NovelToon NovelToon
Pacaran Setelah Menikah

Pacaran Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:242
Nilai: 5
Nama Author: Angguni

Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah Penolakan

"Boleh aku duduk di sini? "

Desi mengalihkan pandangan ke arah suara yang dia kenao. Ngapain dih orang ini?

"Mas, duduk aja gak papa... santai aja kali".Desi belum sempat melarang Wulan mempersilahkan dengan entengnya. Tidak ingin ambil pusing, Desi kembali menunduk menikmati makanannya dengan lahap, sebelum nafsu makanannya benar-benar hilang.

" Pelan-pelan, Desi'.

Desi meneruskan makan tanpa berniat menanggapi ucapan Bobby. Bobby tidak protes, malah terdengar tawa Bobby dan Wulan.

Mereka seperti sudah kenal dekat. Sepertinya ada yang di sembunyikan dari aku deh!

"Mas Bobby jadi ambil kedokteran? "

Suara Wulan mengagetkan Desi. Desi lebih tahu tentang Bobby, bahkan Desi tidak tahu Bobby ke sini mau apa.

Dia mau ambil kedokteran ya? Calon dokter muda? Terus aku gimana? Hwaaaa, bundaaaaa! Semakin terhempas sudah putri imutmu ini.

Bobby dan Wulan berbincang dengan seru. Makanan sudah habis sejak sejam lalu, tapi Wulan belum mau beranjak dari sini. Telinga Desi sudah sangat panas, bahkan Wulan dan Bobby sangat akrab. Sangat akrab! Bagaimana mungkin?

Sebegitu mengerikannya Desi sampai Bobby cuek bebek sementara dengan Wulan bisa sehangat ini?

Desi sempat melihat Bobby dengan gemes mencubit pipi Wulan sambil tertawa tawa.

Astaghfirullah, sepertinya udara di sini habis di hidup mereka berdua, aku butuh udara segarr.. Aku keluar duluan. Kalau kalian udah selesai, aku ada di taman yang tadi Lan.

Desi menahan tawa geli. Entahlah, sebahagia itukah dia bersama Bobby?

Ya Allah, kuatkan hamba....

Taman ini seperti kedap udara. Air mata tak terasa kembali menetes. Desi tidak menyangka, Setelah penolakannya kemarin, justru sekarang Bobby mendekati sepupu Desi. Desi juga tak mungkin menghancurkan kebahagiaan Wulan. Biarlah seperti ini. Perlahan Desi pasti terbiasa.

Setelah sejam menunggu, Wulan tidak juga datang. Desi putuskan untuk pulang saja.

Mungkin Wulan sedang asyik dengan Bobby. Tak sepantasnya aku menganggu mereka?

Selesai makan malam, Desi pamit pada tante dan om untuk kembali ke kamar Wulan. Desi ingin belajar untuk tes besok sekaligus menenangkan diri.

Matanya memang terfokus pada buku, pikirannya menerawang jauh. Semakin kacau saja pikiran Desi.

Drrtt.... drrtt.... drrtt!

Benda mungil itu bergetar, menandakan ada pesan masuk. Desi segera mengeceknya, ternyata dari Bobby.

Hah, Bobby?

Buru buru Desi membuka pesan itu. Siapa tahu Bobby mau minta maaf atau menjelaskan DIY tidak ada hubungan dengan Wulan, kan?. Dan lihat....! ini justru lebih parah!

"Lan, besok kamu temenin mas ya setelah tes. Kita cari cincin tunangannya. Oke, cantik? "

Lemas! Rasanya Desi sudah tidak mampu lagi berjalan mencapai kasur empuk itu. Segera Desi mencabut baterai hapenya. Malas sekali kalau Dia mendapat SMS dari Bobby. Paling cuma "Maaf Desi.... salah kirim".

Ya allah, jadi mereka akan segera tunangan? Secepat itu? Aku tak akan kuat kuliah dan tinggal di rumah ini jika Wulan akan bertunangan dengan orang yang begitu kucintai. Cinta pertama ku

"Apa ini? Luka baru lagi? Bahkan belum kering luka yang kemarin. Kamu memang tak pernah bisa kumengerti".Yang hanya menghadirkan luka, tapi membuatku takkan bisa lupa....

" Astaghfirullah! Kenapa terkirim ke Desi???Aku harus apa? "Dia bisa makin sakit hati padaku. Melihat dia membendung air mata tadi siang saja, rasa bersalahku belum hilang. Apalagi ini.... Saat dia tahu aku mengajak Wulan membeli cincin pertunangan? bodoh bodoh"

Bobby mencoba menghubungi Desi untuk sekedar memastikan apakah gadis itu baik baik saja, tapi hasilnya nihil. Hanya terdengar sahutan dari operator. Pasti Desi sangat terpukul sekarang, Bobby merasa sangat berdosa pada gadis setulus itu

Hampir pukul sebelas malam. Sejak tadi Desi mencoba memejamkan mata, yang muncul hanya bayangan Bobby.

Ya Rabb, kenapa harus dia? Aku ingin melupakannya, dia bukan milikku. Aku tak ingin menyakiti Wulan dengan kebodohan yang sudah lebih dulu menyakitiku. Memang tak seharusnya aku mencintai Bobby sedemikian rupa.

Astaghfirullahaladzim.....

"Bob, Bobby, tunggu"

Desi buru buru memarkirkan motornya dan mengejar Bobby

"Bob, ini...... " Desi menyodorkan kotak makan berwarna pink kenapa Bobby'.

"Apa? "

Bobby mengangkat sebelah alisnya, tampak bingung.

"Untuk kamu sarapan .Aku masak sendiri loh"Mata Desi tampak berbinar penuh kebahagiaan

" Aku udah sarapan "Bobby melangkah lagi.

" Bob, tunggu! Setidaknya terima dulu... aku udah buat ini buat kamu "

"Oke, terima kasih".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!