Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Bagas memenuhi janjinya mengantar Lina pulang ke kampung halamannya. Bagas menyetir sendiri karna ingin menikmati waktu bertiga dengan kekasihnya.
"Kita istirahat dulu, yang."
"Tuan, capek ya?" tanya Lina saat melihat wajah lelah majikannya.
"Lumayan." jawab Bagas sambil tersenyum samar.
"Mestinya tadi biar sopir aja yang anter, tuan ngeyel nyetir sendiri gini jadinya." omel Lina.
"Kalau tadi sopir yang anter kita, kita ga bakal bisa bebas yang. Aku cuma butuh energi dari kamu dijamin capeknya hilang." goda Bagas sambil menaik turunkan alisnya.
"Emang ada kaya gitu?"
"Ada, yang."
"Caranya bagaimana, tuan?" tanya Lina polos.
Wajah Bagas makin lama makin dekat dan langsung melahap bibir gadis itu. Lina sudah bisa membalas perlakuan Bagas walau masih kaku membuat Bagas merasa senang.
Untung Bima tengah tidur nyeyak di bangku tengah setelah menghabiskan susunya. Bagas seperti orang gila mengobrak arik mulut Lina dan tangannya juga tak tinggal diam mencari berada favoritnya di balik baju Lina. Kancing baju bagian atas Lina sudah terbuka dan memampangkan gunung kembar yang masih tertutup kacamata bewarna merah.
Desakan lolos begitu saja dari mulut gadis itu saat Bagas mengisap puting bewarna merah jambu. Tubuhnya bergetar hebat, ada sensasi lebih dahsyat dari sebelumnya.
Bagas sudah hilang kewaranya ingin meminta lebih pada kekasihnya.
"Jangan tuan, saya belum siap?" tolak Lina tegas.
"Saya ingin memiliki kamu utuh sayang, saya menginginkan kamu." ujar Bagas sudah di bakar gairah.
"Maaf kalau untuk itu saya tidak bisa tuan, saya mau suami saya yang mendapatkannya. Tapi kalau tuan mau seperti biasa saja yang kita lakukan."
"Rasanya beda sayang, aku akan membawa kamu terbang melayang jauh lebih nikmat dari sebelumnya." rayu Bagas.
"Saya tidak bisa tuan." Bagas langsung menghentikan gerilyanya di tubuh kekasihnya. Ia duduk bersandar di kursi dengan pandangan lurus kedepan. Ada kekecewaan saat Lina menolaknya.
"Tuan marah ya?" tanya Lina takut - takut.
"Ngapain saya marah, itu haknya kamu menolaknya." jawab Bagas tanpa menoleh pada Lina.
"Tuan, maaf." ucap Lina ada rasa bersalah saat menolak permintaan majikannya tapi ia tidak mau menyerahkan kehormatannya tanpa adanya ikatan yang sah. Walau selama ini ia telah banyak berbuat dosa tapi untuk yang satu itu ia belum siap.
Perjalanan kembali di lanjutkan, Bagas tak lagi banyak bicara. Hanya akan berbicara saat ia tidak tau arah mana yang kan ia tuju untuk sampai di kampung Lina.
Beberapa jam berlalu akhirnya mereka samapi juga di kampung Lina. Hamparan sawah bak permadani nan hijau menyejukkan mata. Bagas sesat merasa kagum dan menikmati udara nan sejuk yang tak pernah ia temui selama ini.
"Tuan, nanti didepan kita belok kanan ya. Bangunan paling ujung itu rumah saya." Lina memberi arahan pada majikannya.
Mobil Bagas berhenti di sebuah rumah yang sederhana. Sesaat Bagas termangu memandang sekeliling. Betapa menyedihkan rumah kekasihnya. Tak salah di usianya yang masih terbilang muda mau bekerja jadi pengasuh putranya.
Lina turun dari mobil sambil menggendong Bima menuju rumahnya. Sedangkan Bagas masih duduk di belakang kemudi. Nampak beberapa tetangga memandang tanpa mata berkedip pada mobil yang terparkir di depan rumah Lina. Apalagi saat melihat Lina turun sambil menggendong seorang bayi, kasuk kusuk mulai ramai terdengar.
...****************...
Assalamualaikum kk,terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏🙏
@ima Susanti