Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Kerena terlalu banyak berpikiran yang tidak-tidak, Ayunda sampai tidak mendengar jika tadi bu Mirna menyuruhnya ke ruangan manager sambil membawa alat kebersihannya.
Ayunda masuk ke ruangan manager setelah mengetuk pintu. Dan Ayunda begitu terkejut melihat ruangan itu kembali berantakan. Padahal tadi pagi sudah dia bersihkan sebersih-bersihnya.
"Permisi, pak." sapa Ayunda sebelum memulai pekerjaannya.
Pertama-tama Ayunda mengumpulkan kertas dan sampah yang berserakan di lantai. Setelah itu dia mulai mengepel lantai yang lengket seperti terkena tumpahan es krim.
Ayunda merasa bingung mengapa ruangan sang manager jadi sekotor ini, sampai dia melihat seorang bocah perempuan yang sedang tertidur di sofa.
Mungkin dia si biang keroknya. Batin Ayunda.
Ayunda pun melanjutkan lagi mengepel lantai.
"Kamu tolong jagakan Aira sebentar. Karena saya harus pergi. Ada urusan mendadak." kata Pak Surya tiba-tiba yang membuat Ayunda bingung.
"Dia putri ku, Aira." kata Pak Surya sambil melihat ke arah sofa seolah menjawab kebingungan Ayunda.
"Oh. Baik, pak." jawab Ayunda langsung menyetujui.
Ayunda tidak mungkin menolak perintah atasannya, setelah tadi pagi dia sudah membuat kesalahan pada sang manager.
Surya Gumilang, seorang duda anak satu yang berusia dua puluh sembilan tahun. Istrinya meninggal dunia dua tahun lalu karena sakit kanker yang di deritanya. Saat itu Aira, putri mereka satu-satunya baru berusia satu tahun.
Setelah Pak Surya pergi, Ayunda pun langsung mendekati sofa dan duduk di lantai. Dia menatap gadis kecil yang bernama Aira itu. Bocah itu terlihat cantik dan lucu. Benarkah dia anaknya pak Surya?
Managernya itu terlihat masih sangat muda, tapi sudah punya anak yang berusia tiga tahunan. Karena tidak melakukan kegiatan apa pun, membuat Ayunda di serang kantuk yang tidak tertahankan. Akhirnya dia pun ikut tertidur.
"Mama, mama, mama!"
Sebuah suara kecil membangunkan Ayunda dari tidurnya. Dan alangkah terkejutnya Ayunda ketika mendapati dirinya sedang tertidur di atas sofa sambil memeluk Aira.
"Yey mama cudah bagun." kata gadis kecil itu dengan bahasa cadelnya.
Ayunda yang masih terkejut langsung membangunkan tubuhnya. Hal pertama yang membuat dia terkejut karena Aira memanggilnya mama dan yang kedua Ayunda terkejut karena ternyata sang manager sudah kembali.
Habis kau hari ini Ayunda. Batin Ayunda merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya tertidur di ruangan manager.
"Aira duduk di sini, ya. Kakak mau pergi dulu." kata Ayunda buru-buru menurunkan Aira dari pelukannya. Kemudian Ayunda segera berdiri.
"Ma maaf Pak, saya ketiduran." Ayunda meminta maaf sambil menundukkan kepala. Ini kesalahan kedua yang dia lakukan di hari pertamanya bekerja.
"Hem, kamu boleh keluar. Terima kasih sudah menjagakan Aira." balas Pak Surya.
Huh, syukurlah Pak Surya tidak marah.
Ayunda pun keluar dari ruangan sang manager sambil membawa alat-alat kebersihannya. Saat akan keluar, Ayunda mendengar jika Aira merengek pada pada papanya untuk ikut dengannya.
"Ayunda kau dari mana saja?" tanya bu Mirna yang sejak tadi tidak melihat Ayunda.
Ini sudah lewat jam makan siang. Itu Artinya sudah satu jam lebih Ayunda di ruangan Pak Surya.
"Maaf Bu, tadi Pak Surya meminta saya menjaga putrinya yang sedang tidur. Karena beliau ada urusan di luar." jawab Ayunda apa adanya.
Seandainya bu Mirna tau jika dia juga ikut tertidur, bisa habis dia di marah habis-habisan.
"Sekarang kamu bersihkan kamar di lantai dua." perintah bu Mirna.
"Baik, bu."
*
"Sampai kapan kau akan seperti ini?" suara seseorang mengalihkan perhatian Revan dari buku yang di bacanya.
"Kau itu masih bisa berjalan jika kau mau menjalani pengobatan." kata pria itu yang berjalan mendekati Revan.
"Sebaiknya kau pergi saja jika kedatangan mu hanya untuk membujuk ku." balas Revan malas.
Dia tidak tertarik sama sekali membicarakan tentang pengobatannya. Sudah banyak saudara dan teman-temannya datang menasehati Revan agar mau melakukan pengobatan. Namun tak ada satu orang pun yang berhasil. Hari ini giliran kakak sepupunya yang datang, Melvin Putra.
"Kau salah. Kedatangan ku bukan untuk itu." kata Melvin sambil mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di kamar Revan.
Revan menatap Melvin seolah bertanya 'jadi untuk apa kau datang kemari ?'
"Aku hanya ingin menyampaikan pada mu jika orang yang menabrak mu sudah mendapatkan hukuman yang setimpal." ucap Melvin.
Ya, kemarin Raya sudah menjalani sidang terakhirnya dan dia jatuhi hukuman dua puluh tahun penjara. Meski Raya sempat melarikan setelah menabrak Revan, tapi orang-orang suruhan Melvin berhasil menangkapnya.
Tak hanya itu, Melvin juga sudah membuat keluarga Raya jatuh miskin. Reno, ayah Raya juga menjadi tersangka kasus korupsi. Hal itu Melvin lakukan agar Reno tak bisa lagi melindungi kejahatan yang Raya lakukan.
"Terima kasih." balas Revan datar.
"Sekarang kau boleh pergi." lanjut Revan yang kembali membaca bukunya.
"Masih ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan. " kata Melvin yang masih tidak beranjak, tapi Revan hanya mengabaikan.
"Tentang gadis yang tinggal di apartemen mu." kata Melvin lagi yang berhasil membuat Revan menoleh.
\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa untuk selalu like dan komen ya🤗
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya