bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulung kencono?
Sementara itu di pinggiran pantai, sekelompok orang sedang bersenang-senang di sekitaran api unggun.
Mereka ini tentu saja Arjuna, Bambang, Roni, dan semua pelayan yang bekerja di villa ini.
Karena truk box yang seharusnya membawa makanan tidak bisa masuk ke sini, akibat stok makanan menipis membuat semua orang memutar otak.
Alhasil mereka semuanya berburu makanan di lautan, ada yang mencari gurita, ada yang mencari ikan yang terjenak di karang, dan ada juga yang memancing. Untung saja ada koki senior di sini, sehingga dia bisa membedakan mana hewan laut yang beracun dan mana hewan laut yang bisa di makan.
Tentu saja Arjuna ikut dalam perburuan ini, malahan sekarang Arjuna terlihat sangat bahagia, karena bisa bersenang-senang dengan semua orang.
Sementara itu Roni yang duduk di samping Bambang berucap, "Tuan, sata benar-benar khawatir."
Bambang dengan santai menjawab, "memangnya apa yang kamu khawatirkan?"
Roni dengan gugup berucap, "tuan anda pasti merasakan aura mistis yang berada di sekitar tempat ini semakin menguat, bukan? Tidak lama lagi akan terjadi hal besar di tempat ini, dan pastinya akan banyak orang gila nan sakti yang datang ke tempat ini..."
"Hehe.." Bambang tertawa ketika mendengar ucapan Roni, "kamu mengkahwatirkan hal yang tidak perlu.."
Roni masih memasang ekspresi bingung.
Kemudian Bambang menambahkan, "kamu harus tahu roni, Tuan Arjuna adalah Tuan Tiada Tanding selama Tuan Arjuna berada di sini, walaupun kita di kepung orang sakti kita akan tetap aman."
"Yang penting kamu harus ingat satu hal. Tuan Arjuna adalah Tuan Tiada Tanding yang sedang menjalani hidup menjadi manusia biasa. Oleh karena itu kamu harus memperlakukan Tuan Arjuna layaknya orang biasa, jangan tunjukan hal spesial, atau jangan memamerkan kesaktian apa pun di depan Tuan Arjuna. kamu hanya di anggap orang gila apabila melakukan itu."
Roni yang mendengar hal itu semakin gelisah. Kemudian dia melihat Tuan Arjuna yang sedang membuat bakaran cumi.
Di lihat dari sudut pandang mana pun pria itu hanyalah pria biasa yang tidak memiliki kesaktian apapun. Bagaimana mungkin manusia biasa bisa menjadi Tuan Tiada Tanding?
Akal Roni benar-benar tidak bisa menerima hal ini.
Bambang melihat ekspresi roni, bambang hanya mengangguk pelan, dia memaklumi ekspresi Roni, bagaimana pun juga akting Tuan Arjuna terlalu realistis.
Sementara itu di kejauhan terlihat seorang wanita dengan jubah san tudung sedang mengamati orang-orang yang berada di sekitaran api unggun. Dia adalah Sekar, anak buah Pradipta yang mengajukan diri untuk menyelidiki sosok sakti yang memukuli Tuan Surya.
Wajah di balik tudung ini menunjukan ekspresi kebingungan, ketika dia tidak melihat adanya orang yang sangat sakti di kelompok itu.
Sebelum ini Sekar sudah mencari di dalam villa, sekitar villa, hingga akhirnya pinggiran pantai ini. Namun seberapa kuat sekar mencoba mencari keberadaan sosok sakti itu sekar sama sekali tidak bisa menemukannya.
"Hanya sekumpulan sampah? Lalu di mana Sosok mengerikan yang memukuli Tuan Surya?" Tanya Sekar dengan kebingungan.
Di sini dia hanya menemukan sekumpulan sampah, ya walaupun ada beberapa yang kuat seperti bambang dan roni, namun tetap saja di matanya bambang dan semuanya hanyalah sekumpulan sampah.
"Sepertinya aku harus membunuh mereka semua agar sosok mengerikan itu mau keluar.." batin sekar. namun ketika sekar baru melangkahkan satu kakinya matanya tidak sengaja menangkap sebuah parang panjang yang masih tersarung tidak jauh dari seorang pemuda lemah.
"Loh? Bukankah itu pusaka parang panjang milik Tuan Surya?" Batin sekar dengan kaget, "aku harus cepat membunuh semua orang yang ada di tempat ini, dan melaporkan kepada Tuan Pradipta, sehingga Tuan Surya bisa mendapatkan kembali pusakanya dan kesaktiannya..."
Tepat ketika sekar hendak melakukan Aksinya seorang pelayan menghampiri Arjuna, "pak, ini pesanan anda..."
"Nah ini yang ku tunggu tunggu! Pantai tidak akan sempurna apabila tidak ada kelapa Muda!" Ucap Arjuna.
Kemudian Arjuna mengambil parang yang di sita dari begal sialan itu dan langsung menghunuskannya (mengeluarkan dari sarungnya)
Sring!!
Suara nyaring langsung menyertai ketika Arjuna mencabut parang itu sari sarungnya. Seketika itu juga Aura yang ada di tempat ini berubah seratus delapan puluh derajat. Tempat ini langsung di penuhi dengan hawa membunuh yang sangat kuat dan menekan semua orang.
Crok!
Arjuna langsung mengayunkan parangnya untuk mengupas kelapa muda.
Semua orang di sini menelan ludah dengan ekspresi ngeri dan kaget, tentu saja yang paling kaget adalah Roni.
Roni yang duduk bersama Bambang terlihat gemetar ketakutan. Wajahnya di penuhi dengan keringat dingin.
Siapa sangka prang yang di bawa oleh pria biasa ini merupakan pusaka dengan hawa membunuh yang sangat kuat. Fenomena hawa membunuh seperti ini jelas parang itu merupakan pusaka hidup.
Dan yang lebih parahnya lagi parang pusaka yang seharusnya diperlakukan dengan penuh hormat dan di puja, kini harus menjadi parang biasa untuk mengupas kelapa muda!
Roni menjadi bertanya tanya dalam hatinya, seberapa kuat Tuan Arjuna sehingga hanya mengupas kelapa muda saja harus menggunakan parang pusaka?
Melihat roni yang kaget, bambang langsung tersenyum bangga, "tenanglah, yang kamu lihat ini hanyalah hal remeh, semakin lama kamu bersama dengan Tuan Arjuna, semakin kamu yakin bahwa Tuan Arjuna adalah Tuan Tiada Tanding yang sesungguhnya..." ucap Bambang sambil membusungkan dadanya dengan bangga..
sementara itu tidak jauh dari tempat ini terkihat sekar yang menjatuhkan lututnya dengan posisi wajah tertunduk kesakitan.
Hawa membunuh yang di keluarkan parang itu entah mengapa menekan sekar dengan sangat kuat. Yang di rasakan sekar berbeda dengan yang di rasakan orang lain.
Sekar merasakan perasaan penuh horor di sertai rasa sakit yang sangat kuat di dalam jiwanya...
Maklum saja Sekar datang tidak dengan niat yang baik, "i... ini tidak mungkin!" Dia gugup merasakan tekanan ini. Sudah berkali-kali dia melihat Tuan Surya beraksi dengan parang panjang itu, namun dia belum pernah sekalipun melihat kekuatan penuh dari parang itu. Dan baru kali ini dia melihatnya..
Sekar menelan ludahnya dengan ngeri, pemuda yang tampak sangat lemah ini pasti tidak lain tidak bukan adalah sosok mengerikan yang di maksud!
"Ti... tidak! Ini tidak lagi sosok mengerikan, ini di atasnya! Ini sangat berbahaya!" batin sekar dengan ekspresi ketakutan.
Tiba tiba Arjuna menoleh memandangi semua pelayan yang sedang menatapnya, "hei, apakah kalian mau?" Tanya Arjuna yang menawari mereka semua. Mumpung kelapa mudanya masih sangat banyak dan parang yang di sitanya ternyata sangat tajam, mengapa Arjuna tidak menawarinya?
Di tawari oleh Tuan hebat seperti ini mana mungkin mereka menolak, mereka langsung menganggukan kepalanya.
Di tempat sekar...
"Ini kesempatan..." ucap sekar dengan cepat sekar berusaha membalikan badannya. Meskipun sangat sakit dan melukai jiwanya sekar tetap memaksa.dengan cepat dia pergi dari tempat ini.
Sementara Arjuna yang sedang mengupas kelapa muda untuk para pelayan menghentikan aktifitasnya sejenak, dia menoleh ke arah tempat sekar tadi, dia tersenyum tipis, "pulung kencono..." batinnya.
apa udahan ceritanya...?