Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.
Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.
"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."
Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.
Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.
Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.
Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyesal
Sementara itu, di tempat lain,tepatnya di sebuah hotel mewah di salah satu kamar yang sudah dihias bak pengantin baru dengan aroma lilin dan juga bunga-bunga yang bertaburan, membuat siapa saja pasti akan terpesona. Dan berpikir bahwa malam itu akan menjadi malam yang sangat romantis dan juga malam yang panjang, bagi kedua insan yang baru saja merayakan resepsi pernikahan.
Rere baru saja selesai membersihkan dirinya, sementara itu Ivan sedang termenung di balkon kamar sambil menatap gelapnya malam.
Ingatannya kembali kepada Naina, saat wanita itu datang bersama dengan seorang pria. Tapi yang membuat Ivan merasa menyesal adalah, karena penampilan Naina sekarang benar-benar sangat perfect. Walaupun badannya masih terlihat gemuk, tapi gemuk yang ideal, tidak seperti kemarin-kemarin yang bantet seperti adonan kue yang gagal.
'Dia benar-benar sudah berubah cantik. Dan memiliki tubuh profesional. Sayang, sekarang aku sudah menikah dengan Rere. Tapi apakah pria itu memang benar-benar pacarnya Naina? Apakah secepat itu dia melupakanku dan mendapatkan pengganti diriku?' batin Ivan bertanya-tanya.
Rasanya dia masih belum percaya jika Reno adalah pacar Naina. Dia tidak menyangka, jika Naina bisa melupakannya secepat itu. Bahkan mereka baru satu bulan lebih berpisah, tapi Naina sudah mendapatkan pengganti dirinya.
Karena setahu Ivan, Naina begitu sangat mencintainya. Karena Ivan juga adalah cinta pertama Naina, jadi sangat mustahil jika Naina bisa melupakannya begitu saja.
"Sayang, kamu lagi apa? Kok malah melamun di balkon sih?" tanya Rere sambil memeluk tubuh Ivan dari belakang.
Selepas mandi dia tidak melihat Ivan di kamar, dan seketika tatapannya mengarah kepada pintu balkon yang terbuka, ternyata Ivan sedang ada di sana. Tapi dahi Rere mengkerut heran, saat melihat suaminya tengah melamun, entah apa yang dipikirkan oleh Ivan?
"Nggak papa, kok kamu sudah mandinya? Ya udah, kalau gitu aku mandi dulu ya," jawab Ivan sambil melepaskan tangan Rere yang melingkar di perutnya.
Wanita itu hanya menatap kepergian suaminya dan hilang di balik pintu kamar mandi. Rere yakin, jika Ivan pasti tengah memikirkan Naina.
Tidak dia pungkiri, ada secercah rasa iri di dalam hatinya karena melihat penampilan Nain sekarang yang Glow up. Bahkan bisa dibilang, tubuh Naina bisa memancing nafsu para pria.
"Apa Mas Ivan sedang memikirkan gadis gendut itu? Lihat saja! Kalau sampai dia memang memikirkan Naina, aku tidak akan segan-segan kasih pelajaran pada wanita itu! Tidak ada bosan-bosannya dia mengusik hubunganku dengan Mas Ivan?! Aku tidak akan membiarkan Mas Ivan kembali kepadanya!" gumam Rere dengan kesal.
Tpi seketika ingatannya kembali ke Reno. Di mana pria itu berjalan bersama dengan Naina. Tidak Rere pungkiri, melihat Reno sekarang memang dia memiliki ketampanan yang sempurna. Bisa dibilang lebih sempurna dari Ivan, walaupun kulit Reno sawo matang. Namun itu menjadi ciri khas bagi seorang cowok yang gentleman.
"Apakah mereka benar-benar pacaran?" Rere bermonolog pada dirinya sendiri. "Ah biarkan saja, mau mereka pacaran kek, mau tidak kek? Urusannya apa denganku? Lagi pula, mereka sama-sama kere. Jadi cocok saja miskin dengan miskin, dan jelek dengan jelek," ujar Rere kembali.
Kemudian dia masuk ke dalam kamar, menghias dirinya menggunakan lingerie berwarna merah menyala. Marena Rere tahu, malam ini dia akan menghabiskan malam yang panjang bersama dengan Ivan. Dan Rere tidak ingin melewatkan malam itu. Dia akan membuat Ivan terlena dengan servisannya, dan dia tidak akan membiarkan Ivan mengingat Naina kembali.
.
.
Pagi telah tiba, saat ini Naina tengah membantu sang ibu untuk membuat sarapan. Dia hanya mempunyai waktu tiga hari berada di Jakarta, dan besok Naina sudah harus pulang kembali ke Jogja bersama dengan Reno.
"Bagaimana sayang, kamu bekerja di sana apa nyaman?" tanya Bu Linda di sela-sela masaknya.
"Iya Bu, Naina nyaman kok tinggal di sana. Apalagi kerjaannya juga tidak terlalu berat. Sesekali ibu dan juga Mahra harus pergi ke sana. Nanti Naina ajak kalian berjalan-jalan di kota Malioboro, karena di sana banyak tempat wisata," ucap Naina sambil memeluk tubuh ibunya dari samping lalu mengecup pipinya.
BERSAMBUNG.....