Mencari Gadis Penyelamatku....!!

"Maaf Kak"

"Kalaupun ada yang harus berakhir, itu adalah saya" Ucap Rayhan terdengar getir buat Eliza.

"Tidak ada yang boleh berakhir. Mari kita berjuang bersama-sama Kak. Hanya tuhan yang berhak mengakhiri hidup seseorang. Oke" Ucap Eliza tersenyum.

Senyum yang sama saat ia menolongku dari kecelakaan itu.

Eliza melajukan mobil Rayhan dengan kecepatan tinggi, satu-satu nya tujuan ia adalah tempat sepi yang jauh dari pemukiman. Mobil itu melewati jalan perbukitan. Rayhan sungguh kaget melihat gaya Eliza menyetir mobil sangat lihai.

" Berapa menit lagi Kak? " tanya Eliza ketika sudah sampai pada tempat yang sunyi sudah jauh dari pemukiman melewati jalanan seperti hutan.

"Dua menit lagi El" Ucap Rayhan. Eliza melihat jurang di depannya. Ia ingin memberhentikan mobil Rayhan dan membuang tas itu kedalam jurang itu. "Ya Allah, apalagi ini" Rem mobil Rayhan blong.

"Keluar Kak, rem nya blong" Teriak Eliza.

"Kita keluar sama-sama El" Ucap Rayhan.

Dengan susah payah dan dalam waktu yang singkat keduanya berhasil keluar dari mobil. Mobil terus melaju masuk ke dalam jurang.

BOOOM.......

Mobil itu meledak.

"Eliza...!!!!" Teriak Rayhan berlari menghapiri Eliza yang ternyata bergelayut berpegang pada pinggiran tanah akan terjatuh kejurang. Tangan Eliza sudah tidak bisa bertahan, akhirnya terlepas pada pegangannya sebelum sempat Rayhan menolong.

Eliza memejamkan mata, ia sudah pasrah dengan tubuhnya yang jatuh kedalam jurang.

Bluuugk.......

Aku merasakan pelukan hangat mama, saat tubuhku jatuh ke dasar jurang, sempat terasa perih saat tubuhku terkena berbagai ranting pohon. Tapi aneh aku merasa tubuhku seperti jatuh disebuah kasur yang empuk, nyaman rasanya. Apa tuhan meringankan sakitku saat menghadapnya. Apa aku sudah berada di surga untuk bertemu mama.

Eliza membuka mata, "Ternyata aku masih hidup" Gumannya pelan. Tampak semua gelap karena ini sudah malam dan ia berada di dasar jurang. Ia meraba-raba merasakan sebuah wajah yang ia sentuh.

"Haaaaah, Kak Ray......!!!!!" Teriak Eliza melihat samar-samar Rayhan berada di bawah tubuhnya. Rayhan ikut lompat mendekap tubuh Eliza melindunginya saat terjatuh ke jurang sehingga ia yang terluka.

" Kak, bangun" Teriak Eliza panik sambil memukul-mukul pipi Rayhan agar sadar membuka mata. Eliza berteriak memeluk tubuh Rayhan.

"Hei, jangan berteriak. Saya belum mati" Guman pelan Rayhan membuat Eliza menghentikan teriakkannya. Rayhan mengambil hp di sakunya dan menyalakan lampu hp.

"Kakak tidak apa-apa?" Tanya Eliza membantu membangunkan Rayhan untuk duduk bersandar di sebuah pohon.

"Auw" terlihat Rayhan menahan sakit saat tangan Eliza menyentuh punggungnya.

"Punggung Kakak berdarah, lukanya lumayan parah Kak?" Eliza tampak sangat khawatir.

" Tidak apa-apa, luka ini tidak seberapa jika di banding saya harus kehilanganmu" Ucap Rayhan memegang tangan Eliza. "Lain kali jangan mengorbankan dirimu untuk saya, biarkan saya yang melindungimu" Pinta Rayhan tulus, dia tidak ingin kehilangan Eliza.

" Oh iya, kamu belum jelasin apa yang sebenarnya terjadi? " Tanya Rayhan menatap Eliza.

"Selama ini ada yang ingin menghancurkan dan merebut perusahaan kakak. Tadinya aku berpikir mbak Erny, bu yola dan pak Randy berkerjasama untuk memalsukan laporan perusahaan kakak untuk kepentingan mereka masing-masing tapi aku salah ternyata ada seseorang di balik ketiga orang itu yang ingin membunuh kakak, menghancurkan dan menguasai perusahaan kakak"

"Dan kecelakaan yang terjadi pada kakak waktu itu disegaja. Pak Randy yang merusak rem mobil kakak waktu itu dan sama hal dengan saat ini, bom waktu itu juga pak Randy yang menaruh tapi itu semua atas perintah seseorang" Jelas Eliza pada Rayhan.

"Dari mana kamu bisa tahu?" Tanya Rayhan mengernyit.

"Tadi di kantor, Eliza dengar percakapan pak Rendy di ponsel dengan seseorang dan Eliza sengaja pulang kerja ngikutin pak Rendy yang janjian bertemu dengan orang itu lalu mendengar semua percakapan mereka tentang kejahatan mereka selama ini pada kak Ray" Ucap Eliza menjelaskan yang seketi mendapat sentilan halus di dahinya dari Rayhan.

"Lain kali jangan pernah melakukan apapun yang membahayakan dirimu El sayang, saya tidak mau terjadi apa-apa sama kamu" Ucap Rayhan menatap kekasihnya yang mengusap-usap dahinya dengan bibir mencebik.

"Eliza kan penasaran kak dan ingin tahu siapa yang jahatin kak Ray selama ini" Sewot Eliza membuat Rayhan tersenyum gemas kemudian tangannya terangkat ikut mengusap-usap dahi Eliza yang sebenarnya tidak merasa sakit karena Rayhan menyentilnya dengan pelan.

" Apa kamu tahu siapa orangnya?"

" Aku tidak bisa melihat wajahnya kak, tapi aku bisa mengenali suaranya dan pak Randy memanggil orang itu...tuan Ron. Apa kakak kenal?" Rayhan tampak berpikir.

" Ron"