membukakan pintu.
Ardi hanya mengangguk lalu kembali kedalam mobil dan meninggalkan rumah Ayasha.
Ayasha menutup gorden setelah melihat mobil Ardi meninggalkan rumahnya.
Saat hendak berbalik Ia terkejut sebab sang ibu ada dibelakangnya.
"Apa Ardi sudah pulang?" tanya Savana.
"Sudah, Mom," jawab Ayasha lalu mencium tangan Savana dan dibalas Savana usapan pada kepala Ayasha.
"Kenapa pulangnya malam sekali?" tanya Savana.
Ia khawatir pada Ayasha yang belum pulang sehingga kesulitan untuk tidur.
"Pekerjaanku baru selesai, Mom. Mommy kenapa belum tidur?" tanya Ayasha.
"Mommy nungguin kamu pulang. Kamu sudah makan belum?" tanya Savana.
"Belum, Mom," jawab Ayasha sambil menggeleng.
"Kalau begitu makan dulu. Ayo Mommy temani," ajak Savana namun Ayasha menahan tangannya.
"Nanti saja, Mom, aku makan dikamar," ucap Ayasha.
"Kalau begitu Mommy juga ke kamar Mommy, ya, Sayang," ucap Savana.
"Iya, Mom. Ayo aku antar Mommy kekamar."
Ayasha menggandeng tangan Savana lalu berjalan bersama menuju kamar.
Ayasha membukakan pintu kamar Savana dan membantu sang ibu istirahat.
Disana Ayasha mengedarkan pandangan mencari keberadaan Brian namun Ia tidak melihat keberadaan sang ayah disana.
"Daddy kemana, Mom?" tanya Ayasha.
"Daddy-mu masih diruang kerjanya," jawab Savana yang diangguki Ayasha.
Ayasha keluar dari kamar Savana tidak langsung kekamarnya melainkan keruang kerja sang ayah.
Membuka pintu pelan-pelan, Ayasha masuk kedalam ruang kerja sang ayah.
Disana Brian tengah menyandarkan punggungnya pada kursi dengan mata terpejam dan pakaian kerja yang belum diganti.
"Daddy," panggil Ayasha membuat Brian membuka matanya.
Brian bukan sedang tidur melainkan sedang berfikir bagaimana caranya Ayasha tidak bertunangan dengan Barra namun perusahaan tetap baik-baik saja.
"Bagaimana, Daddy, apa Barra mau membatalkan pertunangan?" tanya Ayasha yang sudah masuk kedalam ruang kerja sang ayah.
"Maaf, Ayasha, kamu dan Barra harus tetap bertunangan," ucap Brian merasa bersalah.
"Nggak, Daddy, Barra sudah selingkuh. Aku nggak mau tunangan sama dia," tolak Ayasha.
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..