Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Akhirnya mereka berada di ruko milik Antoni, ruko tiga tingkat tempat untuk pemasaran properti miliknya. Sebenarnya setelah dari restoran fast food itu mereka akan menonton film, namun setelah melihat keadaan Antoni yang begitu rapuh Inka berinisiatif untuk mengunjungi tempat kerja Antoni. Ia meminta agar pria itu mengikuti keinginan nya.
"Menangislah kak, aku tahu kau selama ini menanggung banyak beban dan sekarang sudah saatnya melepaskan segala rasa kecewamu... " Inka tanpa ragu memeluk pria itu. Dibalik sosok Antoni yang dingin sebenarnya ia seorang kakak yang bertanggung jawab dan hangat dengan keluarga nya. Dan inilah sifat Antoni yang lain, saat ini pria itu terlihat cengeng.
Antoni mendekap Inka tanpa ragu, menangis dengan caranya. Walaupun malu ia hanya ingin menumpahkan perasaan nya hari ini.
"Menangislah agar kakak merasa tenang. " Inka menepuk punggung pria nya dengan lembut. Namun sesaat kemudian ia mulai usil. Tangan nya mulai meraba ke pinggang Antoni, menggelitikin pria itu.
"Kau itu usil sekali. " Antoni mengurai pelukan nya lalu menyusut airmata serta merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Hangatnya saat dipeluk. " Inka memeluk kembali pria itu tanpa malu bahkan lebih erat. Lalu menguraikan pelukan lagi, tangan nya tak mau diam meraba dada Antoni, otot kekar dan lekukan perut atletisnya yang seperti roti sobek.
"Apaan sih, Ka. " Antoni risih dan tentu saja membuat dirinya merinding karena sentuhan gadis itu. Ia pria normal, dengan cepat menurunkan tangan Inka dari tubuh nya.
"Kenapa kakak begitu s*xy.... "Rasa suka nya begitu besar pada Antoni, niat untuk melupakan pria itu musnah sudah. Lagi-lagi Inka jatuh cinta dengan pria itu.
Antoni hanya tersenyum tanpa menjawabnya, ia membuka bungkusan putih berisi makanan dan minuman yang sempat dibeli sebelum mereka pulang.
" Kopi cappucino milikku dan ini es coklat milikmu. "
" Kue strawberry nya mana? "
"Ini tuan putri. " Antoni membuka satu kotak cake kesukaan Inka. Gadis itu banyak membeli makanan, mau heran tapi inilah Inka si tukang makan.
"Kakak, kau harus bekerja keras karena jiwa belanja ku begitu besar. " Ucapnya sambil mengunyah
"Aku tahu. "
"Kau harus banyak uang saat menikah denganku karena aku si ratu shopping. " Jiwa matre nya kembali lagi
"Iya, aku tahu. " Antoni menggulum senyum
"Kau tidak protes kalau aku matre dan akan menghabiskan uangmu? " Inka selalu heran karena Antoni selalu berkata iya untuk nya.
" Aku akan berusaha untuk selalu mengabulkan apapun keinginan mu agar kamu bahagia. "
Inka senyum-senyum seperti gadis bucin lain nya saat digombali seorang pria. Meleleh. Entah kenapa rayuan Antoni seperti angin sejuk baginya. Dan ia selalu menyukai itu.
" Ah, kakak aku benar-benar mencintaimu. " Inka reflek memeluk Antoni lagi dan mencium pipi pria itu. Kesempatan.
Antoni juga pria normal yang punya hasrat saat bersama orang yang dicintai, ia mencium bibir Inka dan menikmati nya. Gadis itu pun membalas walaupun terkesan kaku.
"Sudah.. Sudah... Aku kehabisan oksigen. " Inka menghirup udara kuat-kuat setelah adegan itu selesai. Antoni hanya tertawa keras melihat Inka yang seperti sakit asma.
"Masih amatiran. " Ejek Antoni
"Iya deh si paling suhu! " Balas Inka
"Kakak, kau terkesan biasa-biasa saja pasti dulu kau sering kan mencium mantan mu? " Tanya Inka dengan penuh selidik, bahkan sorot mata nya seolah menghakimi.
Antoni hanya menggulum senyum sembari mengusap tengkuknya , bingung apa yang mau dikatakan pasti ujung-ujungnya dia yang salah dan meminta maaf.
" Tuh kan diam, berarti benar! " Matanya terlihat kesal
Antoni menghela nafasnya, lalu ia merengkuh Inka dan mencium bibir gadis itu lagi. Kali ini Inka mulai menikmatinya.
" Sekarang aku milikmu. " Bisik Antoni mengusap garis bibir Inka setelah adegan itu. Dan tampaknya gadis itu malu-malu, merona merah.
" Semoga enam lagi aku bisa menikahimu ,Ka. "
"Hah... E... enam bulan lagi. " Inka sedikit syok saat mendengarnya
"Kakak janji, setelah proyek ini lancar kita segera nikah. Aku tidak mau menunggu lama, takut khilaf. "
" Kenapa mendadak sekali, ayah bilang dalam satu tahun. "
"Kakak pria normal , berdekatan dengan mu seperti ini membuatku panas dingin. Takut hasratku tersalurkan dengan cara yang salah. Lebih baik kita menikah. "
"Umur kakak juga sudah matang, kau lihat Raffa saja sudah punya anak dua sedangkan aku masih membujang. "
Inka tergelak tawa, memang benar apa yang dikatakan Antoni. Kakaknya sudah berkeluarga dan memiliki anak, sedangkan Antoni masih sendiri. Umur mereka hampir sama namun nasib berbeda.
"A.. Aku akan bilang ke mama kak. "
" Ya bilang ke mama sana, bilang saja kau sudah tidak tahan dengan pacarmu yang sexy dan athletis ini. "
"Apaan sih malah bercanda! Mana ada seperti itu! "
Antoni tergelak tawa melihat wajah Inka yang ditekuk ,lucu.
"Kenapa diam? " Antoni melirik Inka yang tadi berisik kini hanya melamun.
"Aku hanya berfikir pasti mama dan ayah akan kesepian jika aku menikah. Inha ikut Om Richi, Mas Raffa dan mbak Kinan punya rumah sendiri, Alif di Bogor bersama Anggrek, hanya ada mas Fafa yang sering nengokin mama karena kebetulan rumah nya masih satu komplek. "
"Jika aku menikah dan ikut denganmu mama pasti kesepian. " Mata Inka mulai berkaca-kaca membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya.
"Apa kakak mau tinggal di rumah kami agar aku bisa nemenin mama. "
" Aku tidak mungkin tinggal di rumah itu Ka, malu. Aku akan berusaha mencari rumah terdekat dari nyonya dan tuan agar kamu bisa mengunjunginya setiap waktu. Tapi untuk tinggal bersama disana seperti nya aku tidak bisa. "
"Tapi harga rumah di dekat mama sangat mahal. " Inka pesimis
"Kita bisa nabung dulu, setelah terkumpul kita cari rumah terdekat. Akan kakak usahakan untuk mu. "
"Tinggal di rumah mama saja ya, kita hidup disana. " Inka mencoba untuk membujuk Antoni
"Tidak Inka, kakak tidak mau! "
"Kasihan mama kak, kalau mama sakit gimana. Inka khawatir. "
Antoni menghela nafas nya, perdebatan ini tak akan menemui jalan keluar. Inka masih keras kepala dan Antoni pun masih kekeh dengan keputusan nya.
"Aku laki-laki masa tinggal di rumah mertua, malu Ka dikira numpang hidup dan dikira tidak bisa beli rumah untuk mu. "
" Tapi mama dan ayah tidak ada pemikiran seperti itu, menantu adalah anak. "
"Kakak tahu, itu bagi orangtua mu bukan yang lain.Malu sayang."
"Sudahlah, aku pulang saja. Malas bicara dengan kakak! " Inka ngambek ia pergi dengan taxi walaupun Antoni sudah berteriak agar mau menunggu nya.
wkwkkwkw
🤭🤭